Selasa, 21 Agustus 2018

Bangunan Makam Mbah Raden Ardisela

Bangunan Makam Mbah Raden Ardisela

Makam Mbah Raden Ardisela dulunya sangat sederhana.Sebelum ada bangunan permanen,hanya ditutupi oleh bangunan yang terbuat dari bilik bambu.Seiring berjalannya waktu,makam Mbah Raden Ardiselapun akhirnya diberi tembok dari bata yang menyerupai bangunan rumah.Saat itu bangunannya berbentuk segi empat seperti sekarang namun dengan tembok berwarna putih dan atap genting yang tak bersusun seperti sekarang ini.Lantainya terbuat dari lantai ubin jaman dulu,bukan lantai keramik.Di depannya hanya ada bangunan selasar yang menghubungkan pintu masuk  menuju halaman utama di depan bangunan utama makam.

Sekitar tahun 1993 M,para keturunan Mbah Raden Ardisela,masyarakat Desa Tuk Karangsuwung,para ulama,dan peziarah melakukan perbaikan bangunan makam.Tidak semua keturunan Mbah Raden Ardisela setuju dengan pembangunan makam tersebut,sehingga ketika hendak dibangun,terjadi perdebatan panjang antara beberapa keturunan Mbah Raden Ardisela tentang perlu tidaknya pembangunan makam Mbah Raden Ardisela tersebut.

Yang pro berpendapat jika memang sudah seharusnya makam Mbah Raden Ardisela diperbaiki dan dipercantik,karena Mbah Raden Ardisela adalah seorang pemimpin,pejuang dan pendiri desa yang sudah selayaknya mendapatkan tempat yang layak.Sementara yang kontra berpendapat lebih baik uangnya digunakan untuk memperbaiki sarana ibadah,sarana pendidikan atau untuk tujuan lainnya demi memajukan masyarakat Desa Tuk Karangsuwung dan sekitarnya,yang saat itu masih terbilang kurang bila dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Karena yang pro terhadap pembangunan lebih banyak,maka mau tidak mau pembangunan makam Mbah Raden Ardisela pun berlangsung.Sebelum acara pemugaran,diadakan sebuah acara doa bersama yang dihadiri oleh masyarakat Desa Tuk Karangsuwung,Pesantren Buntet,dan orang-orang dari berbagai daerah yang mendukung pembangunan makam tersebut.

Hampir sebagian besar bangunan makam Mbah Raden Ardisela dirombak,mulai dari tembok,lantai,atap,dan halaman depan.Selain bagian makam yang terbuat dari batu bata yang sudah berusia seabad lebih,bagian lain yang tetap tidak dihilangkan adalah pintu tengah yang berukir.

Rabu, 01 Agustus 2018

Makam Ki Buyut Muhyi Kempek

Makam Ki Buyut Muhyi Kempek

Di Desa Kempek yang terkenal dengan pesantrennya ini terdapat sebuah makam yang usianya sudah cukup tua.Makam ini adalah makam Ki Buyut Kempek,sesepuh Desa Kempek.Beliau hidup seera dengan Pangerna Cakrabuana dan ada hubungannya dengan kisah Nyi Mas Gandasari yang saat itu diutus oleh Sunan Gunung Jati untuk menaklukkan Raja Galuh yang dikenal sakti dan tak bisa dikalahkan oleh utusan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati lainnya.

Makam Ki Buyut Kempek terdapat di dalam sebuah bangunan yang mirip rumah,dengan pintu dan jendelanya yang hampir tak ada bedanya dengan rumah biasa.Yang membedaknnya dengan rumah biasa lainnya,yaitu bangunan ini tepat berada di tengah-tengah pemakaman dan di dalamnya beirisi makam.Selain makam Ki Buyut Muhyi,di dalam bangunan tersebut terdapat juga makam istrinya yang bernama Nyai Pakungwati.(Ada kesamaan nama dengan putri Sunan Gunang Jati,tapi orangnya berbeda).

Hampir tiap hari makam Ki Buyut Muhyi selalu didatangi oleh para peziarah.Pada hari Kamis,Jum'at dan hari-hari besar umat Islam lainnya,makam Ki Buyut Muhyi akan semakin ramai.Puncak keramaian makam Ki Buyut Muhyi ini terjadi saat diadakan ngunjung buyut sekaligus sedekah bumi yang diadakan oleh masyarakat dan aparat desa setempat.Biasanya acara sedekah bumi ini diadakan bertepatan dengan awal musim tanam menjelang musim hujan,sehingga waktunya tidak tentu.

Makam Ki Buyut Muhyi ini berdekatan dengan makam para kiai Pesantren Kempek,tempatnyapun tak jauh dari Pesantren Kempek.Bila dari arah Bandung turun saja di pintu masuk Pesantren Kempek di Gempol,dari Indramayu atau Jakarta bisa turun di pintu masuk Pesantren Kempek di Pegagan,dan bila dari arah kota Cirebon,bisa turun di kedua tempat tersebut.

Makam Ki Buyut Muhyi,Kempek Palimanan