Selasa, 16 Oktober 2018
Kamplongan Lemahabang dan Tuk Karangsuwung
Senin, 15 Oktober 2018
Melanjutkan Perjuangan Para Leluhur
Jumat, 28 September 2018
Kiai Ardisela (20)
Kiai Ardisela 'Guru Para Laskar Ardisela' (20)
Wafatnya Kiai Ardisela
Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim yang selamat dari sergapan penjajah akhirnya pergi meninggalkan Pesantren Pesawahan Sindang Laut,guna mencari tempat yang lebih aman untuk berdakwah.Setelah berpamitan kepada Kiai Ismail adik Kiai Muqoyim yang tak lain adalah kakak ipar Kiai Ardisela,keduanya pergi ke arah yang berbeda.Kiai Ardisela pergi ke arah Indramayau,sedangkan Mbah Muqoyim pergi menuju Pemalang.Sebelum menuju Pemalang inilah untuk beberapa lamanya Mbah Muqoyim tinggal dekat Mbah Ardisela di Tuk Sindang Laut (Tuk Karangsuwung),sementara Kiai Ardisela langsung pergi menyelamatkan diri ke arah Indramayu.
Tidak terlalu lama,rupanya tempat baru Kiai Ardisela yang merupakan tempat mengajar para santri ini berhasil diendus oleh pihak penjajah,sehingga keberadaannya menjadi tidak aman.Pihak penjajah akhirnya mengirim mata-mata dari keturunan pribumi yang menyamar sebagai santri.Kiai Ardisela yang tidak menaruh curiga,dengan senang hati menerima santri tersebut menjadi santrinya dan berbaur dengan para santri lainnya.
Hari berganti,kehidupan di pesantren baru Kiai Ardisela ini berjalan seperti biasanya.Secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan Kiai Ardisela,keluarga juga para santri lainnya,rupanya mata-mata penjajah yang menyamar menjadi santri itu mencari tahu kelemahan Kiai Ardisela.Hingga suatu hari,kelemahan Kiai Ardisela dapat diketahui oleh si mata-mata.Kiai Ardisela yang terkenal sakti mandraguna ini bisa dikalahkan bukan dengan senjata,tapi dengan racun.Mengetahui itu,sang mata-mata segera memberi tahu atasannya.
Ada yang mengatakan pada akhirnya Kiai Ardisela diracun oleh mata-mata tersebut,namun ada juga yang mengatakan jika Kiai Ardisela meninggal karena tubuhnya terkena senjata yang diberi racun.Sebelum meninggal,Kiai Ardisela sakit beberapa hari karena racun yang masuk ke dalam tubuhnya.Berbagai usaha telah dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Kiai Ardisela,tapi tak satupun yang bisa membuatnya bertahan hidup.Akhirnya Kiai Ardiselapun menghembuskan nafas terakhirnya.Beliau dimakamkan dekat mushola tempat beliau biasa mengajarkan aneka macam ilmu kepada para santrinya.
*Makam Kiai Ardisela terletak di Desa Sleman,Kecamatan Sliyeg,Kabupaten Indramayu.
Senin, 10 September 2018
Dua Sekolah yang Bikin Galau
Dua Sekolah yang Bikin Galau
Mengajar di sekolah tingkat dasar itu gregetnya kurang sekali dan rasanya minim tantangan.Maka,setelah setahun mengajar di sebuah madrasah ibtidaiyah atau MI,akhirnya saya bertekad untuk kembali pindah haluan.Saya ingin kembali mengajar di sekolah tingkat atas,agar rasa kangen ini terpuaskan.He he,mungkin cuma saya yang ngajar di sekolah dengan alasan kangen,baik itu kangen karena suasananya,juga uang honornya.
Karena ingat pesan almarhum ayah yang meminta saya untuk tidak meninggalkan mengajar di MI,maka dengan aneka cara saya mencoba menghilangkan rasa bersalah dalam hati ini,salah satu caranya adalah dengan menziarahi makam ayah.
Kalau mau mengajar di sekolah dekat rumah itu sebenarnya tidak terlalu susah,karena kakek buyut saya sendiri adalah seorang pendiri pesantren dengan banyak sekolah yang letaknya tak jauh dari rumah.Kebetulan juga,yang mengelola sekolah tersebut adalah saudara dari almarhum ayah atau ibu.Teman-teman almarhum ayah atau ibu juga banyak yang punya sekolah.Jadi kalau mau pdkt atau pendekatan demi untuk mengajar,sebenarnya sangat banyak sekali kesempatan yang bisa didapat.Tapi saya tak ingin melakukan hal tersebut.Biarlah saya mencari sendiri sekolah untuk mengajar,agar ketika ada suatu hal yang tidak diinginkan,nama baik keluarga tak terkena dampaknya.
Kalau mau mengajar di sekolah negeri dan pakai jalur khusus juga sebenarnya bisa.Salah seorang kerabat ayah bahkan langsung menawarkan tempat mengajar di sekolah negeri karena teman baiknya ada yang punya posisi penting di dinas pendidikan di kota tempat saya tinggal ini.Tapi dengan tegas saya menolaknya.Bukan apa-apa,saya justru menolak tawaran tersebut karena saya takut mengecewakan dan membuat malu pada orang yang sudah menolong saya ketika saya tak bisa berbuat seperti yang diharapkan.
Berkat informasi dari Facebook,akhirnya saya berhasil mendapatkan tempat mengajar di sebuah sekolah tingkat atas.Ketika tahun baru dimulai,akhirnya sayapun resmi menjadi bagian dari guru di sebuah sekolah MA di sebuah pondok pesantren di kawasan Cirebon Barat.Setelah tahu gaji yang diterima saya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan,akhirnya saya memutuskan untuk mengajar di sekolah lain.Maklum,karena mengajarnya siang hingga sore hari dan selama enam hari penuh,membuat saya tidak mungkin mengajar les privat yang lokasinya kadang berjauhan satu sama lain.
Setelah mencari informasi lewat medsos lagi,akhirnya saya mendapat tempat mengajar baru di Kota Cirebon,di sebuah sekolah kejuruan yang sedang berkembang.Ternyata sekolah baru tempat saya mengajar ini meminta guru tetap yang mengajar dengan waktu penuh dan tidak boleh mengajar di tempat lain.Kegalauan dimulai,harus pilih sekolah yang mana?,sekolah yang pertama atau yang kedua.Untunglah sekolah kedua ini memberikan waktu untuk berfikir sambil tetap mengajar di dua sekolah tersebut.
Sebulan lebih saya mengajar di kedua sekolah tersebut.Kedua sekolah tersebut meunyai plus minus tersendiri.Setelah melalui pertimbamgan yang cukup matang,akhirnya saya memutuskan untuk mengajar di sekolah pertama alias MA.Kegalauan bukannya berhenti,tapi cuma berganti.Ternyata honor saya di smk yang saya tinggalkan tak juga kunjung dibayarkan dengan alasan belum ada uang untung membayarnya.Hem,benar-benar dua sekolah yang bikin galau.Walau salah satunya sudah saya tinggalkan,masih saja menyisakan kegalauan yang memilukan.
Beberapa bulan setelah tak mengajar di sekolah kedua,Alhamdulillah,akhirnya uang honor cair juga,walau harus menunggu sekian lama dengan kegalauan tiada tara.
Minggu, 09 September 2018
Murid yang Tidak Tahu Gurunya
Murid yang Tidak Tahu Gurunya
Mengajar di sekolah yang berbeda,sensasinya juga berbeda.Berbeda peraturan sekolahnya,teman mengajarnya,anak didiknya dan lain sebagainya.Semua yang saya alami dan rasakan ini menambah pengalaman hidup saya,dan tentu saja menambah cerita untuk blog saya yang gak penting ini.
Kali ini saya mendapat kesempatan mengajar di sebuah sekolah menengah atas yang berbasis pesantren.Anak-anak didik alias murid di sekolah ini sebagian besar adalah anak-anak yang rajin,sementara sebagian murid lainnya adalah anak-anak yang malas seperti saya.Yang malasnya minta ampun tentu saja murid yang laki-laki,bahkan sampai ada yang malasnya gak ketulungan.
Suatu hari saya yang sedang kosong dari jadwal mengajar duduk-duduk di depan mushola yang ada di lingkungan sekolah,sambil menunggu jadwal mengajar di jam berikutnya.Ternyata,saat itu beberapa guru sedang aktif memberi hukuman pada siswa yang ketahuan terlambat masuk sekolah.Seorang murid yang terlambat dengan santainya duduk di dekat saya,sambil berusaha menyelamatkan diri dari patroli para guru yang sedang memberi hukuman kepada para murid yang terlambat tersebut.
Dialog hangatpun terjadi antara saya dan murid tersebut,berbincang tentang banyak hal,termasuk tentang hukuman yang sedang diberikan kepada teman-temannya yang terlambat tersebut.Dengan santainya dia bercerita tentang banyak hal tanpa dia tahu kalau saya adalah gurunya.Rupanya dia selama ini tidak pernah masuk saat pelajaran saya,padahal sudah tiga bulan saya mengajar di sekolah tempatnya belajar tersebut.Ada rasa miris,ada rasa kecewa,ada rasa kesal,tapi ada juga rasa lucu yang membuat saya tertawa sendiri.Ternyata ada seorang anak didik yang sampai tidak tahu gurunya sendiri karena jarang sekali masuk sekolah.
Semenjak kejadian tersebut,akhirnya membuat saya semakin rajin memantau murid-murid yang saya ajar.Beberapa anak yang tidak pernah ikut pelajaran saya,saya perhatikan betul absennya.Ketika mereka akhirnya masuk,satu persatu dari mereka saya foto dengan kata-kata kid zaman now,yaitu karena mereka sudah terciduk setelah sebelumnya tak pernah masuk pelajaran saya.Gaya mereka saat difoto itu keren habis,malu-malu kucing sambil menatap kamera hp karena terpaksa.(Tapi fotonya gak diunggah di sini ya,tidak boleh).
Hem,kalau ada guru yang tidak tahu muridnya satu persatu karena banyak sekali muridnya,mungkin itu wajar.Tapi murid yang tidak tahu gurunya yang mengajar itu namanya kurang ajar karena gak pernah belajar.
Selasa, 21 Agustus 2018
Bangunan Makam Mbah Raden Ardisela
Rabu, 01 Agustus 2018
Makam Ki Buyut Muhyi Kempek
Senin, 30 Juli 2018
Pesantren Kempek
Selasa, 24 Juli 2018
Makam Buyut Tampa Baya
Senin, 28 Mei 2018
Ardhi Sela Sumedang (Kiai Raden Asyrofudin)
Ardhi Sela Sumedang (Kiai Raden Asyrofudin)
Pangeran Asyrofudin atau Raden Asyrofudin adalah anak dari Sultan Kasepuhan yang bernama Sultan Zainudin.Menurut sebuah sumber,sebenarnya beliau adalah putra yang akan diserahi kekuasaan untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya.Tapi karena beliau seringkali berbeda pendapat dan selalu bertolak belakang dengan pemikiran dan keinginan ayahnya,maka kesempatan itupun akhirnya hilang.
Sultan Zainudin yang terlalu dekat dan bekerjasama dengan penjajah,merasa tidak senang dengan pemikiran anaknya yang justru ingin bermusuhan secara terang-terangan dengan pihak penjajah.Karena hal ini,maka akhirnya Raden Asyrofudinpun diusir oleh ayahnya keluar dari istana.Beliau harus pergi meninggalkan wilayah Kesultanan Cirebon dan tak boleh lagi menginjakkan kakinya di wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon.Karena tak punya pilihan lain,akhirnya Raden Asyrofudinpun pergi meninggalkan Cirebon.
Setelah melakukan perjalanan panjang,akhirnya Raden Asyrofudin sampai di Sumedang.Di kota yang dulunya termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedang Larang ini beliau akhirnya memutuskan untuk mendirikan pesantren dengan nama Pesantren Ardhi Sela Singa Naga.Beliau sendiri akhirnya lebih dikenal dengan nama Ardhi Sela.
Pesantren Ardhi Sela Singa Naga ini berdiri sekitar tahun 1846 M.Setelah Raden Asyrofudin meninggal,pesantren ini dilanjutkan oleh keturunannya.Di kemudian hari nama pesantren ini dirubah oleh para penerusnya tersebut menjadi Pesantren Asyrofudin.
Belum ada informasi yang pasti apakah nama Ardhi Sela Sumedang ini ada kaitannya atau tidak dengan para Ardisela yang ada di Cirebon dan sekitarnya.Bila merunut pada waktu pendirian pesantrennya yang berdiri sekitar tahun 1846 dan kejadian yang melatarbelakangi kepergian Raden Asyrofudin tersebut,sangat dimungkinkan sekali jika Raden Asyrofudin ini masih ada kaitannya dengan para Ardisela yang ada di Cirebon dan sekitarnya.Selain itu juga mereka sama-sama berjuang di era yang sama,yaitu sekitar tahun 1700 an akhir hingga awal atau pertengahan tahun 1800 an M.
Jumat, 25 Mei 2018
Saya Muslim,Pilih Pelihara Anjing atau Kucing?
Senin, 23 April 2018
Kiai Layaman
2. Kyai Layaman
3. Nyai Layyinah
4. Nyai Maemunah
5. Nyai Julaekhah Gintung
2. Kiai Nursafin
Selasa, 17 April 2018
Tiga Ardisela yang Dikira Satu Orang
Minggu, 15 April 2018
Buyut Jaha Cirebon (Kiai Mas Khanafi)
2. Kiai Idris
3. Nyai Asfiah,dan
4. Nyai Qona'ah.
Sabtu, 14 April 2018
Sejarah Para Ardisela
Sejarah Para Ardisela
Ardisela adalah sebuah nama perorangan dan juga kelompok,nama asli,nama gelar atau julukan.Ada banyak tokoh dengan nama Ardisela yang berbeda kisah dan masa hidup,silsilah,dan aneka perbedaan lainnya.Berikut adalah tokoh-tokoh dengan nama Ardisela.
1. Pangeran Alas Ardisela,makam di Desa Luwung,dekat makam Pangeran Muhammad Luhung / P Luwung,Mundu Cirebon.Ada juga yang berpendapat jika makamnya ada di pemakaman Gunung Sembung,Gunung Jati Cirebon.
2. Kiai Ardisela (Kiai Gozali),makam berdampingan dengan makam Mbah Muqoyim,Tuk Karangsuwung,Lemahabang Cirebon
3. Mbah Raden Ardisela (R Rustam / R Demang Bratakusuma),bin Raden Demang Bratanata,makamnya berada di pemakaman Blok Muara Bengkeng,Tuk Karangsuwung,Lemahabang,Cirebon.Pendapat lain mengatakan jika Raden Ardisela adalah putra Raden Bratakusuma cucu Raden Demang Bratanata.
4. Kiai Ardisela Jaha (Buyut Jaha / Kiai Mas Khanafi),Sampiran,Talun Cirebon
5. Buyut Ardhi Sela,Sleman,Sliyeg,Indramayu.Beliau dikenal juga dengan nama Kiai Ardisela Buntet/Dawuan.
6. Kiai Ardisela Layaman / Ki Layaman,makam Tengah Tani,Plered,Cirebon
7. Kiai Ardisela Singa Naga (R. Asyrofudin),pendiri Pesantren Ardisela Singa Naga / Pesantren Asyrofudin,Sumedang
8. Buyut / Ki Ageng Ardisela,Desa Cirea Mandirancan Kuningan
9. Kiai Ardisela,Prapag,Losari,Cirebon
10.Kiai Ardisela Pesawahan,Susukan Lebak,Cirebon
11.Kiai Ardisela,Pekalongan
12.Kiai Ardisela,Banyuwangi
Selain yang tercatat di atas,masih banyak tokoh-tokoh jaman dahulu yang mempunyai nama,gelar atau julukan Ardisela.
Jumat, 02 Maret 2018
Keberkahan Itu Misterius
Keberkahan Itu Misterius
Berkah itu berarti bertambahnya kebaikan,kebaikan dalam banyak hal.Tapi kebaikan seperti apa?,itu yang sering kali menjadi pertanyaan.Keberkahan dalam banyak hal tentunya.Keberkahan itu bisa dalam bentuk ibadah,usia,rezeki,keluarga,pertemanan,dan lain sebagainya.
Keberkahan dalam hal ibadah adalah keberkahan yang semakin hari semakin baik ibadahnya,baik secara kualitas maupun kuantitas.Keberkahan seperti ini yang paling utama.Walau demikian,tak banyak orang yang menginginkan keberkahan dalam hal ibadah ini.Padahal keberkahan dalam hal ibadah ini sangat menenangkan.Kita bisa semakin dekat dengan Allah SWT,dengan semakin sering dan semakin baiknya ibadah kita.
Usia yang berkah adalah usia yang paling utama,tak perduli pendek atau panjang usianya.Usia pendek kalau semasa hidupnya digunakan untuk banyak berbuat baik,Insya Allah akan bahagia karenanya.Diberi usia panjang dan bisa memanfaatkannya untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat,tentu itu akan baik sekali.Usia pendek atau panjang,kalau berkah akan selalu diisi dengan hal-hal yang baik,baik itu untuk sendiri maupun untuk orang lain.
Keberkahan dalam hal ilmu adalah keberkahan dengan adanya ilmu yang bermanfaat,baik untuk diri sendiri maupun orang lain.Ilmu yang bermanfaat bukan berarti harus menjadi guru saja,menjadi apapun bisa.Yang terpenting ilmu yang dimiliki bisa menebarkan kebaikan untuk sesama.Apabila kita mengamalkan ilmu yang kita miliki untuk kita sendiri atau makhluk lain dalam bentuk apapun,itulah ilmu yang bermanfaat,ilmu yang berkah.
Keberkahan dalam hal rizki tak berarti harus mendapat rizki yang berlimpah ruah sampai berlimpah-limpah,tetapi berkah dalam hal rizki adalah berkah yang berawal dari bagaimana rizki itu didapat dan digunakan dengan cara yang baik.Mau banyak atau sedikit,kalau asalnya dari usaha halal dan diperuntukkan untuk sesuatu yang halal juga,Insya Allah semuanya akan menjadi ladang amal.Rizki seperti itulah yang bermanfaat.
Selain dalam hal ibadah,usia,ilmu,rizki,keberkahan juga ada dalam bentuk lainnya,keberkahan dalam keluarga,pertemanan,dan lain sebagainya.Kita tak bisa serta merta mengklaim bahwa sesuatu yang terjadi itu adalah keberkahan,lebih-lebih apabila menyangkut hal yang terjadi pada orang lain.Keberkahan itu misterius,hanya hati yang ikhlas yang bisa merasakannya dengan baik.Tak perlulah kita menghakimi jika seseorang itu mendapat keberkahan atau tidak,karena yang tahu adalah orang yang bersangkutan dan Sang Pencipta.Kita hanya bisa mengira-ngira dan selalu berbaik sangka.
Oh ya,sebenarnya tulisan ini membawa keberkahan atau tidak ya?.Wallahua'lam.Tetapi semoga saja tulisan ini termasuk tulisan yang penuh keberkahan,sehingga tulisan ini bisa membawa kebaikan dan bermanfaat untuk kita semua.
Selasa, 06 Februari 2018
Pohon Mangga Ajaib dan Sedekah
Pohon Mangga Ajaib dan Sedekah
Suatu hari seorang teman saya berkunjung ke rumah.Karena termasuk teman dekat,sayapun akhirnya mengajaknya ngobrol panjang lebar di halaman belakang rumah.Di belakang rumah itu bukan tempat istimewa,hanya halaman yang banyak ditumbuhi aneka pohon dan aneka semak-semak liar.
Tiba-tiba,mata teman saya tertuju pada sebuah pohon mangga yang nampak tidak berbuah banyak seperti pohon mangga lainnya,padahal saat itu di kota tempat saya tinggal sedang musim buah mangga.Melihat itu dia langsung berkata bahwa mangga itu tidak mau berbuah karena saya tidak mau sedekah.Mendengar ucapan teman saya,saya menjadi tertawa geli dibuatnya.
Semula saya tidak mau menjawab ucapannya atau juga menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada pohon mangga itu.Kenapa?,semua karena ketakutan saya.Takut kenapa?,salah satunya saya takut dicap riya atau sombong.Lalu,apa hubungannya pohon mangga dan masalah riya atau sombong?,ya karena memang pohon mangga itu pohon mangga istimewa.Tapi setelah dipikir-pikir,akhirnya saya menjelaskan juga pada teman saya,bahwa pohon mangga yang nampak take berbuah itu adalah pohon mangga yang hampir semua buahnya saya sedekahkan.
Setelah mendengar ucapan saya,sang teman menjadi terkejut,entah apa yang ada di benaknya.Apakah dia percaya,itu bukan urusan saya.Apakah dia berfikir macam-macam tentang says?,itu juga bukan masalah buat saya.Toh saya hanya berusaha menjelaskan apa yang terjadi dengan pohon mangga itu.Saya hanya ingin teman saya tahu,bahwa pohon mangga itu adalah pohon mangga yang disedekahkan.Dari kejadian ini saya berharap pada saya dan teman saya,semoga di kemudian hari kami tidak mudah mencap sesuatu atau seseorang hanya karena prasangka saja.Itu intinya.
Setelah Kejadian itu,saya agak sedikit berfikir,apa yang sebenarnya terjadi pada pohon mangga saya.Saya perhatikan dari atas sampai bawah,ada apa?.Tiba-tiba mata saya tertuju pada tumpukan genteng yang memenuhi bagian bawah batang pohon mangga.Dengan sigap saya pindahkan genteng-genteng tersebut ke tempat lain.Hampir sebagian tanah di sekitar pohon mangga itu sudah disemen,ditambah lagi genteng-genteng.Mungkin ini penyebab mangga itu tak mau berbuah.
Beberapa bulan kemudian,akhirnya musim buah manggapun tiba.Daun-daun yang menghijau diselingi bunga-bunga dengan bau harumnya yang khas memenuhi pohon mangga itu.Berbeda dengan keadaan sebelumnya.Dari kejadian itu saya jadi berfikir,mungkin saja pohon mangga tersebut stres dan tak tumbuh kembang seperti semestinya karena saya memperlakukannya dengan tidak baik.
Sejak saat itu saya memperlakukan pohon mangga itu dengan baik,agar ia memberikan yang terbaik juga untuk saya.Pohon mangga itu sungguh istimewa,pohon mangga ajaib yang mengajarkan pada saya dan teman saya tentang banyak hal,tentang pentingnya sedekah,tentang larangan berburuk sangka atau menghakimi orang lain tanpa jelas alasannya,tentang larangan berbuat sombong dan riya,juga tentang tabyyun atau konfirmasi.Dan yang terpenting adalah pelajaran tentang akhlak kita terhadap makhluk lain ciptaan Allah,termasuk terhadap binatang dan tumbuhan.
Selasa, 23 Januari 2018
Dua Guru Paling Berpengaruh Bagi Mbah Raden Ardisela
Senin, 22 Januari 2018
Mbah Raden Ardisela,Penyokong Perjuangan dan Dakwah
Keturunan Mbah Raden Ardisela di Masa Penjajahan,Antara Keraton dan Pesantren
Berziarah ke Makam Kiai Ardisela dan Mbah Raden Ardisela
Upaya Penjajah Belanda Memecah Belah Pesantren dan Keraton
Perkawinan Raden Rangga Nitipraja dan Nyi Raden Aris
Kiai Ardisela (19)
Persahabatan Antara Mbah Raden Ardisela dan Kiai Mas Khanafi
Persaudaraan dan Perkawinan Demi Perjuangan
Makan-Makam Keturunan Pangeran Alas
2. Pangeran Sutangkara,Raden Demang Bratanata dan Keturunannya,Desa Sepat Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Majalengka
3.Makam Raden Ardisela bin Demang Bratanata dan keturunannya,Desa Tuk Karangsuwung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon
4.Makam Raden Arungan Bin Demang Bratanata,di pemakaman Amparan Jati Gebang Udik,Kecamatan Gebang,Kabupaten Cirebon
Minggu, 21 Januari 2018
Mbah Raden Ardisela,Antara Karangsuwung,Sindanglaut dan Tuk Karangsuwung
Tiga Serangkai Pertama
Mbah Raden Ardisela,Sang Penglima Perang
Wafatnya Mbah Raden Ardisela
Minggu, 14 Januari 2018
Makam Penyamunan
Makam Penyamunan
Pemakaman penyamunan adalah pemakaman yang cukup banyak didatangi orang dari berbagai penjuru daerah.Di pemakaman ini ada dua makam tokoh yang sering didatangi oleh banyak peziarah,yaitu makam Syeh Datuk Khafid dan Makam Mbah Buyut Maijah.Keduanya dikenal sebagai ulama yang menyebarkan ajaran Islam di kawasan Sedong dan sekitarnya.Makam para tokoh tersebut berada di sebuah bangunan yang cukup luas dan nyaman bagi para peziarah.
Fasilitas yang tersedia di makam ini lumayan baik dan memadai,ada wc,mushola,tempat parkir,dan beberapa sarana pendukung lainnya.Suasana pemakaman yang terdiri dari beberapa puluh makam ini juga lumayan nyaman dan asri.Dengan pepohonan yang rindang,para peziarah bisa lebih nyaman berziarah.
Lokasi Pemakaman Syekh Datuk Khafid dan Mbah buyut Maijah yang lebih dikenal dengan nama Pemakaman Keramat Penyamunan berada di blok Penyamunan,Desa Putat Kecamatan Seeing,Cirebon.Untuk yang berasal dari Kota Cirebon,lokasi pemakaman ini bisa ditempuh dengan naik kendaraan lewat Beber atau Sindang Laut.Bila naik kendaraan umum,dari Sindang Laut naik saja angkutan kota jurusan Sedong.Turun di Desa Putat,Para peziarah bisa naik ojek atau jalan kaki menuju makam keramat Penyamunan.
Sabtu, 13 Januari 2018
Kiai Ardisela (18)
Jumat, 12 Januari 2018
Kiai Ardisela (17)
Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (17)
Kiai Ardisela Dan Mbah Muqoyim Meninggalkan Cirebon
Karena merasa masih menjadi incaran penjajah,maka keduanya memutuskan untuk pergi meninggalkan Cirebon.Usia keduanya saat itu sudah tidak muda lagi.Kiai Ardisela Dan Mbah Muqoyim saat itu diperkirakan sudah berusia sekitar 50 hingga 60 tahun.Usia yang sudah tidak terlalu muda lagi untuk keduanya,namun semangat keduanya untuk berjuang begitu gigih.
Hari yang telah ditentukanpun akhirnya tiba.Kiai Ardisela bersama istrinya memutuskan untuk pergi le arah Indramayu,karena di kota ini juga banyak saudaranya,terutama saudara dari Nyai Alfan yang diketahui berasal dari Indramayu.Untuk mengecoh Belanda,Kiai Ardisela pergi terlebih dahulu,sementara Mbah Muqoyim tinggal sementara di Tuk Karangsuwung bersama Mbah Raden Ardisela.
Kiai Ardisela akhirnya sampai di kawasan Sleman Sliyeg.Indramayu.Beliau memutuskan untuk tinggal dan kembali lagi membuka pesantren seperti saat beliau tinggal di Cirebon.Langkah pertama yang dilakukannya adalah membuat mushola atau langgar,di mana mushola itu bisa digunakan untuk mengajar para santrinya.Ketika dibuka,para santri kembali berdatangan untuk mengaji dan berguru padanya.
Kiai Ardisela memang seorang ulama tulen,sehingga beliau selalu terpanggil untuk mengajarkan aneka ilmu agama kepada masyarakat di sekitarnya,baik muda maupun tua.
Kiai Ardisela (16)
Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (16)
Perang Santri Pesawahan
Pesantren Pesawahan dengan tiga ulama yaitu Kiai Ismail,Kiai Ardisela,dan Mbah Muqoyim,membuat pesantren ini semakin maju dan ramai.Ketiga ulama yang disegani itu membuat pesantren Pesawahan banyak didatangi para santri untuk belajar.Semakin hari,pesantren semakin berkembang pesat.
Suatu saat Pesantren Pesawahan hendak mengadakan sebuah acara syukuran.Undanganpun disebar,termasuk untuk penduduk sekitar dan para wali santri.Tamu-tamu Dan masyarakat sekitar banyak yang hadir menghadiri aacar tersebut.Acara berlangsung ramai.Para undangan disuguhi aneka atraksi,baik oleh para santri maupun oleh para kiai.Di tengah atraksi,tiba-tiba datang serdadu yang mengepung tempat acara.Orang-orang berlarian.Untunglah Kiai Ismail,Kiai Ardisela,Mbah Muqoyim,para sesepuh dan alumni santri sudah siap menghadapi itu semua.Rupanya mereka sudah belajar dari penyerbuan pesantren terdahulu,saat Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim masih tinggal di kawasan Dawuan Sela dan Buntet.
Para ulama,santri,dan masyarakatpun sigap menghadapi serbuan serdadu penjajah.Merekapun bahu membahu untuk mengalahkan para serdadu penjajah tersebut.Dengan kerjasama Dan dipimpin oleh kiai-kiai yang sakti mandraguna,akhirnya para serdadu tersebut berhasil dikalahkan.Mereka lari kocar-kacir meninggalkan Pesantren Pesawahan.Bahkan,di antara mereka banyak yang mati.Makam para serdadu yang tewas tersebut pada akhirnya lebih dikenal dengan nama makam Belanda.
Semenjak kejadian itu,Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyimpun berniat pergi meninggalkan Cirebon.Kiai Ardisela memutuskan pergi ke arah Indramayu,sementara Kiai Muqoyim berniat pergi ke arah Jawa bagian tengah.Kejadian ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 1798 M,yang di kemudian hari sering disebut dengan perang Santri Pesawahan.