Jumat, 12 Januari 2018

Kiai Ardisela (11)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (11)

Dawuan Sela,Bukit Cimandung Dan Gunung Ciremai

Ketika melatih para muridnya,Kiai Ardisela tak hanya menggunakan satu tempat saja.Hal ini ada kaitannya agar para muridnya semakin kuat fisiknya dan mengetahui banyak medan,sehingga mereka akan siap bila harus berperang melawan penjajah sewaktu-waktu.Beberapa daerah yang menjadi tempat latihannya antara lain Dawuan Sela,Bukit Cimandung Cirebon Girang,Dan Gunung Ciremai Kuningan

Dawuan Sela adalah tempat Kiai Ardisela melatih semua muridnya dari semua kalangan dan usia untuk tingkatan pemula.Dawuan Sela sendiri adalah tempat kediaman Kiai Ardisela sehari-hari,di mana para muridnya datang ke rumahnya untuk belajar mengaji dan ilmu kanuragan.Di sini,latihan ilmu kanuragan yang diberikan tidaklah terlalu berat.

Untuk tingkatan selanjutnya,Kiai Ardisela mengajak muridnya berlatih di Bukit Cimandung Cirebon Girang.Latihan yang diberikanpun semakin keras.Hanya murid-murid yang sudah lulus tes saja yang bisa ikut berlatih di tempat ini.Dari usiapun,mereka yang berlatih di tempat ini termasuk usia yang cukup matang.Until yang lulus,maka selanjutnya mereka akan melanjutkan pelatihan bela diri di Gunung Ciremai Kuningan,sementara yang tidak mampu hanya belajar sampai di tempat ini saja.

Bagi yang lulus,mereka akan melanjutkan latihan di kawasan Gunung Ciremai Kuningan.Di tempat ini para santri tak hanya diajar dan mempraktekkan ilmu kanuragannya saja,tetapi mereka juga diajar cara mengendalikan diri sendiri dan diminta untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.Di sini mereka dilepas satu persatu dan diperintahkan untuk mencari lokasi yang bisa untuk mereka hidup mandiri dan mengamalkan ilmu yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Kiai Ardisela memang seorang ulama Dan guru kaniragan yang mumpuni,dari hasil didikannya ini di kemudian hari muncul pemimpin-pemimpin yang mumpuni,bail dalam bidang pemerintahan,keagamaan maupun lainnya.Beberapa santrinya yang hingga kini dikenal dan makamnya sering diziarahi adalah Kiai Ma's Khanafi atau Ardisela Jaha yang menjadi menantunya sendiri,yang menikahi anak perempuan Kiai Ardisela dan Nyai Alfan yang bernama Nyai Khafiun.Kiai Mas Khanafi Jaha pada akhirnya juga dikenal sebagai ulama.Sementara murid lainnya yang menonjol adalah Raden Rustam atau Raden Ardisela,yang semasa hidupnya pernah menjadi pemangku wilayah atau demang.

Selain kedua Ardisela tersebut,sebenarnya masih banyak Ardisela-Ardisela lainnya,yang menjadi ulama atau pemimpin suatu wilayah.