Selasa, 24 Mei 2016

Mbah Raden Ardisela

Nama dan Gelar Mbah Raden Ardisela 

Ardisela,nama yang tidak panjang namun mempunyai sejarah panjang dalam perjuangannya demi memperjuangkan bangsa dan negara juga agama Islam.Di Keraton Kasepuhan Cirebon beliau tercatat bukan bernama Raden Ardisela,melainkan nama lain,yang jelas beliau adalah putra dari Mbah Raden Demang Bratanata,adik dari Mbah Raden Arungan dan Nyi Raden Katijem.

Dari zaman dahulu hingga sekarang banyak orang yang menyebut namanya dengan sebutan Pangeran Ardisela,hal ini karena beliau memang berasal dari Keraton Cirebon.Saat itu banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang berpengaruh,memimpin sebuah wilayah,keturunan sultan dan berasal dari keraton biasa disebut dengan gelar pangeran,walau gelar sebenarnya adalah raden.Sementara pendapat lain menjelaskan bila gelar awalnya adalah Raden dan gelar pangeran ini didapatnya karena beliau berhasil menduduki jabatan yang lebih tinggi di Kesultanan Kasepuhan Cirebon.Pendapat lain mengatakan gelar Pangeran ini disematkan kepadanya karena beliau dikenal sebagai pemimpin perang atau panglima pasukan saat berperang melawan penjajah.Sementara di catatan keluarga besar Mbah Raden Ardisela sendiri ada yang menulis Raden Ardisela,ada juga yang menulis Pangeran Ardisela.

Raden Ardisela sendiri semula hanya bergelar raden karena beliau adalah keturunan ke enam dari Panembahan Ratu kedua (Panembahan Girilaya),dari anaknya yang bernama Pangeran Alas Ardisela.Panembahan Girilaya sendiri merupakan Sultan Cirebon terakhir sebelum Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua,yaitu kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman.Pemakaian gelar ini memang harus memenuhi peraturan tertentu,karena berkaitan dengan keturunan dan jabatan.

Sekitar tahun 1800 an,Belanda yang semakin menguasai Kesultanan Cirebon memang membatasi jumlah pemberian gelar pangeran kepada para bangsawan Kesultanan Cirebon,sehingga tak sedikit dari para bangsawan Cirebon yang hanya bergelar raden,walaupun mereka anak cucu atau keturunan sultan.

Raden Ardisela biasa disebut juga dengan nama Mbah Ardisela atau Kiai Ardisela,karena selain sebagai pemimpin wilayah atau demang di Sindanglaut  beliau juga dikenal sebagai seorang ulama.Sekarang ini beliau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Ardisela,karena demikianlah sebutan yang biasa diberikan kepada orang tua sebagai ucapan penghormatan atau panggilan sopan seorang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua,baik kepada orang yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia.