Senin, 22 Januari 2018

Persaudaraan dan Perkawinan Demi Perjuangan

Persaudaraan dan Perkawinan Demi Perjuangan

Selain Mbah Muqoyim,Kiai Ardisela,dan Mbah Raden Ardisela,sebenarnya banyak sekali ulama-ulama dan para bangsawan lain yang ikut bergabung dalam perjuangan di masa penjajahan tersebut.Yang mereka lakukan adalah demi melanjutkan perjuangan dalam syiar Islam dan juga perlawanan terhadap penjajah Belanda dan penjajah-penjajah lainnya.

Persaudaraan dan perkawinan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan dalam perjuangan mereka semua.Mbah Muqoyim dan adik-adiknya,dan juga para saudaranya bahu membahu dalam berjuang.Kiai Ardisela yang tak lain adalah adik iparnya juga turut berandil besar dalam perjuangan itu.

Di kemudian hari,anak cucu Mbah Muqoyim,Kiai Ardsela dan Mbah Raden Ardisela juga turut serta dalam perjuangan.Salah satu cara untuk melanjutkan perjuangan mereka adalah dengan cara perkawinan antar keturunan ketiganya.Perkawinan antara saudara dekat adalah sebagai perekat dalam perjuangan demi melanjutkan cita-cita dan perjuangan para leluhur.Di kemudian hari antara Keturunan Mbah Muqoyim,Kiai Ardisela, dan Mbah Raden Ardisela pun banyak yang saling menikah.

Keturunan Mbah Muqoyim,Kiai Ardisela dan Mbah Raden Ardisela hingga saat ini tersebar di banyak daerah,baik di dalam maupun luar pesantren,tak hanya di Cirebon dan sekitarnya,tapi hingga keluar pulau Jawa,bahkan hingga mancanegara.Memang tidak semuanya berkecimpung dalam dunia pesantren,tapi sebagian besar tetap masih perduli pada perkembangan ajaran Islam.

Ikatan persaudaraan dan perkawinan memang menjadi cara yang tepat dalam melanjutkan perjuangan para leluhur tersebut.Dari ikatan persaudaraan dan perkawinan tersebut mereka semua saling bantu dalam syiar Islam.Hingga kini,hingga seabad lebih sejak kepergian ketiganya,kebiasaan menikah antar saudara dekat  tersebut masih berlaku,terutama di kalangan keluarga yang tinggal di pesantren-pesantren.