Sahabat Terbaik Adalah Uang (Harta) ?
Hem,saya menulis ini karena pengalaman saya saat saya punya uang dan tidak punya uang.Saat punya uang,semua terasa lebih indah dan gampang.Saat tak punya uang,semua terasa suram dan kelam.He he,lebay ya?,tapi memang begitulah yang saya rasakan.
Berulang kali saya jatuh bangun,antara punya uang dan tidak punya uang.Saat punya uang teman menghadang,saat tak punya uang teman menghilang.Dan itu terjadi berkali-kali.Sakitnya tuh di sini (sambil pegang saku yang tepos karena uangnya tak ada).
Uang,uang,uang.Benar-benar benar apa kata pepatah itu.Ada uang banyak yang mengaku saudara,tak ada uang tak ada yang mau mengakui sebagai saudara.Eh,tapi sebentar,pikir-pikir saya itu jarang punya uang,jadi ya hanya sedikit teman yang saya punya.Nasib atau mungkin bawaan lahir,itumah dg alias derita gue.
Tapi untunglah,walau jarang punya uang saya itu mempunyai kakak adik yang baik hati,juga saudara saudari yang begitu perduli.Mereka selalu membantu saya ketika tak punya uang.Tak perlu kode-kode tertentu,tanpa meminta pun mereka suka memberi.Maklum saja,di keluarga kami memang ada tradisi untuk saling memberi.Tak harus banyak,yang penting ikhlas dan saling perduli.
Kapan saya punya uang?,dipikir-pikir ya jarang. Punya uang juga selalu pas-pasan saja,ya pas gajian itu.
Saat tak punya uang itu rasanya sedih sekali,sampai-sampai saya berfikir jika uang adalah sahabat terbaik.Ya,sahabat terbaik adalah uang.Dengan uang mau apapun gampang.Uang atau harta,itu yang banyak dipuja oleh manusia,termasuk oleh aku ini.Tapi sepertinya uang tak mau berteman dengan saya,jadilah saya seperti ini,hidup tanpa uang.Dari sini saya tidak yakin jika sahabat terbaik adalah uang,karena uang sendiri tidak mau bersahabat dengan saya.
Bacanya jangan serius sekali ya,karena saya juga menulisnya tidak pakai kata serius.