Jumat, 12 Januari 2018

Kiai Ardisela (15)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (15)

Pengepungan Pesantren

Kiai Ardisela dan Kiai Muqoyim beraktifitas seperti biasanya.Keduanya masih disibukkan dengan mengajar para santri yang tinggal dan menetap di pesantren,atau juga yang pulang pergi dari rumah ke pesantren.Tiba-tiba saja keduanya dikejutkan dengan kedatangan informan yang mengabarkan bila Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim hendak ditangkap.Keduanya segera bertindak cepat untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka.

Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim segera pergi meninggalkan kediaman dan pesantren.Mereka semua pergi ke arah selatan,tepatnya ke Pesawahan,di mana ada Kiai Ismail adik Mbah Muqoyim yang sedang merintis pesantren di tempat itu.Perjalanan ke Pesawahan saat itu bukanlah hal mudah,karena sarana jalan dan transportasi tidak seperti sekarang ini.Rumah dan pesantren Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim sudah dikosongkan.Kedua ulama dan keluarganya tersebut sudah pergi meninggalkannya untuk menetap sementara di Pesawahan.

Ketika pihak tentara penjajah datang,alangkah marahnya mereka,karena kedua ulama tersebut sudah tak ada di tempatnya.Untuk melampiaskan kekesalannya,serdadu penjajah tersebut akhirnya menembaki siapa saja yang ada di sekitar pesantren.Saat sedang ada santri yang menetap di sekitar pesantren yang terlihat,santri tersebutpun akhirnya tak luput dari peluru yang dilontarkan oleh serdadu penjajah dan tewas di tempat kejadian.Setelah serdasu pergi,oleh penduduk sekitar santri tersebut dimakamkan tak jauh dari tempat kejadian,yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama makam santri.