Jumat, 12 Januari 2018

Kiai Ardisela (17)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (17)

Kiai Ardisela Dan Mbah Muqoyim Meninggalkan Cirebon

Karena merasa masih menjadi incaran penjajah,maka keduanya memutuskan untuk pergi meninggalkan Cirebon.Usia keduanya saat itu sudah tidak muda lagi.Kiai Ardisela Dan Mbah Muqoyim saat itu diperkirakan sudah berusia sekitar 50 hingga 60 tahun.Usia yang sudah tidak terlalu muda lagi untuk keduanya,namun semangat keduanya untuk berjuang begitu gigih.

Hari yang telah ditentukanpun akhirnya tiba.Kiai Ardisela bersama istrinya memutuskan untuk pergi le arah Indramayu,karena di kota ini juga banyak saudaranya,terutama saudara dari Nyai Alfan yang diketahui berasal dari Indramayu.Untuk mengecoh Belanda,Kiai Ardisela pergi terlebih dahulu,sementara Mbah Muqoyim tinggal sementara di Tuk Karangsuwung bersama Mbah Raden Ardisela.

Kiai Ardisela akhirnya sampai di kawasan Sleman Sliyeg.Indramayu.Beliau memutuskan untuk tinggal dan kembali lagi membuka pesantren seperti saat beliau tinggal di Cirebon.Langkah pertama yang dilakukannya adalah membuat mushola atau langgar,di mana mushola itu bisa digunakan untuk mengajar para santrinya.Ketika dibuka,para santri kembali berdatangan untuk mengaji dan berguru padanya.

Kiai Ardisela memang seorang ulama tulen,sehingga beliau selalu terpanggil untuk mengajarkan aneka ilmu agama kepada masyarakat di sekitarnya,baik muda maupun tua.