Jumat, 12 Januari 2018

Kiai Ardisela (12)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela'

Kiai Ardisela Kedatangan Mbah Muqoyim

Suatu saat,Mbah Muqoyim yang suda gerah dengan ulah penjajah di Keraton Kanoman,akhirnya bertekad untuk meninggalkan jabatan muftinya di Keraton Kanoman.Orang yang pertama ingin ditujunya adalah sahabat sekaligus adik iparnya,Kiai Ardisela.Beliaupun segera menuju Dawuan Sela.Kedatangan beliau disambut hangat oleh Nyi Alfan adiknya,dan juga keponaknnya.Beliaupun menceritakan kedatangannya kepada adik perempuannya tersebut.Nyai Alfan memberitahu kakaknya jika Kiai Ardisela suaminya sedang melatih anak-anak didiknya di Gunung Ciremai.

Karena takut akan lama di Gunung Ciremai,Mbah Muqoyimpun akhirnya menyusul Kiai Ardisela di Gunung Ciremai.Setelah bertemu di kawasan Gunung Ciremai,Mbah Muqoyimpun segera mengutarakn kedatangannya pada Kiai Ardisela,bahwa beliau hendak ikut menetap tak jauh dari tempatnya tinggal di Dawuan Sela.Mengetahui maksud kedatangan Mbah Muqoyim,betapa senang hati Kiai Ardisela.Beliau dan Mbah Muqoyim segera pulang kembali ke Dawuan Sela.Para santri yang sudah berlatihpun diperintahkan pulang ke rumah masing-masing.

Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim bersiap kembali pulang ke Dawuan Sela.Atas usul Kiai Arsisela,akhirnya Mbah Muqoyim dan keluarganyapun memilih menetap tinggal di dekat Dawuan Sela guna mendirikan pesantren baru dan mengajar santri-santri bersama Kiai Ardisela.

Kedatangan Mbah Muqoyim ke Dawuan Sela membuat suasana kawasan Dawuan Sela dan sekitarnya semakin ramai.Lebih-lebih ketika Mbah Muqoyim telah membuka pesantren sendiri.Para santri semakin banyak yang berdatangan,maklum saja,karena pesantren tersebut dibuka oleh Mbah Muqoyim yang mantan seorang mufti Keraton Kanoman yang dikenal berilmu Dan berpengetahuan luas.

Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyimpun bekerja sama dengan baik sekali.Keduanya bahu membahu menyiapkan santri yang siap membela negeri dari penindasan penajajah Belanda.Kejadian ini  diperkirakan terjadi sekitar tahun 1785 M,ditahun inilah yang diperkirakan menjadi tonggak awal pendirian Pesantren Buntet.