Sabtu, 13 Februari 2016

Serunya Berkunjung Ke Buntet Pesantren Bersama Ibu

Serunya Berkunjung Ke Buntet Pesantren Bersama Ibu

Akhir tahun 1980 an,saat itu saya masih sebagai seorang anak yang masih agak lucu dan lugu (he he,lucu-lucuin sendiri saja deh ya,padahal mungkin nyebelin benget bagi orang lain).Ketika diajak ibu pergi saya masih mau dan belum mengenal rasa malu seperti saat remaja.Salah satu tempat yang sering saya kunjungi bersama ibu adalah Pesantren Buntet tempat nenek dan mbah buyut putri saya dari ibu dan bapak berasal.

Pergi bersama ibu ke Pesantren Buntet adalah sesuatu yang menyenangkan,seru sekaligus membosankan.Senangnya karena diajak jalan-jalan,serunya berkaitan dengan cerita ibu,membosankannya ibu akan banyak mampir ke orang yang kenal atau saudara yang ditemuinya di manapun beliau bertemu,karena akan memakan waktu yang cukup lama saat mengobrol dengan mereka.Ibu saya yang bernama Khuriyah atau Churiyah asal Kasepuhan itu memang dikenal sebagai ratunya ngobrol se Buntet Pesantren Raya.

Cerita adalah hal yang saya sukai saat itu,dan cerita ibu adalah salah satu hal yang sering saya tunggu.Serunya pergi bersama ibu ke Buntet Pesantren ya itu,karena seperti biasa ibu selalu banyak cerita tentang banyak hal,mulai dari sejarah Buntet Pesantren,kebiasaan masyaraktnya,para kiai dan juga leluhur saya,keluarga nenek dan mbah uyut,saudara-saudara asal Buntet Pesantren,dan lain sebagainya.Dari cerita ibu saya akhirnya saya tahu banyak tentang Buntet Pesantren ini.

Ibu saya itu jago sekali berbicara atau mengobrol.Sama orang yang baru dikenal saja beliau itu bisa langsung klop dan bisa mengobrol lama,apalagi sama orang yang sudah dikenalnya,ngobrol sama orang yang masih tergolong teman,saudara atau kerabat,pasti semakin lama ngobrolnya.Saat pergi ke Buntet Pesantren,sudah jaminan bakal lama sekali ngobrolnya karena banyak sekali teman,saudara dan kerabat di sini.Kalau sudah ngobrol pasti akan membosankan sekali buat saya karena akan memakan waktu yang lama.

Setelah saya remaja dan dewasa saya hampir tak pernah lagi bepergian dengan ibu ke Buntet Pesantren.Saat remaja justru saya sering pergi ke Buntet Pesantren sendiri,maklum saja,saya kan sekolah di Mts NU Putra 1 Buntet Pesantren dari mulai tahun 1989  sampai dengantahun 1992.Setelah dewasa saya jarang sekali datang ke Buntet Pesantren dengan berbagai macam alasan.

Setelah menginjak usia 40 tahun ini saya semakin sering berkunjung ke Buntet Pesantren,selain ingin berziarah ke makam para leluhur yang dimakamkan di pemakaman Gajah Ngambung,menghadiri acara pernikahan saudara,saya juga ingin bernostalgia saat saya sekolah di Mts dulu.Satu hal yamg paling penting ketika saya pergi ke Buntet Pesantren adalah bernostalgia saat pergi bersama ibu tercinta yang sudah tak mungkin lagi terulang karena sudah lama ibu telah tiada.