Pedang Raden Abdullah Raksa Yang Hilang Jejak
Kiai Raden Abdullah Raksa yang semasa hidupnya mempunyai dua buah pedang.Satu pedang berukuran panjang hampir satu meter,dan satu lagi berukuran agak pendek.Kedua pedang itu dihuni oleh beberapa jin yang dulu menjadi khodam Raden Abdullah Raksa.Kedua pedang itu mempunyai kisah panjang sebagai saksi perjuangannya selama beliau melakukan perjalanan dalam mensyiarkan ajaran Islam di Cirebon dan Indramayu.Mengingat saat itu (sekitar tahun 1800 an akhir hingga awal 1900 an M) terbilang rawan dan banyak perampok,binatang buas serta harus melalui jalan setapak yang penuh semak belukar,maka apabila pergi beliau selalu membawa kedua pedangnya.Pedang itu juga beliau gunakan untuk berjuang melawan penjajah Belanda.
Kedua pedang tersebut benar-benar menjadi sahabat sejati bagi Raden Abdullah Raksa.Kemanapun beliau pergi beliau selalu membawa keduanya.Kedua pedang tersebut digunakannya untuk membabat hutan saat membuka pedukuhan baru seperti di Tegal Taman Kecamatan Sukra,mengusir binatang buas seperti buaya,harimau dan juga melawan penjajah Belanda yang suka berbuat sewenang-wenang terhadap rakyat Indonesia.Jin yang menjadi khodam Raden Abdullah Raksa juga terkadang semakin menambah kekuatan kedua pedang tersebut.
Setelah Raden Abdullah wafat kedua pedang tersebut dirawat oleh Raden Kalyubi dan diwariskan ke keturunan selanjutnya yaitu Raden Djunaedi.Sayang,saat berada di tangan Raden Djunaedi kedua pusaka tersebut kurang terawat dengan baik sehingga menimbulkan beberapa kejadian aneh.Jin yang terkadang berada di kedua pedang tersebut sering berulah,salah satunya suka membuat genteng seng rumah menjadi begitu gaduh,menimbulkan suara aneh dan lain sebagainya.
Suatu saat (sekitar tahun 1990 M) keluarga Raden Djunaedi terkena penyakit dan para dokter tidak bisa menyembuhkan penyakitnya.Ketika berobat ke seprang paranormal barulah penyakit tersebut bisa disembuhkan.Paranormal tersebut mengetahui bila keluarga Raden Djunaedi menyimpan benda pusaka berupa dua buah pedang dan memintanya untuk dirawat olehnya,karena menurutnya kedua pedang yang ada jinnya tersebut bisa mengganggu.Akhirnya kedua pedang itupun diserahkan.
Mengingat kedua pedang tersebut adalah warisan yang cukup berharga,maka keluarga Raden Djunaedi berkeinginan untuk mengambilnya kembali.Ketika kedua pedang tersebut hendak diambil kembali,sang paranormal tersebut justru sering sakit-sakitan dan bahkan hilang ingatan.Sejak saat itu pula kedua pedang tersebut hilang jejak dan tak tahu rimbanya,karena sang paranormal itu sudah tak bisa diajak berkomunikasi lagi.
Hingga saat ini kedua pedang tersebut tak pernah diketemukan,padahal kedua pedang tersebut mempunyai nilai sejarah dan antik, sebagai benda pusaka dan bukti perjuangan Raden Abdullah Raksa dulu.