Guru Yang Suka Kentut Sembarangan
Kentut itu manusiawi sekali.Kalau kentut tidak sembarangan itu wajar,tapi kalau kentut sembarangan namanya kurang ajar.Kalau saya suka yang mana?,he he,saya itu suka dua-duanya.
Kentut itu nikmat sekali.Makanya saya sangat mensyukuri kalau saya bisa kentut.Kalau tidak bisa kentut itu berbahaya,karena itu suatu pertanda bila kita mempunyai penyakit.Obat tak bisa kentut terkadang tidak murah,bahkan kadang harus sampai diobati di meja operasi.
Kalau pas di rumah sendiri,saya senang sekali bila kentut saya bersuara nyaring.Suaranya itu bisa memecah kesunyian saat sendiri.Kalau bau juga dinikmati sendiri,toh kentutnya produksi sendiri.(He he,jorok banget ya saya ini,ngomongin kentut kok di blog yang bisa dibaca oleh semua orang).
Masalah kentut memang bagai buah simalakama.Kalau kentut sedang sendiri atau jauh dari orang lain mungkin tak apa,karena kita sendiri yang merasakan sensasinya.Kalau kentut di dekat orang lain itu bisa berbahaya,bahkan bisa menimbulkan masalah dan malapetaka.Saya sendiri pernah merasakannya,baik sebagai pelaku atau korban kentut di dekat orang lain.
Sebagai guru,saya juga tak terlepas dari yang namanya kentut dan permasalahannya.Di kelas,di kantor atau tempat lainnya saya suka sekali kentut.Kalau sedang sendiri saya bisa kentut secara bebas.Tapi kalau pas ada orang lain,saya harus kentut secara berhati-hati dan jangan sampai membuat pendengaran dan penciuman orang lain ternodai.
Suatu hari saya pernah mengajar di sebuah sekolah.Saat sedang menulis di papan tulis saya kentut tanpa bersuara.Saya pikir kentutnya tidak berbau.Tiba-tiba seorang murid berceloteh kalau dia mencium bau yang aneh.Anak-anak murid sepakat kalau itu adalah bau kentut.Tapi mereka hanya berbisik-bisik saja.Maklum,sumber baunya berasal dari depan kelas di mana saat itu saya sedang berdiri.Saya sangat menyesal namun bercampur geli.Nyuruh murid jangan kentut sembarangan,sementara saya malah kentut di tempat yang begitu strategis saat di depan kelas.Terlalu.
Di kesempatan lain saat study tour ke Yogyakarta saya mengobrol dengan seorang murid perempuan dengan begitu asiknya.Kami berdua cekikikan karena membahas cerita yang lucu.Tiba-tiba murid saya memainkan hidungnya dan segera menutupnya rapat-rapat.Dia bilang kalau dia mencium bau kentut.Rupanya saya melepaskan kentut saya dengan level delapan yang begitu bau.Ketika saya sadar dan segera meminta maaf,dia langsung lari sambil tertawa dan pergi menghindar dari saya.
Sejak dua kejadian itu saya berjanji akan menjaga kentut saya dengan sepenuh hati.Sampai sekarang saya selalu berhati-hati kalau mau kentut,apalagi kalau sedang mengobrol atau sedang di dalam kelas,takut menodai penciuman para murid yang sedang serius belajar.Kalau masih bisa ditahan saya tahan,tapi kalau sudah tak tahan saya keluar sebentar untuk melepaskan beban.Tapi kalau tak sempat keluar ya terpaksa juga saya lepaskan di dalam kelas.
Kentut,kentut,entah berapa orang yang sudah saya nodai pendengaran dan penciumannya dengan kentut saya yang dahsyat ini.