Senin, 22 Januari 2018

Upaya Penjajah Belanda Memecah Belah Pesantren dan Keraton

Upaya Belanda Memecah Belah Pesantren dan Keraton

Keraton sebagai pusat pemerintahan yang sudah dikecilkan perannya di tengah-tengah rakyat,masih juga ingin dikecilkan hingga tak bisa memberikan pengaruh sedikitpun kepada rakyat.Berbagai cara dilakukan oleh penjajah dalam upaya untuk mencapai tujuannya tersebut.Mengatur dan membatasi wewenang sultan dan keraton adalah salah satu hal yang dilakukan oleh penjajah.Aneka konflik pun diciptakan di dalam keraton.Peraturan-peraturan baru yang seringkali bertentangan dengan adat istiadat dan hukum yang berlaku di Keraton juga sengaja dibuat oleh penjajah.

Pesantren yang saat itu sebagian besar didirikan oleh keluarga keraton juga tak luput dari usaha pelemahan agar tak menjadi 'keraton' baru yang bisa mengancam keberadaan penjajah.Berbagai upaya dilakukan oleh mereka agar pesantren ditutup,terutama pesantren yang ulama atau pemimpinnya terang-terangan tidak memihak pada kepentingan penjajah.

Kekuatan keraton dan pesantren bila digabungkan menjadi satu memang akan menimbulkan kekuatan yang dahsyat.Hal ini yang disadari oleh pihak penjajah,oleh karena itu penjajah selalu berusaha melemahkan kedua lembaga ini.Bahkan tak hanya berusaha dilemahkan,tapi juga harus dihancurkan secara cepat atau perlahan agar kekuasaan mereka semakin kuat dan langgeng.Pada akhirnya keraton dan pesantrenpun seringkali dibenturkan satu sama lain.

Mbah Raden Ardisela bersama para saudara dan teman-teman seperjuangannya menyadari hal itu.Berbagai cara agar kebersamaan antara keraton dan pesantrenpun dilakukan.Akhirnya Mbah Raden Ardisela bersama saudara dan teman-teman yang seide dan seperjuangan dengannya menjembatani kedua lembaga tersebut.Aneka berita atau informasi dari keraton yang terkait dengan perjuangan disampaikan kepada pihak pesantren,begitu juga sebaliknya.Semuanya tentu saja tidak dilakukan secara terang-terangan,namun dilakukan secara rahasia agar tidak diketahui oleh pihak penjajah dan antek-anteknya.