Mbah Raden Ardisela (14)
Raden Rustam atau Raden Ardisela adalah anak seorang demang,yaitu putra Mbah Raden Demang Bratanata yang masih keturunan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).Beliau dianugerahi kepandaian dan kecakapan dalam berbagai bidang,baik itu dalam bidang keilmuan,kemasyarakatan,politik,dan lain sebagainya.Hal ini tidak aneh lagi,karena sebagai anak seorang demang beliau mendapatkan pendidikan yang cukup baik dan memadai dari orangtuanya,baik itu dalam bidang pendidikan agama,seni,ketatanegaraan,atau ilmu-ilmu lainnya.
Saat muda Mbah Raden Ardisela termasuk orang yang suka berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya.Berkelana adalah termasuk hal yang juga sering dilakukan oleh leluhurnya seperti Pangeran Alas Ardisela,Pangeran Pakis dan Pangeran Sutangkara.Karangsuwung dan Tuk Karangsuwung adalah beberapa nama tempat yang pernah dibuka olehnya,setelah beliau mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya.
Setelah menikah dengan Nyai Maemunah (Nyai Muntreng),beliau diberi kepercayaan untuk memimpin sebuah wilayah di kawasan Sindanglaut dan sekitarnya sebagai demang.Jabatan demang ini beliau emban hingga usianya mendekati tua.Di kemudian hari jabatan demang ini diteruskan ke tangan menantu sekaligus keponakannya yang bernama Raden Rangga Nitipraja.Setelah dirasa cukup usia dan ingin lebih banyak berkecimpung dalam dunia dakwah,semua jabatan itu beliau tinggalkan.Karena hal ini pula yang membuat Mbah Raden Ardisela di kemudian hari lebih dikenal sebagai ulama atau kiai.
Di usia tuanya Mbah Raden Ardisela benar-benar habiskan waktunya untuk mendekatkan diri pada Allah swt dengan berkecimpung dalam dunia dakwah.Di dekat tempat tinggalnya sendiri ada beberapa lembaga pendidikan agama berupa pesantren yang dikelola olah para ulama seperti Mbah Muqoyim gurunya,atau Kiai Gozali menantu dari Mbah Muqoyim yang melanjutkan pesantren yang pernah didirikan oleh Mbah Muqoyim tersebut.Namun sayangnya,pesantren-pesantren tersebut sudah tak berdiri lagi di era tahun 1900 an karena berbagai macam sebab.