Senin, 22 Januari 2018

Kiai Ardisela (19)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (19)
Kaderisasi Ulama

Kiai Ardisela Buntet,Kiai Muqoyim,Kiai Ismail Pesantren Pesawahan yang masih terikat hubungan persaudaraan ini bahu membahu mempersiapkan pemimpin selanjutnya.Bersama para ulama lainnya,mereka semua tak kenal lelah untuk mempersiapkan generasi islami yang siap berjuang dan berjihad.Yang mereka persiapkan adalah demi untuk melanjutkan perjuangan mereka semua,terutama untuk meneruskan jejak mereka sebagai ulama.Untuk kalangan pemimpin atau umaro,ketiganya juga tak lupa mempersiapkannya,hal ini mereka lakukan mengingat pemimpin yang baik akan membuat wilayah yang dipimpinnya juga baik.

Kiai Mas Khanafi Jaha dan Kiai Muhamad Imam,adalah dua orang yang di kemudian hari menjadi ulama sebagai penerus dalam bidang dakwah.Sementara dalam kepemimpinan ada nama Mbah Ardisela yang menjadi demang Sindang Laut dan juga ada seorang putra Sultan Kanoman yang di kemudian hari menjadi Sultan Kacirebonan pertama.

Kaderisasi ulama ini dilakukan secara terus menerus dari generasi ke generasi.Kiai Ardisela yang dikenal sebagai ulama tasawuf akhirnya banyak melahirkan pesantren-pesantren traditional yang dikenal sebagai pesantrennya kaum sufi,yang jauh dari hingar bingar dunia luar.Kiai Mas Khanafi yang tak lain adalah menantu Kiai Ardisela Buntet dikenal sebagai pendiri Pesantren Jaha Sampiran,Talun Cirebon,yang beberapa dekade dikenal sebagai pesantren tradisional.Selanjutnya menantu Kiai Mas Khanafi yang bernama Kiai Takrifudin mendirikan Pesantren Pemijen Asem Sampih,Sindang Laut Cirebon.Menantu Kiai Takrifudin yang bernama Mbah Soleh bin Mbah Mutaad mendirikan Pesantren Benda Kerep.Anak cucu Kiai Takrifudin juga selanjutnya mendirikan Pesantren Dongkol dan Cikalapa.Hingga awal kemerdekaan dan bahkan setelahnya,pesantren-pesantren tersebut tetap dikenal sebagai pesantren tradisional yang hanya menyelenggarakan pengajian saja,tanpa mengadakan pendidikan umum seperti sekolah atau kursus.

Pesantren yang didirikan oleh Kiai Ismail dan Mbah Muqoyim di kemudian hari dikenal sebagai pesantren yang mengajarkan aneka ilmu agama dan umum.Di tangan anak cucu dan keturunannya,pesantren-pesantren tersebut akhirnya mendirikan sekolah-sekolah dan menjadikannya pesantren yang cukup modern.

Kaderisasi ulama terus berlangsung di masa Kiai Arisela dan Mbah Muqoyim hidup.Bahkan setelah lamanya kepergian mereka dan para sahabat lainnya,kaderisasi itu masih terus berlangsung.Hingga saat ini pesantren-pesantren tersebut masih berdiri dan mengajarkan aneka ilmu pengetahuan.Tak sedikit pula ulama yang lahir dari pesantren-pesantren tersebut yang akhirnya ikut mendirikan Pesantren,baik yang berada di Cirebon maupun luar Cirebon.