Minggu, 01 Mei 2016

Dzikir Lisan,Dzikir Fikiran,Dan Dzikir Hati (Jiwa)

Dzikir Lisan,Dzikir Fikiran,Dan Dzikir Hati (Jiwa)

Ternyata dzikir itu mempunyai kategori atau jenis dalam pelaksanaannya.Ada dzikir lisan,dzikir fikiran,dan dzikir hati atau jiwa.Lalu manakah yang bagus?,semuanya bagus dan semuanya harus dilaksanakan sesuai dengan kemampuan.Hal itulah yang saya tahu,hal itulah yang saya kira,itu pulalah yang ingin saya sering lakukan walau hanya kadang-kadang.

Dzikir pertama adalah dzikir lisan,yaitu mengingat Allah swt dengan menyebut namanya berulang kali dengan lisan atau ucapan.Dzikir lisan bisa diucapkan dengan tanpa suara,dengan suara pelan,atau dengan suara keras.Dzikir lisan harus dilakukan oleh setiap orang Islam dalam rangka mengingat Tuhannya.

Dzikir yang kedua adalah dzikir fikiran,yaitu mengingat Allah swt dengan berdikir keagungan Tuhan melalui berbagai macam cara,tetapi semuanya tentu saja yang menggunakan akal filoran kita.Misal saat melihat alam,maka kita langsung mengingat Allah swt karena betapa maha besarnya Allah swt.Saat mendapat nikmat,saat mendapat musibah,dan lain sebaginya.

Dzikir yang ketiga adalah dzikir dengan hati atau jiwa.Kalau dzikir dengan hati atau jiwa,otomatis dzikir lisan dan fikiran juga pasti dilakukan.Makanya,dzikir dengan hati atau jiwa itu adalah tingkatan yang paling susah untuk dilaksanakan.

Banyak orang yang sudah melakukan dzikir lisan dan fikiran,tapi tetap  masih banyak yang masih melakukan aneka perbuatan yang dilarang meaki sudah melakukan kedua jenis dzikir ini.Tapi kalu sudah melakukan dzikir denga hati atau jiwa,Insya Allah tak lagi mau melakukan perbuatan terlarang karena selalu ingat pada Allah,cinta pada Allah,dan takut pada Allah.

Semoga saya dan juga para pembaca sekalian bisa berdzikir setiap hari,minimal dzikir lisan dan fikiran.Syukur-syukur bisa dzikir dengan hati atau jiwa yang memang teramat susah untuk dikerjakan oleh banyak manusia awam pada umumnya.Seperti saya contohnya,kalau saya mau berdzikir lisan saja sudah untung,karena dzikir lisanpun untuk saya itu teramat berat untuk mengerjakannya.Sampai saat ini saya berfikirnya masih sebatas mending mau berdzikir walau sedikit juga,dari pada tidak berdzikir sama sekali.