Minggu, 21 Januari 2018

Tiga Serangkai Pertama

Mbah Raden Ardisela (13)

(Persahabatan Antara Kiai Ardisela,Mbah Muqoyim dan Mbah Raden Ardisela)

Tiga serangkai,mungkin itulah julukan yang pantas disematkan kepada tiga pejuang yang terdiri dari Kiai Ardisela,Mbah Muqoyim dan Mbah Raden Ardisela.Ketiga orang ini begitu gigih dalam melawan penjajah dan juga dalam Syiar agama Islam.Bersama ulama,kaum bangsawan,dan juga masyarakat umum lainnya,ketiganya telah berhasil membuat penjajah Belanda menjadi tak tenang dibuatnya.

Kiai Ardisela yang terkenal ahli dalam ilmu kanuragan sekaligus sebagai seorang ulama yang juga sufi.Mbah Muqoyim yang semula sebagai mufti dan ulama di Keraton Kanoman yang akhirnya melepaskan jabatannya dan lebih memilih hidup bersama masyarakat umum.Dan yang terakhir adalah Mbah Raden Ardisela yang merupakan murid keduanya,yang di kemudian hari menjadi seorang pemimpin atau pemangku wilayah (demang) yang gagah berani,dan ahli tata negara dan siasat (politik) yang begitu perduli pada masyarakat.Ketiganya bahu-membahu dalam mendirikan pesantren,dan tak henti mendidik santri dan mengajak masyarakat umum agar mau membela negerinya yang tengah dijajah.Pesantren Buntet adalah saksi bisu akan kebersamaan ketiganya,yang hingga kini masih bisa dijumpai keberadaannya dan masih bisa dirasakan manfaatnya bagi banyak orang.Dari pesantren inilah yang di kemudian hari lahir pesantren-pesantren baru,baik yang berada di Cirebon atau di luar Cirebon.Dari tangan Tiga Serangkai Kiai Ardisela,Mbah Muqoyim,dan Mbah Raden Ardisela inilah ribuan santri akhirnya lahir dan turut melanjutkan kiprah ketiganya dalam berjuang.

Banyak misteri yang melingkupi kisah ketiganya,terutama berkaitan dengan nama dua Ardisela yang ada bersama Mbah Muqoyim.Banyak sekali orang yang menyangka jika nama Ardisela adalah untuk satu orang,padahal bukan.Sebenarnya beberapa orang dengan nama Ardisela yang selalu berjuang bersama-sama Mbah Muqoyim.

Dulu,kisah Tiga Serangkai ini sangat rahasia.Di era penjajahan,kiprah ketiganya hanya disampaikan dari mulut ke mulut saja,baik itu yang disampaikan oleh anak keturunannya,para santri atau masyarakat lainnya yang perduli akan perjuangan mereka.Seiring perjalanan waktu dan berakhirnya masa penjajahan,maka cerita perjuangan ketiganya mulai disampaikan secara terbuka.Kini kisah  perjuangan ketiganya dapat dengan mudah ditemui,baik itu melalui cerita lisan,atau juga melalui tulisan,seperti dari buku atau media lainnya.

Kiai Ardisela,Mbah Muqoyim dan Mbah Raden Ardisela adalah generasi pertama dari Tiga Serangkai.Di kemudian hari tiga serangkai ini dilanjutkan oleh anak,menantu atau cucu dan cicit ketiganya.Bersama masyarakat Cirebon dan sekitarnya,mereka semua bahu membahu demi kebaikan bersama.