Mbah Raden Ardisela (12)
Mbah Raden Ardisela adalah seorang pemimpin yang benar-benar perduli pada dunia pendidikan.Ketika beliau menjabat sebagai demang,beliau bantu ulama-ulama mendirikan pesantren dan melindunginya dari serangan penjajah Belanda.Berbagai cara beliau lakukan agar keberadaan pesantren-pesantren tersebut tetap bertahan.Seolah-olah mau bekerja sama dengan pihak penjajah adalah salah satu strategi beliau agar tidak dicurigai dan tak menjadi incaran pihak musuh.
Selain membantu Mbah Muqoyim dalam mendirikan dan menjaga kelangsungan Pesantren Buntet,masih ada beberapa pesantren lain yang didirikan di masa Mbah Raden Ardisela menjabat sebagai demang atau sesudah beliau tak lagi menjadi demang.Pesantren-pesantren yang didirikan saat Mbah Raden Ardisela masih hidup antara lain adalah Pesantren Tuk (didirikan oleh Mbah Muqoyim),Pesantren Pesawahan (didirikan oleh Mbah Ismail adik dari Mbah Muqoyim),Pesantren Pemijen (didirikan oleh Mbah Ta'rif yang tak lain adalah menantu dari Kiai Mas Khanafi Jaha / besan dari Raden Rangga Nitipraja dan Nyi Mas Aris binti Mbah Raden Ardisela).
Dari pesantren-pesantren tersebut kemudian melahirkan pesantren-pesantren baru yang didirikan beberapa tahun kemudian setelah Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim wafat.Pesantren-pesantren tersebut satu sama lain masih mempunyai keterikatan,baik itu karena hubungan guru dan murid,hubungan keluarga atau juga hubungan perkawinan.Pesantren yang didirikan kemudian adalah Pesantren Benda Kerep (didirikan oleh Mbah Soleh putra dari Mbah Muta'ad),dan Gedongan (didirikan oleh Mbah Said,menantu Mbah Muta'ad),dan Pesantren Dongkol (didirikan oleh Kiai Yusuf (cucu mantu dari Kiai Takrifudin).