Kamis, 22 Desember 2016
Sumur Jimat Tuk Karangsuwung
Selasa, 20 Desember 2016
Masa Muda dan Masa Tua Mbah Raden Ardisela
Mbah Raden Ardisela,Sang Pemimpin dan Pejuang
Minggu, 18 Desember 2016
Mbah Raden Ardisela dan Jabatannya
Jumat, 09 Desember 2016
Menguak Misteri Nama Mbah Raden Ardisela yang Sebenarnya
Mbah Raden Ardisela dan Pesantren-Peantren di Cirebon Timur
Sabtu, 22 Oktober 2016
Guru Culun Dan Murid Polos
Guru Culun Dan Murid Polos
Pindah ke Cirebon,ganti suasana juga ganti keadaan.Terakhir mengajar di Bogor,saya mengajar anak-anak sma yang penuh dinamika dan romantika.Anak-anak yang sudah mengerti cinta dan segala seluk beluknya.Di Cirebon kembali saya harus mengajar semua usia,mulai anak-anak hingga orang tua.
Anak-anak yang polos yang kadang membuat saya jadi baper alias bawa perasaan.Mereka yang kadang bicara semaunya dan berfikir omongannya tak berpengaruh apa-apa.Untunglah,sebagai seorang bujangan lapuk saya sudah terbiasa dengan aneka problematika perjombloan.Jadi omongan apa saja sudah tak terlalu berpengaruh untuk kehidupan saya.Yang penting senang dan tak kehabisan uang.
Sekali waktu ada anak yang bertanya tentang usia saya,saya jawab usia saya seusia ayah atau uwak kamu,jadi tanya saja ayahmu berapa usianya.Setelah pulang,keesokan harinya dengan senyum sumringah anak itu menyebutkan usia saya,usia yang tentu saja tidak lagi muda untuk ukuran jomblo pada umumnya.
Di lain waktu ada anak yang bertanya pada saya,kenapa setua ini saya belum menikah,katanya saya aneh.Seusia saya di mana orang lain sudah menikah dan mempunyai anak yang sudah besar,saya malah masih betah sendiri.Saya jawab sekenanya saja dengan jawaban suka-suka yang gak ada hubungannya dengan pertanyaan.He he,kalau dipikir-pikir,benar juga tuh omongan anak.Saya memang aneh,tapi sayangnya tidak ajaib.
Ya,begitulah kalau guru culun bertemu murid polos,omongan yang tidak penting jadi keluar semua.Karena pertanyaannya tidak penting,maka jawabannya juga tidak penting.Kata pepatah sih sebelas dua belas.Sebenarnya nulis kisah ini juga tidak penting,tapi karena tak ada bahan menarik yang bisa ditulis,maka saya menulis kisah yang tidak penting ini.
Sabtu, 17 September 2016
Mimpi Tinggal Di Dua Rumah Sewa Yang Membuat Susah
Mimpi Tinggal Di Dua Rumah Sewa Yang Membuat Susah
Beberapa kali saya pernah bermimpi tentang rumah sewa.Dalam mimpi tersebut saya tinggal di dua rumah sewa sekaligus.Padahal saat itu saya hanya tinggal di satu rumah sewa.Karena tinggal di tempat yang berbeda,maka otomatis saya kesulitan untuk membayar kedua rumah sewa tersebut.Benar-benar mimpi yang menyebalkan,karena terjadi berulang kali dan benar-benar mengaduk emosi,walau itu cuma mimpi.
Dalam dunia nyata saya hendak pindah rumah,yaitu mau pulang kampung.Otomatis rumah sewa tersebut harus saya tinggalkan.Karena belum begitu yakin akan kehidupan di kampung halaman,maka mau tidak mau saya tinggalkan barang-barang saya di rumah sewa,dengan harapan apabila tidak betah di Kampung saya bisa kembali ke tempat semula.
Waktu tak bisa diputar ulang,ternyata arti mimpi tersebut adalah benar-benar pertanda bila saya akan mengalami kesulitan dalam membayar rumah sewa tersebut.Mau tinggal di kampung teringat akan kehidupan di kota yang serba mudah.Mau kembali ke kota rumah di Kampung juga tak bisa ditinggalkan begitu saja.Sementara kalau mau membawa pindah barang-barang ke kampung juga tak bisa,karena uang tabungan sudah ludes semua untuk memperbaiki rumah tinggal di kampung yang mau dijadikan rumah usaha.
Dalam mimpi,dalam nyata,susahmya benar-benar terasa.Dalam mimpi tak tahu jalan keluarnya,dalam dunia nyata juga sulit menyelesaikannya,karena ketika saya cari uang dengan cara berhutang ke sana kemari juga tidak dapat.Nasib,nasib.Sudah dikasih tahu tapi tidak mengerti,ya begini ini jadinya,pusing tujuh keliling.Pindah ke kota tidak mungkin,tinggal di kampung rasa pusing.
Selasa, 13 September 2016
Rumah (Keraton) Raden Rangga Nitipraja
Minggu, 11 September 2016
Sahabat Terbaik Adalah Uang (Harta)?
Sahabat Terbaik Adalah Uang (Harta) ?
Hem,saya menulis ini karena pengalaman saya saat saya punya uang dan tidak punya uang.Saat punya uang,semua terasa lebih indah dan gampang.Saat tak punya uang,semua terasa suram dan kelam.He he,lebay ya?,tapi memang begitulah yang saya rasakan.
Berulang kali saya jatuh bangun,antara punya uang dan tidak punya uang.Saat punya uang teman menghadang,saat tak punya uang teman menghilang.Dan itu terjadi berkali-kali.Sakitnya tuh di sini (sambil pegang saku yang tepos karena uangnya tak ada).
Uang,uang,uang.Benar-benar benar apa kata pepatah itu.Ada uang banyak yang mengaku saudara,tak ada uang tak ada yang mau mengakui sebagai saudara.Eh,tapi sebentar,pikir-pikir saya itu jarang punya uang,jadi ya hanya sedikit teman yang saya punya.Nasib atau mungkin bawaan lahir,itumah dg alias derita gue.
Tapi untunglah,walau jarang punya uang saya itu mempunyai kakak adik yang baik hati,juga saudara saudari yang begitu perduli.Mereka selalu membantu saya ketika tak punya uang.Tak perlu kode-kode tertentu,tanpa meminta pun mereka suka memberi.Maklum saja,di keluarga kami memang ada tradisi untuk saling memberi.Tak harus banyak,yang penting ikhlas dan saling perduli.
Kapan saya punya uang?,dipikir-pikir ya jarang. Punya uang juga selalu pas-pasan saja,ya pas gajian itu.
Saat tak punya uang itu rasanya sedih sekali,sampai-sampai saya berfikir jika uang adalah sahabat terbaik.Ya,sahabat terbaik adalah uang.Dengan uang mau apapun gampang.Uang atau harta,itu yang banyak dipuja oleh manusia,termasuk oleh aku ini.Tapi sepertinya uang tak mau berteman dengan saya,jadilah saya seperti ini,hidup tanpa uang.Dari sini saya tidak yakin jika sahabat terbaik adalah uang,karena uang sendiri tidak mau bersahabat dengan saya.
Bacanya jangan serius sekali ya,karena saya juga menulisnya tidak pakai kata serius.
Raden Rangga Nitipraja,Sang Panglima Perang
Minggu, 04 September 2016
Raden Gula (Raden Abdullah Raksa)
Kamis, 01 September 2016
Persahabatan Mbah Raden Ardisela dan Raden Dikrama
Sabtu, 27 Agustus 2016
Pesantren Roudlotul Hidayah (Sindang Laut-Cirebon)
Senin, 15 Agustus 2016
Makam K.H Abdul Jamil dan Para Kiai Pesantren Buntet
Selasa, 09 Agustus 2016
Pesantren Pamijen (Sampih-Cirebon)
Jumat, 05 Agustus 2016
Pesantren Assalafiah Darussalaf (Dongkol-Asem)
Kamis, 04 Agustus 2016
Rumah Mbah Raden Ardisela
Tak ada sisa-sisa bangunan rumah yang bisa ditemukan di tempat yang dulu merupakan kediaman Mbah Raden Ardisela tersebut.Hal ini dikarenakan rumah Mbah Raden Ardisela adalah rumah pribadi,di mana ketika beliau wafat otomatis rumahnya diwariskan kepada anak keturunannya.
Politik Mbah Raden Ardisela Ketika Melawan Penjajah Belanda
Mbah Raden Ardisela (28)
Selain menikah dengan Nyi Raden Syatariah dan bertempat tinggal di Tuk Karangsuwung,Raden Hasan Mudhofat juga menikah dengan wanita lain dan bertempat tinggal di luar Tuk Karangsuwung.Dari perkawinannya ini Raden Hasan Mudhofat dikaruniai beberapa anak,di antaranya Raden Usman (Astanajapura,Cirebon),dan Raden As'ad (Sukamandi,Subang).
Selasa, 02 Agustus 2016
Pertemuan Mbah Raden Ardisela dan Harimau Cimandung
Senin, 01 Agustus 2016
Tempat Kelahiran Mbah Raden Ardisela
Kamis, 28 Juli 2016
Meminta Rizki Yang Berkah
Meminta Rizki Yang Berkah
Namanya hidup,setiap makhluk hidup terutama manusia pasti tak lepas dari yang namanya Rizki.Hampir setiap manusia menginginkan Rizki,tak hanya sedikit tapi seringkali meminta dalam jumlah yang banyak dan berlebih.
Rizki yang banyak apalagi sampai berlebih itu memang asik dan enak.Banyak hal yang kita bisa dapatkan atau kita nikmati.Dengan Rizki yang banyak kita bisa mencukupi aneka kebutuhan kita,mulai dari kebutuhan primer,sekunder hingga tersier.Dengan Rizki yang banyak kita bisa melakukan banyak hal,sekalipun dengan biaya yang tidak sedikit untuk memperolehnya.
Rizki yang banyak apalagi berlebih itu !e!yang asik dan enak.Makanya hampir semua orang ingin mempunyai rizki yang banyak dan berlebih.Berbagai macam cara pun dilakukan agar bisa mendapatkan rizki yang banyak dan berlimpah.Tak hanya dengan usaha halal,terkadang usaha harampun dilakukan demi mencapai apa yang diinginkan.
Betulkah rizki yang banyak dan berlebih itu asik dan enak?,betulkah dengan rizki yang banyak kita bisa memperoleh banyak hal?.Jawabannya pasti iya.Tapi betulkah rizki yang banyak dan berlebih itu bisa mendatangkan kedamaian hidup?.Jawabannya tentu saja tidak.Terkadang rizki yang banyak tak selalu mendatangkan kedamaian dalam hidup karena rizki yang diperoleh dan dimiliki tidak ada keberkahan di dalamnya.
Rizki yang bisa mendatangkan kedamaian dalam hidup adalah rizki yang berkah,yaitu rizki yang didapat dengan cara halal,digunakan untuk keperluan halal,digunakan untuk kepentingan yang bernilai ibadah,juga yang diterima dengan rasa ridho dan ikhlas.
Sedikit atau banyak,rizki yang berkah akan mencukupi.Sedikit atau banyak rizki yang berkah akan mendatangkan kebaikan.Sedikit atau banyak rizki yang berkah akan mendatangkan kebahagian ydi dunia dan akhirat.Rizki yang berkah tergantung kepada orang yang memilikinya.Bagaimana kita mendapatkannya,bagaimana kita menggunakannya.
Meminta rizki yang banyak memang tidak dilarang,tapi meminta rizki yang berkah itu lebih utama.Rizki yang banyak namun tidak berkah hanya akan mendatangkan bencana,rizki sedikit ataupun banyak asal berkah pasti mendatangkan bahagia.Seberapapun banyaknya rizki kita,bila tidak berkah tak akan membuat kita tenang.
Dulu saya juga sering meminta rizki yang banyak dan berlimpah,karena saat itu saya beranggapan kalau orang yang mempunyai harta banyak atau berlimpah itu hidupnya akan bahagia.Tapi kalau sekarang saya hanya meminta rizki yang berkah,karena ternyata rizki yang berkah lah yang bisa mendatangkan bahagia yang sesungguhnya.Hal ini sudah dialami oleh banyak orang yang saya temui.Orang yang mempunyai rizki yang berkah itu dijamin bahagia,sedikit ataupun banyak tak jadi masalah,yang penting bisa mendatangkan kebaikan.
Minggu, 24 Juli 2016
Sedekah Secara Terang-Terangan
Sedekah Secara Terang-Terangan
Sedelah secara terang-terangan itu berat sekali karena banyak sekali godaannya juga cobaannya.Godaan dan cobaan itu tak hanya datang dari dalam diri sendiri tetapi juga dari luar,baik itu dari syetan maupun manusia lainnya.Makanya banyak orang yang memilih sedekah secara sembunyi-sembunyi,sesuai dengan hadist Nabi Muhammad saw.
Salahkah sedekah secara terang-terangan?,tentu saja tidak.Secdekah secara samar atau secara sembunyi-sembunyi itu sama baiknya,yang penting niat di hatinya.Yang penting saat sedekah itu jauhkan diri dari sifat Riya,sum'ah,ujub,atau takabur.
Sedekah secara terang-terangan itu bukan hal mudah,karena kita harus bisa melawan semua sifat buruk yang ada dalam diri kita.Tapi sedekah secara terang-terangan itu banyak faedahnya,pahala juga bisa jadi berlimpah-limpah.Faedah dan pahala yang didapat akan berlimpah jika sedekah yang dilakukan itu dilakukan dengan ikhlas sekaligus untuk mengajak orang lain untuk turut serta melakukan sedekah seperti yang dilakukan oleh kita.
Berikut hal-hal yang perlu di perhatikan saat kita melakukan sedekah secara terang-terangan.
Riya (berharap pujian)
Sedekah secara terang-terangan itu rawan dengan pujian orang.Kalau tidak waspada bisa-bisa kita justru berharap pujian dari orang lain tersebut.Yang semula berharap ridho Allah SWT saja terkadang bisa berbelok mengharap pujian orang,lebih-lebih yang niat awalnya sudah berharap pujian dari orang.Yang terpenting adalah luruskan niat,karena semua amal ibadah kita hanya berharap ridho Allah SWT.
Sum'ah (berharap popularitas)
Riya dan sum'ah itu saling berkaitan.Kalau Riya berharap pujian,maka sum'ah berharap kepopuleran atau ketenaran.Memang tak sedikit orang yang berharap namanya dikenal oleh banyak orang.Semoga yang bersedekah tidak tergoda untuk menjadi populer di kalangan masyarakat umum karena sedekahnya.Sedekah karena Allah,untuk Allah.Karena kekayaan yang kita miliki juga berasal dariNya.
Ujub (bangga)
Ujub atau bangga terhadap diri sendiri.Karena merasa bisa bersedekah seseorang malah datang sifat ujubnya.Apalagi setelah melihat sedekahnya lebih banyak atau lebih sering dari sedekah orang lain.Bangga kalau dirinya bersedekah,bangga kalau dirinya kaya,dan lain sebagainya hingga melupakan karunia Allah SWT.
Takabur (sombong)
Sifat sombong adalah sifat yang paling dibenci oleh Allah SWT,semoga kita semua dijauhkan dari sifat ini.Jangan sampai Sedekah kita itu malah mendatangkan kesombongan pada diri kita,memandang orang lain lebih rendah dari kita,melihat orang lain tidak lebih baik dari kita,naudzubillah mindzalik.Sedekah itu tujuan utamanya untuk menolong orang lain atau turut serta dalam menegakkan ajaran Agama Islam.S semoga kita semua dijauhkan dari sifat sombong ini.
Khouf (ketakutan)
Ternyata takut dalam bersedekah secara terang-terangan juga kerap kali datang pada orang yang hendak melakukan sedekah secara terang-terangan.Bisa jadi takut menjadi riya,sum'ah,ujub atau takabur.Atau bisa juga karena takut mendapat cap dari orang lain atau masyarakat bila kita adalah orang yang suka pamer,sombong,dan lain sebagainya.
Sedekah secara sembunyi-sembunyi itu baik,sedekah secara terang-terangan juga baik.Semua kembali kepada niat masing-masing orang yang bersedekah.
Semoga saat kita bersedekah selalu diniatkan karena Allah SWT,bukan karena makhluk ciptaanNya.Mengharap dan mendapat ridho Allah itu lebih indah dibandingkan mengharap dan mendapat pujian dari makhluk ciptaanNya.
Rabu, 13 Juli 2016
Makam Buyut Demang Dan Makam Sanga (Kanci Kulon Cirebon)
Makam Mbah Kiai Said Gedongan
Makam Mbah Kiai Said Gedongan
Mbah Kiai Said adalah seorang ulama atau Kiai yang merupakan pendiri Pesantren Gedongan.Walau beliau telah lama tiada,namun pesantren yang didirikannya tersebut masih berdiri dan berkembang hingga sekarang.
Semasa hidupnya Mbah Kiai Said dikenal sebagai seorang ulama yanggoat dan tekun dalam menyebarkan ajaran agama Islam sekaligus pejuang yang gigih melawan Penjajah Belanda.B eliau sendiri merupakan keturunan dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Makam Mbah Kiai Said terletak di Gedongan,Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon,Jawa Barat.Letak makamnya berada tak jauh dari pesantren yang didirikannya.Hampir setiap hari makamnya selalu ramai diziarahi oleh banyak orang,terutama oleh para santri dan alumni Gedongan.
Makam Mbah Kiai Said terbilang bersih dan rapi karena memang dirawat oleh keluarga dan keturunannya,di mana perawatan sehari-harinya diserahkan kepada seorang juru pelihara.Bangunannya sendiri terbilang sederhana,hanya bangunan terbuka dengan atap dan tembok yang tidak terlalu tinggi.
Pesantren Gedongan Ender-Cirebon
Minggu, 10 Juli 2016
Makam Pangeran Muhamad (P.Luhung/Luwung)
Rabu, 06 Juli 2016
Berlebaran Di Keraton Cirebon
Berlebaran Di Keraton Cirebon
Bagi sebagian orang yang mudik ke Cirebon pasti sudah banyak yang tahu tentang kebiasaan berlebaran di Keraton Kasepuhan,Kanoman dan Kacirebonan.Saat lebaran atau sehari setelah lebaran,biasanya para Sultan di Keraton-keraton yang ada di Cirebon selalu mengadakan silaturohim dengan masyarakat umum.Semua orang bisa datang dan bertemu dengan Sultan dan keluarganya.
Walau bukan pejabat publik seperti presiden,gubernur,walikota atau bupati,ajang silaturohim yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan open house yang dilakukan oleh para sultan di Cirebon ini tetap ramai dikunjungi oleh masyarakat umum.Tak hanya bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya saja,tapi juga bagi masyarakat umum dari luar Cirebon.
Ajang silaturohim antara para Sultan dan masyarakat umum ini sudah berlangsung selama ratusan tahun.Hingga saat ini ajang silaturohim ini tetap terselenggara dan selalu dipadati oleh masyarakat banyak,mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia.
Seperti ajang silaturohim yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya,masyarakat yang datang ke Keraton Kasepuhan,Kanoman dan Kacirebonan akan bersalam-salaman dengan para Sultan,keluarga,dan masyarakat lainnya.Terkadang aneka makanan tradisional atau makanan khas Cirebon juga tersedia.
Waktu bersilaturohim dengan para Sultan memang tidak lama dan hanya berlangsung beberapa jam saja.Bagi yang datang setelah acara silaturohim tetap bisa berkunjung ke Keraton,karena Keraton-keraton di Cirebon ini terbuka untuk umum dari pagi hingga sore hari.Walau tak bisa bersilaturohim,para pengunjung bisa melihat-lihat bangunan dan benda-benda bersejarah peninggalan masa lalu yang sudah berusia ratusan tahun,yang terdapat di keraton-keraton tersebut.
Senin, 27 Juni 2016
Djunaedi Oh Djunaedi
Djunaedi Oh Djunaedi
Tahun 2012 ayah saya yang bernama Djunaedi meninggal dunia dengan tenang karena sakit.Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di rumah kakak saya yang bernama Siti Maesaroh.
Ketika tulisan ini ditulis,beliau sudah meninggalkan dunia ini selama empat tahun,karena sekarang adalah tahun 2016.Sudah lama tapi tak terasa,seperti baru kemarin saja.
Empat tahun bukanlah waktu yang cepat,tapi juga belum terlalu lama.Tapi semenjak kepergiannya hingga saat ini,masih saja ada orang yang nyasar ke rumah mencari nama Djunaedi.Maksudnya Djunaedi yang lain,datangnya ke rumah ayah saya.
Beberapa bulan lalu ada tukang pos nyasar ke rumah,dan sekarang ada lagi yang nyasar.Yang dituju adalah Djunaedi tetangga kami yang kebetulan adalah guru,sama seperti profesi ayah saya.Saya sempat dibikin bingung jadinya,ketika tukang pos itu memberikan sepucuk surat untuk Djunaedi tanpa embel-embel nama lainnya.
Surat?,oh my God,alamrhum ayah saya mendapat surat.Dengan seksama saya periksa surat tersebut.Surat dari Taspen!,ayah saya yang sudah meninggal beberapa tahun itu dapat surat dari instansi pemerintah hingga membuat saya bertanya-tanya.Benarkah surat ini untuk ayah saya?.
Karena tidak yakin bila surat itu untuk ayah saya,akhirnya saya serahkan kembali surat itu ke tukang posnya.Tukang pos menjadi heran dan bingung.Akhirnya dia membuka surat tersebut dan meminta saya untuk membacanya.Di dalam surat itu tertulis masalah biaya anak yang biasa didapat oleh anak pegawai negri.Tapi anak-anak ayah saya sudah tua alias sudah tuwir semua.yang nulis blog ini saja sudah berumur 40 tahun.
Tiba-tiba saya kembali teringat bila di desa saya,Desa Tuk Karangsuwung itu ada Djunaedi lain yang berprofesi sebagai guru juga,ya,dia adalah Pak Djunaedi.Pak Junaedi yang satu ini lebih dikenal dengan sebutan Pak Edi.Akhirnya saya anweitahukan ke tukang pos itu kalau yang beliau maksud itu bulan Djunaedi ayah saya,tapi Djunaedi yang lain.
Djunaedi Oh Djunaedi,kenapa di desa saya ini begitu banyak orang yang bernama Djunaedi?.Gara-gara kejadian ini saya jadi teringat pada ayah saya,Djunaedi yang sudah lama meninggalkan kami anak-anak nya.
Minggu, 26 Juni 2016
Mbah Raden Ardisela (25)
Jumat, 17 Juni 2016
Wisata Bogor Barat
Sabtu, 04 Juni 2016
Sejarah Mbah Raden Ardisela
Mbah Raden Ardisela (7)
Karena yang pertama kali membuka kedua wilayah tersebut,maka di kemudian hari Mbah Raden Ardisela dikenal sebagai seorang pendiri Desa Karangsuwung dan Tuk Karangsuwung.
Minggu, 29 Mei 2016
Kiai Ardisela (9)
Selasa, 24 Mei 2016
Mbah Raden Ardisela
Sabtu, 21 Mei 2016
Makam Raja-Raja Islam Garisul-Jasinga
Tergoda Uang Kembalian Lebih
Tergoda Uang Kembalian Lebih
Entah sudah berapa puluh kali saya mendapat uang kembalian lebih,mulai dari nominal kecil sampai nominal yang besar.Hal sepele namun sebenarnya sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan,baik untuk orang yang memberikan kembalian atau juga saya yang mendapat kembalian.
Bisa dibayangkan kalau orang yang memberi kembalian tersebut sedang butuh sementara kembalian yang diberikan kepada kita lebih.Kalau sedikit mungkin tak terlalu berpengaruh,tapi kalau besae pasti akan besar juga pengaruhnya.Kalau jarang mungkin juga tidak terlalu bermasalah,tapi bagaimana kalau sering?.Orang yang mengembalikan kembalian lebih juga kan punya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.
Uang kembalian lebih tersebut sering saya dapatkan dari pedagang,supir atau kenek,tukang ojek,petugas loket,kasir dan lain sebagainya.Walau sedikit tapi terkadang menggoda,apalagi kalau banyak.Lebih-lebih kalau saya menerima uang kembalian lebih tersebut bertepatan saat saya sedang tidak punya uang alias sedang bokek.Benar-benar menggoda iman.Tapi syukurlah,hingga saat ini saya berhasil melewati godaan tersebut dan kembali mengembalikan uang kembalian yang lebih tersebut kepada orang yang berhak.
Sedikit atau banyak jika kita tahu uang kembalian yang kita terima itu lebih namun kita diam saja,pura-pura tidak tahu,atau justru memanfaatkan kesempatan tersebut,itu sama artinya kita mencuri uang milik orang lain.Naudzubillah min dzalik.Semoga saja kita dihindarkan dari hal-hal demikian,karena hal tersebut benar-benar merugikan orang lain.
Sedikit atau banyak,tetap saja namanya uang kembalian yang lebih adalah uang haram karena jelas-jelas bukan hak kita.Saat kita mendapat uang kembalian kurang juga terkadang kita menjadi kesal,marah,sedih,menggerutu,mencaci dan lain sebagainya.Hal itu jugalah yang dirasakan orang yang mengembalikan uang kembalian yang lebih kepada kita.Jadi jangan sekali-kali kita memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.