Minggu, 29 Mei 2016

Kiai Ardisela (9)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (9)

Makam Kiai Ardisela Indramayu

Kiai Ardisela semasa hidupnya kerap berdakwah secara berpindah dari satu kota ke kota lainnya.Kota yang beliau jadikan tempat berdakwah selain Cirebon adalah Kuningan,Majalengka dan Indramayu.Selain alasan berdakwah,alasan lainnya adalah berjuang melawan penjajah Belanda baik melaui pendidikan masyarakat maupun langsung berperamg dengan angkat senjata.


Di daerah Indramayu,tepatnya di Desa Sleman Kecamatan Sliyeg terdapat sebuah makam dengan nama Ardisela juga. Ada yang berpendapat jika ini adalah sebuah petilasan,namun ada juga yang berpendapat jika ini benar-benar makam yang berisi seorang ulama sekaligus pejuang yang bernama Ardhi Sela.Di desa ini orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Mbah atau Buyut Ardhi Sela.

Diketahui bila nama Ardisela memang tidak hanya merujuk pada satu orang saja,melainkan lebih dari satu orang dengan nama Ardisela yang hidup dalam masa yang tidak terlalu berjauhan,yaitu sekitar tahun 1700 an hingga 1800 an M.Makam yang ada di Sleman Kecamatan Sliyeg Kabupaten  Indramayu tersebut bisa jadi memang makam Ardisela,namun bukan merujuk pada Mbah Raden Ardisela atau Raden Rustam Bin Demang Bratanata.

Makam Mbah Raden Ardisela atau Raden Rustam sendiri ada di Desa Tuk Karangsuwung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.Di desa ini pula banyak terdapat anak keturunan Mbah Raden Ardisela dari istrinya yang bernama Nyai Muntreng,baik dari anak perempuannya yang bernama Nyi Mas Aras maupun Nyi Mas Aris.

Beberapa sumber menyebutkan jika makam yang berada tak jauh dari Kota Jati Barang ini adalah makam Kiai Ardisela,ulama,pejuang,dan guru kanuragan para laskar Ardisela dan santri-santri lainnya.Di sini nama Kiai Ardisela lebih dikenal dengan nama atau sebutan Buyut Ardhi Sela.

Selasa, 24 Mei 2016

Mbah Raden Ardisela

Nama dan Gelar Mbah Raden Ardisela 

Ardisela,nama yang tidak panjang namun mempunyai sejarah panjang dalam perjuangannya demi memperjuangkan bangsa dan negara juga agama Islam.Di Keraton Kasepuhan Cirebon beliau tercatat bukan bernama Raden Ardisela,melainkan nama lain,yang jelas beliau adalah putra dari Mbah Raden Demang Bratanata,adik dari Mbah Raden Arungan dan Nyi Raden Katijem.

Dari zaman dahulu hingga sekarang banyak orang yang menyebut namanya dengan sebutan Pangeran Ardisela,hal ini karena beliau memang berasal dari Keraton Cirebon.Saat itu banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang berpengaruh,memimpin sebuah wilayah,keturunan sultan dan berasal dari keraton biasa disebut dengan gelar pangeran,walau gelar sebenarnya adalah raden.Sementara pendapat lain menjelaskan bila gelar awalnya adalah Raden dan gelar pangeran ini didapatnya karena beliau berhasil menduduki jabatan yang lebih tinggi di Kesultanan Kasepuhan Cirebon.Pendapat lain mengatakan gelar Pangeran ini disematkan kepadanya karena beliau dikenal sebagai pemimpin perang atau panglima pasukan saat berperang melawan penjajah.Sementara di catatan keluarga besar Mbah Raden Ardisela sendiri ada yang menulis Raden Ardisela,ada juga yang menulis Pangeran Ardisela.

Raden Ardisela sendiri semula hanya bergelar raden karena beliau adalah keturunan ke enam dari Panembahan Ratu kedua (Panembahan Girilaya),dari anaknya yang bernama Pangeran Alas Ardisela.Panembahan Girilaya sendiri merupakan Sultan Cirebon terakhir sebelum Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua,yaitu kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman.Pemakaian gelar ini memang harus memenuhi peraturan tertentu,karena berkaitan dengan keturunan dan jabatan.

Sekitar tahun 1800 an,Belanda yang semakin menguasai Kesultanan Cirebon memang membatasi jumlah pemberian gelar pangeran kepada para bangsawan Kesultanan Cirebon,sehingga tak sedikit dari para bangsawan Cirebon yang hanya bergelar raden,walaupun mereka anak cucu atau keturunan sultan.

Raden Ardisela biasa disebut juga dengan nama Mbah Ardisela atau Kiai Ardisela,karena selain sebagai pemimpin wilayah atau demang di Sindanglaut  beliau juga dikenal sebagai seorang ulama.Sekarang ini beliau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Ardisela,karena demikianlah sebutan yang biasa diberikan kepada orang tua sebagai ucapan penghormatan atau panggilan sopan seorang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua,baik kepada orang yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia.

Sabtu, 21 Mei 2016

Makam Raja-Raja Islam Garisul-Jasinga

Makam Raja-Raja Islam Garisul-Jasinga

Di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor terdapat sebuah areal pemakaman tokoh-tokoh Islam yang berjasa dalam penyebaran ajaran agama Islam di Kabupten Bogor dan sekitarnya.Mereka diyakini sebagai tokoh-tokoh pejuang Islam dari Kesultanan Banten.Areal di mana terdapat pemakaman para tokoh pejuang Islam asal Banten tersebut lebih dikenal dengan nama Situs Makam Raja-Raja Islam Garisul.

Makam yang terdapat di areal pemakan Garisul ini tak hanya satu,tapi banyak dan jumlahnya puluhan.Makam-makam tersebut ada yang dinaungi atap dan ada juga yang tidak.Suasana makam pada hari-hari biasa nampak sepi,karena areal pemakaman ini ramai diziarahi oleh para peziarah pada hari Malam dan hari Jum'at atau hari-hari besar umat Islam lainnya.

Areal pemakaman ini dapat ditempuh melalui Kota Bogor dari terminal Laladon atau Bubulak dengan angkot tujuan Jasinga.Apabila dari arah Bogor,areal pemakaman ini berada di kanan jalan,sementara kalau dari arah Jasinga berada di kiri jalan.Selain dari Bogor,areal pemakaman ini dapat ditempuh dari Kpta Rangkas Bitung,Kali Deres Jakarta dan sekitarnya.Apabila berhenti di terminal Jasinga,lanjutkan perjalanan menuju pemakaman ini dengan angkot menuju Bogor atau juga ojek.

Areal pemakaman Garisul ini tidak terlalu jauh dari terminal Jasinga.Apabila bingung untuk menuju ke sana,tanya saja pada orang atau katakan saja pada supir untuk minta diturunkan di Pemakaman Garisul atau SD Garisul.Letak areal pemakamannya tidak terlalu jauh dari jalan raya dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki hanya dalam beberapa menit saja.Pemakaman Garisul ini berada tak jauh dari bibir sungai Cidurian dengan kontur tanah yang agak meninggi seperti sebuah bukit.


Makam Raja-Raja Islam Garisul-Jasinga

Tergoda Uang Kembalian Lebih

Tergoda Uang Kembalian Lebih

Entah sudah berapa puluh kali saya mendapat uang kembalian lebih,mulai dari nominal kecil sampai nominal yang besar.Hal sepele namun sebenarnya sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan,baik untuk orang yang memberikan kembalian atau juga saya yang mendapat kembalian.

Bisa dibayangkan kalau orang yang memberi kembalian tersebut sedang butuh sementara kembalian yang diberikan kepada kita lebih.Kalau sedikit mungkin tak terlalu berpengaruh,tapi kalau besae pasti akan besar juga pengaruhnya.Kalau jarang mungkin juga tidak terlalu bermasalah,tapi bagaimana kalau sering?.Orang yang mengembalikan kembalian lebih juga kan punya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Uang kembalian lebih tersebut sering saya dapatkan dari pedagang,supir atau kenek,tukang ojek,petugas loket,kasir dan lain sebagainya.Walau sedikit tapi terkadang menggoda,apalagi kalau banyak.Lebih-lebih kalau saya menerima uang kembalian lebih tersebut bertepatan saat saya sedang tidak punya uang alias sedang bokek.Benar-benar menggoda iman.Tapi syukurlah,hingga saat ini saya berhasil melewati godaan tersebut dan kembali mengembalikan uang kembalian yang lebih tersebut kepada orang yang berhak.

Sedikit atau banyak jika kita tahu uang kembalian yang kita terima itu lebih namun kita diam saja,pura-pura tidak tahu,atau justru memanfaatkan kesempatan tersebut,itu sama artinya kita mencuri uang milik orang lain.Naudzubillah min dzalik.Semoga saja kita dihindarkan dari hal-hal demikian,karena hal tersebut benar-benar merugikan orang lain.

Sedikit atau banyak,tetap saja namanya uang kembalian yang lebih adalah uang haram karena jelas-jelas bukan hak kita.Saat kita mendapat uang kembalian kurang juga terkadang kita menjadi kesal,marah,sedih,menggerutu,mencaci dan lain sebagainya.Hal itu jugalah yang dirasakan orang yang mengembalikan uang kembalian yang lebih kepada kita.Jadi jangan sekali-kali kita memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Kamis, 19 Mei 2016

Sholatku Kewajibanku,Bukan Kebutuhanku

Sholatku Kewajibanku,Bukan Kebutuhanku

Saya itu sangat iri sekali sama orang-orang yang sudah melaksanakan sholat lima waktu dengan baik dan benar.Saya lebih iri lagi jika melihat orang yang sholat lima waktunya di masjid atau mushola.Saya tambah iri lagi bila melihat orang yang sudah melaksanakan sholat wajib lima waktunya dengan baik,ditambah pula sholat sunah dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya.

Saya memang orang yang suka iri pada orang yang sudah menjadikan sholat sebagai kebutuhan hidupnya seperti makan dan minum yang tak bisa lagi ditinggalkan atau dinanti-nanti.Saya benar-benar iri pada orang yang suka memgerjakan sholat tepat pada waktunya,bahkan di awal waktu dengan berjamaah pula.Saya benar-benar iri pada orang seperti itu dengan sebenar-benarnya iri.

Tapi saya cuma bisa iri tapi tanpa bisa melakukan seperti apa yang mereka lakukan.Atau mungkin sebenarnya saya ini bisa tapi sayanya memang tidak mau melakukan hal tersebut karena berat.Rasanya saya memang belum bisa dan juga belum ada kemauan untuk melakukan kebaikan seperti yang mereka lakukan.Mudah bagi mereka,namun begitu berat bagi saya.Semua karena tak ada niat,kalaupun ada niat hanya sebatas di bibir saja.

Sampai saat ini saya masih menganganggap sholat sebagai kewajiban yang menjadi beban,bukannya menganggap sholat sebagai kewajiban sekaligus juga sebagai kebutuhan.Ya,sholatku masih sebatas kewajibanku,bukan kebutuhanku.Pantaslah bila hingga saat ini masih saja terasa begitu berat untuk melaksanakan ibadah yang satu ini.

Selasa, 17 Mei 2016

Aku Berlindung Kepada Allah Dari Segala Perbuatan Yang Merugikan Orang Lain

Aku Berlindung Kepada Allah Dari Perbuatan Yang Merugikan Orang Lain

Hampir setiap hari selalu saja disuguhkan dengan aneka berita atau cerita tentang orang-orang yang suka menyakiti atau merugikan orang lain.Ada yang suka mencaci orang lain,menghina,menipu,merampas hak orang lain,berghutang tapi tidak bayar,mencuri milik orang lain,merampok,memperkosa,membunuh,dan aneka perbuatan yang merugikan orang lainnya.Sungguh-sungguh perbuatan tidak terpuji yang patut kita hindari.

Perbuatan yang menyakiti atau merugikan orang lain adalah perbuatan yang membuat orang lain terluka,tersiksa,merana,bersedih,dan menangis.Tak jarang bukan hanya orang yang dirugikan saja yang merasakan hal yang tidak menyenangkan,tetapi terkadang juga orang yang ada di sekitarnya ikut merasakan hal yang sama.Orangtua,saudara,dan orang-orang yang mencintainya,ikut juga merasakan hal yang dirasakan oleh orang yang disakiti atau dirugikan tersebut.

Ketika kita menyakiti atau merugikan orang lain,tak hanya kepada Allah swt saja kita harus meminta ampunan atau maaf,tetapi kita juga harus meminta maaf pada orang yang kita sakiti atau kita rugikan.Pertanyaannya adalah,apakah orang yang disakiti atau dirugikan tersebut mau menerima maaf kita?,sementara kita sendiri ketika disakiti atau dirugikan oleh orang lain juga tidak mudah untuk memaafkan orang yang menyakiti atau merugikan kita.

Menyakiti atau merugikan orang lain adalah sesuatu yang sangat tidak ingin saya lakukan.Semoga saja saya bisa terhindar dari perbuatan yang menyakiti atau merugikan orang lain tersebut,karena saya memang tak ingin menyakiti atau merugikan orang lain.Saya tahu rasanya disakiti,saya tahu rasanya dirugikan.Saya tahu perasaan orang lain yang disakiti,saya juga tahu perasaan orang lain yang dirugikan.

Ya Allah,aku berlindung kepadaMu dari segala godaan syetan yang terkutuk.

Aku berlindung kepada Allah swt dari perbuatan yang menyakiti atau merugikan orang lain.

Minggu, 15 Mei 2016

Jungle Land-Sentul Bogor

Jungle Land Sentul-Bogor

Jungle Land adalah sebuah tempat wisata yang terletak di kawasan Sentul Kabupaten Bogor.Tempat wisata ini setiap harinya selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan dari seluruh Indonesia,mulai dari perseorangan hingga rombongan dalam jumlah besar.Anaek permaianan yang menarik dan menantang adalah magnet utama tempat wisata ini.

Tempat wisata yang cocok untuk keluarga ini menawarkan aneka wahana atau arena permainan yang menarik,mulai dari kereta,komedi putar,bom-bom car,taman dinosaurus,arena basket,rumah hantu dan aneka wahana permainan lainnya yang menantang kadang andrenalin para pengunjung.Wahana yang ditawarkan ada wahana anak,remaja hingga dewasa yang biasanya dibatasi dengan syarat tinggi badan bagi  orang yang hendak menikmati wahana-wahana tersebut.

Tiket yang dibandrol Jungle Land untuk hari biasa biasanya lebih murah bila dibandingkan tiket pada hari libur atau akhir pekan.Agar bisa mendapatkan diskon atau potongan harga,biasanya peserta yang masuk secara berombongan minimal tiga puluh orang.Hampir sebagian besar wahana di sini bisa dinikmati tanpa perlu membayar tiket masuk lagi untuk menikmatinya,kecuali wahana tertentu seperti golf car,lempar kaleng dan lain bagainya.

Tempat wisata Jungle Land ini tak hanya menawarkan aneka wahana permainan yang menarik dan menantang saja,tetapi juga menawarkan pemandangan alam yang lumayan indah.Maklum saja,karena letaknya di daerah perbukitan maka mata para pengunjungpun akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan yang indah dan hijau.

Bila ingin menikmati aneka wahana dengan lebih leluasa,ada baiknya datang saat libur atau saat Jungle Land baru buka,karena untuk waktu-waktu tersebut biasanya pengunjung belum terlalu banyak sehingga pengunjung yang datang duluan bisa menikmati aneka wahana tanpa harus mengantri.




Sabtu, 14 Mei 2016

Iman Dan Taqwa Yang Naik Turun Dan Berubah-Ubah

Iman Dan Taqwa Yang Naik Turun Dan Berubah-Ubah

Iman dan taqwa itu turun naik dan berubah-ubah,ada saatnya kita sangat beriman dan bertaqwa,ada kalanya kita tidak sangat beriman atau bertaqwa atau.Ada saatnya iman dan taqwa kita begitu teguh dan kokoh,ada saatnya juga iman kita begitu lemah dan rapuh.Ada saatnya iman kita naik,ada saatnya iman dan taqwa kita turun.

Iman dan taqwa kita itu memang selalu berubah-ubah.Semua bisa terjadi sesuai keadaan jiwa dan raga kita,lingkungan kita,ilmu yang dimiliki,pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan dan lain sebagainya.Iman dan taqwa tak bisa diam dalam satu posisi,karena kita sebagai manusiapun selalu berubah.Iman dan taqwa selalu mengikuti pelakunya sendiri.

Bagi orang yang sholeh sendiri,iman dan taqwa juga selalu naik turun dan berubah-ubah.Apalagi bagi orang awam seperti saya yang jauh dari kata sholeh.Bagi orang sholeh mungkin iman dan taqwanya lebih banyak naiknya dibandingkan turunnya,atau lebih banyak diam di posisi tertentu karena memang sudah beristiqomah atau terus-menerus melakukan kebaikan yang sama dalam waktu yang lama.

Bagi orang awam atau jauh dari kata sholeh,naik turun dan berubah-ubahnya iman dan taqwa mungkin hal yang biasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-harinya.Hari ini iman dan taqwa naik,besok atau lusa sudah turun lagi.Sekarang naik tinggi,beberapa saat kemudian turun lagi,bahkan bisa sampai ke titik terendah.Iman dan taqwa orang-orang awam memang sering sekali berubah-ubah.Kadang iman dan taqwanya begitu baik,kadang begitu buruk,kadang biasa-biasa saja,kadang luar biasa.

Sebagai orang awam yang jauh dari kategori sholeh,saya sendiri merasakan hal demikian,di mana iman dan taqwa saya selalu naik turun dan berubah-ubah.Iman dan taqwa saya naik turun dan berubah-ubah tak hanya dalam hitungan hari,tapi juga dalam hitungan jam,menit bahkan detik.Yang saya bisa pertahankan sementara ini adalah semoga saja iman dan taqwa ini tidak hilang tanpa bekas.Naik turun dan berubah-ubah tak mengapa,yang penting asal tidak musnah dari jiwa dan raga ini.Dan semoga saja pada akhirnya nanti iman dan taqwa ini bisa naik terus dan kalaupun berubah adalah berubah ke arah yang lebih baik,bukan malah sebaliknya.

Bahagia Itu Berbeda-Beda

Bahagia Itu Berbeda-Beda

Benarkah bahagia itu berbeda-beda jenisnya?,benarkah setiap orang itu mempunyai bahagia yang berbeda dalam hidupnya?.Kalau menurut saya sih iya dan semua tergantung kembali kepada orang-perorang tersebut.Antara satu orang dengan yang lainnya pasti berbeda dalam hal yang menyebabkan dironya bahagia saat hidup di dunia ini.

Ada orang yang bahagia karena ilmu,maka dia akan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menuntut ilmu.Terkadang dia tak sayang dalam mengeluarkan harta bendanya demi memperoleh aneka ilmu.Apapu akan dilakukan agar ilmu bisa didapat,karena ilmu telah membuatnya merasa bahagia.

Ada orang yang bahagia karena harta,maka dia akan menghabiskan sebagian besarnya untuk mengumpulkan harta kekayaan,membangun rumah atau istana megah,membeli kendaraan mewah,mengumpulkan aneka perhiasan dan barang berharga,menabung harta dalam jumlah besar,melebarkan sayap usaha ke mana-mana dan lain sebagainya. Terkadang orang seperti ini akan mnghabiskan banyak waktunya untuk mencari harta,tak jarang juga orang yang melakukan hal-hal terlarang untuk mencapai harta benda yang diinginkannya.

Ada orang yang bahagia karena kekuasaan atau jabatan.Maka dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk meraih kekuasaan atau jabatan tersebut,semua karena agar dia bisa berkuasa secara luas dan bisa memproleh jabatan tinggi.Terkadang orang-orang seperti ini sampai mau melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama,bahkan tak jarang yang sampai merugikan sesama.

Ada orang yang bahagia dengan kepandaiannya,ada orang yang bahagia dengan kebodohanya,ada orang yang bahagia dengan kemiskinanya,ada juga orang yang bahagia saat hidup ala kadarnya.Ada orang yang bahagia dengan wajah rupawan,ada orang yang bahagia hidup terkenal,ada orang yang bahagia dengan berpesta pora,ada orang yang bahgia dengan berkeliling ke tempat-tempat yang indah,ada orang yang bahagia melihat orang bahagia,ada juga orang yang bahagia melihat orang susah,dan sederet bahagia-bahagia lainnya.

Bahagia itu memang berbeda-beda,berbeda jenisnya,berbeda  caranya,berbeda memperolehnya,berbeda sumbernya,berbeda rasanya,dan berbeda pula jalan untuk mewujudkannya.Dan saya,saya adalah orang yang termasuk bisa bahagia kalau saya pintar,banyak harta,punya kuasa,punya segala yang diinginkan,dan bahagia karena al-hal lain yamg ada dindunia ini,yang tak pernah merasa tercukupi dan dicukupi.Hingga akhirnya hampir saja saya melupakan Tuhan Semseta Alam,Allah swt.

Ya Allah,ternyata bahagia itu sederhana dan bisa diperoleh oleh siapa saja dengan cara mencintaiMu.MencintaiMu dengan sepenuh hati adalah bahagia yang nyata.Tapi sayang,belum juga saya bisa mencintaiMu dengan sepenuh hati.Masih saja saya mencari bahagia yang lain,bahagia yang bersifat duniawi,bukannya mencintaiMu dengan setulus hati.

Belajar Menahan Amarah

Belajar Menahan Amarah

Marah itu datangnya dari syetan,marah itu ibarat api.Marah yang tak terkendali bisa membuat orang yang mengalaminya bisa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan,hal-hal berbahaya,bahkan hal-hal yang merugikan baik untuk orang lain maupun untuk dirinya sendiri.

Dalam sebuah hadist dijelaskan jika marah memang sangat berbahaya jika tidak bisa mengelolanya.Di dalam hadis tersebut dijelaskan bagaimana kita bersikap bila marah sedang menguasai jiwa.Apabila sedang marah dianjurkan untuk membaca istighfar atau taawudz,bila masih marah maka ambillah wudhu.Teti jika masih marah juga maka sebaiknya kita melanjutkan membaca Al Qur'an atau sholat agar amarah segera mereda.

Jika marah,tidak semua orang sempat ingat atau bahkan tidak mau melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh Rosulullah saw.Tak sedikit orang yang cenderung meluapkan amarahnya,hingga tak jarang menimbulkan aneka masalah yang mengikutinya.Bahkan terkadang masalah yamg ditimbulkan justru lebih besar dan berbahaya dari masalah sebelumnya.

Menahan amarah itu perlu belajar dan belajarnya harus dimulai dari kecil.Belajar menahan amarah adalah belajar sepanjang waktu selama nyawa masih dikandung badan.Hampir setiap hari kita pasti dihadapakan pada aneka masalah yang membuat kita marah.Kalau tak bisa mengendalikannya bisa-bisa fatal akibatnya.

Saat sedang sendiri atau bersama orang lain,marah selalu saja datang menghampiri dan tak kenal kompromi.Sebenarnya marah tidak dilarang asal tepat waktunya dan tak berlebihan dalam meluapkannya.Kalau terlalu sering marah akan berbahaya,tapi kalau tak pernah marah juga bisa berbahaya.Semua karena memang ada hal-hal di mana kita harus marah.

Sebagai seorang manusia saya juga tak luput dari yang namanya marah.Sering kali saat marah saya juga berlebihan dalam meluapkannya.Hal inilah yang akhirnya saya sesali.Mengapa saya harus  marah?,mengapa saya berlebihan dalam saat marah?.

Semoga saja kita bisa mengendalikan amrah kita,sehingga tidak ada hal-hal yang bisa merugikan dan menyakitkan bagi kita maupun orang lain.

Kamis, 12 Mei 2016

Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Tangan Di Bawah

Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Tangan Di Bawah

Memberi adalah sebuah tuntutan yang diperintahkan oleh Allah swt,sedangkan meminta adalah suatu hal yang sangat tidak dianjurkan oleh Allah swt.Di dalam hadis Nabi Muhammad juga dijelaskan tentang baiknya orang yang memberi dibandingkan orang yang meminta,yang dianalogikan sebagai tangan yang di atas (pemberi) dan tangan yang di bawah (yang diberi/ yang mminta-minta).

Dalam kehidupan sehari-hari pasti tidak akan terlepas dari yang namanya memberi dan menerima.Kalau memberi,memberilah dengan ikhlas.Kalau menerima,menerimalah dengan ikhlas juga.Kalau meminta?,kalau meminta ya seperlunya saja,memintalah sesuatu ketika kita memang benar-benar tak punya atau tak mampu sementara kita betul-betul sangat membutuhkannya.Kalau punya dan mampu,kenapa harus meminta?.

Karena ingat hadis ini,makanya saya jarang meminta kepada orang lain dan sebisa mungkin saya memenuhi kebutuhan saya sendiri hingga ke perihal yang sekecil-kecilnya.Kalau meminta,paling sering ya meminta pada ayah dan ibu saya,atau terkadang sama adik atau kakak,itupun kalau saya sedang benar-benar membutuhkannya dan tidak ada jalan lain selain meminta.Dan saat memintapun saya tak mau meminta dalam jumlah yang banyak,seperlunya saja,sesuai kebutuhan yang sangat dibutuhkan saat mendesak itu.

Tak meminta-minta dalam memenuhi kebutuhan ini saya terapkan sekali dalam kehidupan saya.Saat ingin membuat yayasan,perpustakaan atau kegiatan lainnya,sebisa mungkin saya juga tidak mau meminta-minta.Alhamdulillah,walau tak meminta-minta,akhirnya saya bisa juga mewujudkan cita-cita saya.Walau harus bersusah-susah dulu,akhirnya banyak cita-cita yang terwujud.

Saat menyadari bila apa yang telah kita lakukan atau kita korbankan itu bisa kita wujudkan menjadi apa yang seperti kita harapkan,rasanya pasti akan senang sekali.Lebih-lebih bila apa yang kita lakukan itu adalah hasil jerih payah dan dari keringat sendiri tanpa harus meminta-minta dari orang lain,senangnyapun berkali-kali lipat.Kalau tak bisa memberi yang penting tidak suka-meminta-minta.Syukur-syukur bisa memberi tanpa harus meminta-minta.

Tangan di atas memang lebih baik dari tangan di bawah.Jadi kalau masih bisa dipenuhi sendiri,mengapa harus meminta pada orang lain?.

Selasa, 10 Mei 2016

Hati-Hati Saat Meminta Sumbangan

Hati-Hati Saat Meminta Sumbangan

Saat di pesantren dulu saya pernah diberi cerita oleh guru saya tentang seorang mualaf.Sang mualaf adalah seorang yang kaya dengan beragam bidang usaha.Menurut ustadz saya,sang mualaf yang kaya ini sering didatangi oleh banyak peminta sumbangan yang mengataskan lembaga atau kegiatan tertentu,yang tentu saja dengan alasan mengembangkan ajaran agama Islam.

Di antara peminta sumbangan,ada yang meminta sumbangan untuk tempat ibadah,kegiatan atau acara hari besar Islam,dan lain sebagainya.Lama-lama sang mualaf menjadi kesal dan salah kaprah dalam orang-orang Islam.Menurutnya orang-orang Islam sangat suka meminta,dan hal ini membuatnya menjadi kembali berpaling daei ajaran Islam karena tak mau terlalu banyak orang Islam yang meminta sumbangan padanya.Terbukti,setelah dia kembali menjadi non muslim,tak ada lagi peminta sumbangan yang sering menyambamgi rumahnya untuk meminta sumbangan

Mualaf yang kaya atau yang miskin memang harus diperlakukan secara khusus dan jangan diperlakukan seperti orang Islam lainnya yang memang sudah lama menjadi muslim,bahkan sudah Islam sejak lahir.Hibur mereka,dampingi mereka,ajar dan didik mereka,jangan justru sebaliknya.Jangan membuat mereka malah bertambah bebannya,jangan menambah persoalan mereka,jangan menambah kesedihan mereka,dan jangan menambahi mereka dengan aneka hal yang membuat mereka menjadi gundah gulana atau atau kesal dan benci karenanya.

Sebagai manusia pasti kita butuh atau mempunyai keinginan terhadap sesuatu.Kalau memang tidak mampu tak perlulah dipaksakan karena memang dampaknya tidak baik.Lakukan saja semua sesuai kemampuan,tak perlu memaksakan diri bila memang tak mampu,apalagi kalau mengakibatkan dampak buruk bagi orang lain.

Sebagai seorang yang beragama kita memang sering kali ingin melakukan berbagai kegiatan yang membutuhkan dana yang tak sedikit,membangun aneka bangunan untuk orang banyak yang dananya juga harus banyak.Untuk itulah kalau sampai harus meminta sumbangan sebaiknya kita harus hati-hati dalam meminta sumbangan tersebut,jangan sampai kejadian di atas terjadi lagi pada orang-orang di sekitar kita.Ada baiknya mengumpulkan sumbangan dari orang-orang sekitar saja,atau orang-orang yang ingin turut serta dan sudah nampak keinginanya untuk menyumbangkan harta bendanya.

Ingat saja hadis yang menjelaskan tentang tangan di atas (yang memberi) itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah (yang meminta).Ingat juga semboyan yang sudah ada di negeri ini sejak dari dulu,yaitu semboyan yang menyebutkan dari kita,oleh kita dan untuk kita.

Senin, 09 Mei 2016

Raden Rangga Nitipraja

Raden Rangga Nitipraja

Raden Rangga Nitipraja,demikian nama keponakan sekaligus menantu Mbah Raden Ardisela (Mbah Ardisela) yang menikah dengan putrinya yang bernama Nyi Raden Aris.Beliau adalah anak dari Mbah Raden Arungan yang tinggal di Gebang.Mbah Raden Ardisela (Mbah Raden Rustam) dan Mbah Raden Arungan (Mbah Raden Khaerunan/Khaerudin) adalah dua dari sebelas bersaudara,putra dan putri dari Mbah Raden Demang Bratanata,seorang demang di Rajagaluh.Mbah Raden Ardisela tinggal di Tuk Karangsuwung,Sindanglaut,sementara Mbah Raden Arungan tinggal di Gebang.

Raden Rangga sendiri adalah seorang demang atau rangga yang memimpin wilayah Sindang Laut,Cirebon sekitar tahun 1800 an,yang melanjutkan kepemimpinan Mbah Raden Ardisela sebagai pemangku wilayah atau demang Sindanglaut.

Nitipraja adalah nama yang tercatat di administrasi atau staat keturunan laki-laki di Keraton Kasepuhan.Sementara Rangga adalah nama kexil atau nama sebutan gelar jabatannya karena beliau memang menjabat sebagai kepala wilayah setingkat kawedanaan (setingkat di atas kecamatan,di bawah kabupaten).Karena jabatannya tersebut,orang-orang zaman dahulu lebih sering menyebutnya dengan nama Raden Rangga,hingga akhirnya nama yang merupakan nama jabatan itulah yang lebih dikenal oleh banyak orang,termasuk oleh keturunannya.

Selain sebagai seorang pemimpin wilayah kademangan,Raden Rangga juga dikenal sebagai seorang yang pandai dalam hal ilmu agama.Saat itu memang bukan hal yang aneh jika seorang pejabat pemerintah sekaligus dikenal juga sebagai seorang ulama.Lebih-lebih lagi bagi pejabat Kesultanan Cirebon,yang sebagian besar merupakan keturunan Syeikh Syarif Hidayatullah atau biasa disebut Sunan Gunung Jati,seorang wali yang dikenal sebagai anggota Walisongo.

Raden Rangga Nitipraja merupakan keturunan Syeikh Syarif Hidayatullah ke 12,atau keturunan ke 7 dari Sultan Cirebon ke 5 yang bernama Panembahan Girilaya dari istri yang bukan permaisuri.Kakek dan buyut Raden Rangga Nitipraja juga banyak yang menjadi demang.Karena jabatan sebagai pemimpin tersebut berlangsung secara turun temurun,maka Raden Rangga Nitipraja yang memenuhi syarat kecakapan untuk memimpin juga pada akhirnya diserahi wilayah yang harus dipimpin olehnya,sebagai pelanjut jabatan dari leluhurnya.Beliau melanjutkan jabatan yang diemban oleh pamannya sekaligus mertuanya,yaitu Mbah Raden Ardisela.

Pada perkembangan selanjutnya,jabatan demang atau rangga ini akhirnya tak dilanjutkan oleh keturunan Raden Rangga Nitipraja.Hal ini dikarenakan beberapa sebab,antara lain adalah karena pihak Belanda sudah mengambil alih kekuasaan keraton,sementara sebagian keturunan Raden Rangga Nitipraja termasuk ke dalam orang-orang yang sangat benci pada penjajah Belanda dan tidak pernah mau bekerja sama atau tunduk kepada mereka.Sebagian besar keturunan Raden Rangga lebih memilih untuk bekerja di bidang lain,yang tidak terkait dengan kekuasaan pemerintah penjajah Belanda.Semua disebabkan karena mereka melakukan politik non koperatif atau politik anti kerjasama denga pihak penjajah Belanda.

Dari perkawinanya dengan Nyi Raden Aris,Raden Rangga dikaruniai lima orang anak,yaitu Raden Raksa,Raden Fali/Pali,Nyi Raden Ayu,Raden Sulaeman,dan Nyi Raden Kuning.Keturunan keduanya banyak tersebar di Tuk Karangsuwung Lemahabang, Pesantren Buntet,Pemijen,Benda,Gedongan,Losari,dan beberapa pesantren lainnya,sebelum akhirnya menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.

*Ada juga yang menjelaskan jika Rangga adalah nama sehari-hari atau nama lain dari Raden Nitipraja.Selain nama Rangga dan Nitipraja,nama lain beliau adalah Raden Suteja dan Raden Wirajaya.

Sabtu, 07 Mei 2016

Otak Yang Berdosa Pada Orang Lain

Otak Yang Berdosa Pada Orang Lain

Ternyata otak yang ada fikiran di dalamnya itu juga bisa mempunyai dosa pada orang lain.Kok bisa?,ya jelas bisa.Makanya kita mesti hati-hati dengan bagian tubuh yang satu ini,karena kalau tidak hati-hati maka mungkin otak ini menjadi penyebab dosa yang bertumpuk di jiwa dan raga kita.

Lalu,seperti apa sih dosa otak pada orang lain itu?.Saat kita berfikir buruk tentang orang lain dan apa yang kita fikirkan itu tidak terbukti,di situlah dosa kita bermula.Di saat kita meremehkan,menghina,menghujat,mencaci,membenci,dan aneka hal buruk lainnya yang tak diungkapkan secara langsung atau hanya di fikiran saja,di situlah otak kita berdosa.

Setiap detik,setiap menit,setiap hari,setiap waktu,otak ini bisa berbuat dosa tanpa kita sadari.Kalau dulu mungkin orang hanya berdosa yang disebabkan otak atau fikirannya setelah bertemu dengan orang lain,maka sekarang ini tanpa bertemu dengan orang lainpun otak kita dengan mudah berbuat dosa.Apalagi di era media penyiaran dan media online seperti sekarang ini,nampaknya hampir tiada hari otak ini tanpa berbuat dosa.

Walau sedang sendiri,sekarang ini dengan mudahnya kita bersalah atau berbuat dosa pada orang lain.Saat kita berfikir buruk tentang orang lain,maka otak kita secara otomatis sudah berbuat dosa pada mereka.Saat melihat atau mendengar secara lamgsung,atau melihat dan mendemgar cerita orang di tv,radio,media online dan lain sebagainya,sering kali otak ini langsung berfikir negatif juga.Komentar negatif selalu saja bermunculan di otak.

Apakah Anda semua pernah melakukan hal ini?,mungkin pernah,tapi mudah-mudahan jarang dan tidak terlalu sering melakukannya karena tidak ada manfaatnya.Saya sendiri juga termasuk orang yang otaknya suka berbuat salah dan dosa kepada orang lain.Semoga saja orang yang pernah saya sakiti diberi ampunan oleh Allah swt.Begitu juga dengan saya sebagai pelakunya,mudah-mudahan saya dimaafkan oleh orang yang saya dholimi walau hanya sebatas di fikiran saya.Dan semoga saya juga diampuni oleh Allah swt,karena otak ini yang membuat saya banyak berbuat dosa.

Selasa, 03 Mei 2016

Menyembunyikan Jati Diri Keluarga

Mbah Raden Ardisela (31)

Mbah Raden Ardisela yang pejuang pada akhirnya dicurigai juga oleh Penjajah Belanda.Karena sudah dicurigai,otomatis Mbah Raden Ardisela juga sudah pasti menjadi incaran Penjajah Belanda untuk ditangkap.Namun karena kepandaian dan kecerdikan Mbah Raden Ardisela,beliau selalu saja bisa lolos dari incaran dan sergapan serdadu tentara Penjajah Belanda.

Waktu berjalan terus,hingga pada akhirnya tak hanya Mbah Raden Ardisela saja yang dicurigai oleh Penjajah Belanda,tetapi anak menantu dan keturunannyapun tak lepas dari pengawasan dan incaran Penjajah Belanda beserta antek-anteknya.Oleh karena itulah Mbah Raden Ardisela dan keluarga besarnya selalu waspada.

Raden Rangga Nitipraja yang merupakan keponakan sekaligus menantu Mbah Ardisela beserta anak-anaknya juga tak luput dari perhatian dan pengawasan pihak penjajah Belanda.Lebih-lebih dari perkawinan Raden Rangga Nitipraja dan Nyi Raden Aris putri Mbah Ardisela ini lahir putra-putri yang turut serta meneruskan perjuangan Mbah Raden Ardisela dalam melawan penjajah Belanda.Para cucu laki-laki Mbah Raden Ardisela juga sama gigihnya dengan sang kakek,yang terus berjuang dan tidak mau bertekuk lutut di hadapan para Penjajah Belanda.

Sama seperti Mbah Raden Ardisela,keturunan Mbah Raden Ardisela ini berjuang seolah-olah bekerjasama dengan pihak penjajah,namun di sisi lain selalu mendidik putra-putrinya untuk terus berjuang.Hal ini terus dilakukan bersama-sama keluarga pesantren.Jika di masa Mbah Raden Ardisela hubungan perjuangan hanya dilakukan dengan keluarga Pesantren Tuk Karangsuwung,Buntet dan Pesawahan,maka di era Raden Rangga Nitipraja ini hubungan itu ditambah dengan keluarga Pesantren Pemijen,yang saat itu baru saja didirikan oleh Kiai Takrifudin yang tak lain adalah menantu Buyut Jaha.

Menyembunyikan jati diri keluarga,itulah yang dilakukan oleh Mbah Raden Ardisela dan anak menantunya.Seolah-olah bekerja sama dengan pihak penjajah,namun sejatinya terus menyusun kekuatan untuk melawan pihak penjajah.

Karena Darah Campuran,Belajar Menghargai Perbedaan

Karena Darah Campuran,Belajar Menghargai Perbedaan

Sebagai orang Indonesia,sekilas wajah dan kulit saya ini agak sedikit berbeda.Wajah saya bulat dengan mata agak sipit dan kulit putih seperti orang Cina alias Tionghoa,padahal saya ini benar-benar asli orang Indonesia.Ketika banyak orang yang bertanya pada saya apakah saya keturunan Cina dengan tegas saya menjawab.

Berkaitan dengan wajah dan kulit saya yang agak beda ini akhirnya saya bertanya pada ibu saya.Kenapa kata orang saya seperti orang Cina?,ketika saya bertanya seperti itu ibu saya menjawab jika saya memang punya darah Cina walau hanya sedikit saja.Ibu bilang kalau nenek uyutnya saya dari pihak ibu memang berasal dari Cina.Walau darah Cina hanya sedikit mengalir di tubuh kami,tapi kata ibu selalu saja ada anggota keluarga besar kami yang berperawakan atau berwajah seperti orang Cina.Salah satunya ya saya ini.

Dari cerita di atas akhirnya ibu bercerita tentang leluhur kami lainnya,baik dari pihak ibu maupun dari pihak ayah.Ternyata dari leluhur kami terdahulu mempunyai darah atau kebangsaan yang berbeda,ada yang dari Cina,Arab,Brunai dan Indonesia (Jawa dan Sunda).

Setelah mendengar cerita ibu,akhirnya saya tahu jika di tubuh saya ini mengalir darah dari ras yang berbeda.Cerita tersebut saya jadikan pedoman bila saya lahir dari perbedaan yang dicampurkan.Darah saya adalah darah campuran,semoga ini bisa membuat saya memahami apa itu artinya perbedaan.Karena darah campuran,menjadikan saya lebih ingin belajar menghargai perbedaan.

Minggu, 01 Mei 2016

Makam Mbah Buyut Sama (Sanding-Bojong Nangka)

Mbah Buyut Sama (Sanding-Bojong Nangka)

Mbah Buyut Sama,demikian orang-orang sekitar Kampung Sanding,Desa Bojong Nangka Kecamatan Gunung Putri,Bogor biasa menyebut nama tokoh yang di makamkan di sebuah makam yang terletak di dekat kawasan perumahan Bukit Golf ini.Makam Mbah Buyut Sama terletak di satu kampung dan satu desa yang sama dengan makam Mbah Buyut Boyong,hanya berbeda rt dan rw saja.

Untuk mencapai makam Mbah Buyut Sama bisa dicapai dengan angkutan 91 dari arah Kampung Rambutan turun di Cicadas dilanjutkan naik ojek,atau angkot 79 dari arah Cibubur ke arah Leuwinanggung dan turun di depan Bukit Golf dilanjutkan dengan ojek pula.Sementara dari arah Cibinong bisa naik angkot 38 atau 64 turun di Cagak dan dilanjutkan dengan naik angkot dari Cagak menuju Bojong Nangka.

Seperti kebanyakan makam-makam tua lainnya yang banyak diziarahi oleh banyak orang yang berada di Bogor dan sekitarnya,tokoh yang berada di dalam makam tersebut sudah tidak diketahui lagi kisah hidup,masa hidup dan wafatnya.Hal ini karena para orang tua yang menyimpan cerita mengenai tokoh tersebut satu persatu telah meninggal dunia membawa cerita sang tokoh,sementara mereka semua tak sempat atau tak mau menceritakannya pada generasi yang lebih muda.

Masyarakat sekitar makam Mbah Buyut Sama sekarang ini hanya tahu bila Mbah Buyut Sama adalah seorang tokoh masyarakat yang hidup pada zaman dahulu.Beliau adalah seorang tokoh yang semasa hidupnya suka berdakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam.Yang jelas makam Mbah Buyut Sama sejak puluhan tahun lalu hingga sekarang ini  sering dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai daerah dengan tujuan untuk berziarah.Para peziarah yang datang ke makam ini tak hanya datang dari Kecamatan Gunung putri dan sekitarnya saja,tapi juga dari Bogor,Bekasi dan kota-kota lainnya.

Dzikir Lisan,Dzikir Fikiran,Dan Dzikir Hati (Jiwa)

Dzikir Lisan,Dzikir Fikiran,Dan Dzikir Hati (Jiwa)

Ternyata dzikir itu mempunyai kategori atau jenis dalam pelaksanaannya.Ada dzikir lisan,dzikir fikiran,dan dzikir hati atau jiwa.Lalu manakah yang bagus?,semuanya bagus dan semuanya harus dilaksanakan sesuai dengan kemampuan.Hal itulah yang saya tahu,hal itulah yang saya kira,itu pulalah yang ingin saya sering lakukan walau hanya kadang-kadang.

Dzikir pertama adalah dzikir lisan,yaitu mengingat Allah swt dengan menyebut namanya berulang kali dengan lisan atau ucapan.Dzikir lisan bisa diucapkan dengan tanpa suara,dengan suara pelan,atau dengan suara keras.Dzikir lisan harus dilakukan oleh setiap orang Islam dalam rangka mengingat Tuhannya.

Dzikir yang kedua adalah dzikir fikiran,yaitu mengingat Allah swt dengan berdikir keagungan Tuhan melalui berbagai macam cara,tetapi semuanya tentu saja yang menggunakan akal filoran kita.Misal saat melihat alam,maka kita langsung mengingat Allah swt karena betapa maha besarnya Allah swt.Saat mendapat nikmat,saat mendapat musibah,dan lain sebaginya.

Dzikir yang ketiga adalah dzikir dengan hati atau jiwa.Kalau dzikir dengan hati atau jiwa,otomatis dzikir lisan dan fikiran juga pasti dilakukan.Makanya,dzikir dengan hati atau jiwa itu adalah tingkatan yang paling susah untuk dilaksanakan.

Banyak orang yang sudah melakukan dzikir lisan dan fikiran,tapi tetap  masih banyak yang masih melakukan aneka perbuatan yang dilarang meaki sudah melakukan kedua jenis dzikir ini.Tapi kalu sudah melakukan dzikir denga hati atau jiwa,Insya Allah tak lagi mau melakukan perbuatan terlarang karena selalu ingat pada Allah,cinta pada Allah,dan takut pada Allah.

Semoga saya dan juga para pembaca sekalian bisa berdzikir setiap hari,minimal dzikir lisan dan fikiran.Syukur-syukur bisa dzikir dengan hati atau jiwa yang memang teramat susah untuk dikerjakan oleh banyak manusia awam pada umumnya.Seperti saya contohnya,kalau saya mau berdzikir lisan saja sudah untung,karena dzikir lisanpun untuk saya itu teramat berat untuk mengerjakannya.Sampai saat ini saya berfikirnya masih sebatas mending mau berdzikir walau sedikit juga,dari pada tidak berdzikir sama sekali.

Benarkah Wali Songo Adalah Utusan Khilafah?

Benarkah Wali Songo Adalah Utusan Khilafah?

Akhir-akhir ini banyak sekali orang yang mengatakan bila Wali Songo adalah utusan khilafah yang saat itu berpusat di Turki.Pernyataan tersebut menggelitik untuk telisik lebih jauh lagi.Benarkah demikian adanya?.Semua perlu pengkajian yang lebih mendalam lagi.

Beberapa bahan tulisan yang menjelaskan bahwa Wali Songo adalah utusan khilafah sekarang ini banyak sekali bertebaran di dunia maya.Dengan mudah siapapun bisa mengaksesnya,kapanpun dan di manapun.Setelah diteliti lebih jauh,ternyata di dalam beberapa tulisan itu  ada banyak hal yang sangat bertolak belakang dengan sejarah yang disimpan oleh keturunan keluarga Wali Songo yang tersebar di seantero Indonesia ini.

Beberapa hal yang tidak sesuai contohnya adalah seperti yang disebutkan di bawah ini :

1.Berita mengenai tahun kedatangan beberapa anggota Wali Songo sangat janggal,karena beberapa anggota Wali Songo yang belum lahir justru ditulis telah hidup dengan usia dewasa dan sudah dikirim ke Nusantara.

2.Ada anggota Wali Songo yang merupakan anak dan bapak justru ditulis pergi ke Nusantara secara bersamaan,bahkan ada yang anaknya terlebih dahulu datang ke Nusantara ini.Sedangkan menurut sejarah yang ada di tangan keturunan para Wali Songo tersebut justru bapaknya terlebih dahulu dan bahkan anak tersebut lahir dan besar di Nusantara.Selain itu ada juga anak anggota Wali Songo yang justru ditulis lahir terlebih dahulu dibandingkan ayahnya.

3.Negeri yang jauh bisa siislamkan,sementara negeri yang dekat dengan pusat khilafah justru terbengkalai.Bahkan hingga saat ini negeri-negeri di dekat pusat kekuasaan khilafah tersebut mayoritas adalah justru negeri yang sebagian besar warganya adalah non muslim.

Dari beberapa informasi yang ditulis yang mengatakan bahwa Wali Songo utusan khilafah adalah lebih banyak tidak benarnya.Di sini jelas sekali bila orang-orang yang beranggapan jika Wali Songo adalah utusan khilafah itu sangat gegabah dan terburu-buru,mereka menulis hal tersebut tanpa lebih dulu melakukan penelitian yang panjang dan mendalam.Semua itu merupakan hal yang sangat disayangkan,apalagi hal tersebut menyangkut sejarah Wali Songo.

Yang jelas dakwah yang diusung oleh Wali Songo itu sangat jauh berbeda dengan dakwah yang diusung oleh khilafah.Wali Songo mengusung dakwah melalui perdagangan,perkawinan,pergaulan,budaya dan kesenian,juga pendidikan yang mengajarkan ketauhidan dan ilmu pengetahuan.Wali Songo tidak melakukan dakwah melalui peperangan atau penaklukan atas suatu wilayah.

Yang jelas Wali Songo adalah sebuah dewan wali yang dibentuk atas dasar niat untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang diprakarsai oleh  beberapa waliyullah yang mempunyai hubungan kekeluargaan dan kekerabatan,yang mana sebagaian besar dari mereka adalah masih merupakan keturunan Rosulullah saw.Di antara mereka satu sama lain mempunyai hubungan dekat,ada yang terikat karena mempunyai hubungan darah,perkawinan,atau karena murid dan guru.