Senin, 01 Februari 2016

Edisi Bingung 1 : Mau Terus Mengajar Atau Berhenti

Edisi Bingung 1 : Mau Terus Mengajar Atau Berhenti

Edisi kali ini saya mau menulis tentang edisi khusus bingung,edisi dimana saya sedang bingung,apakah saya mau terus mengajar atau berhenti saja?.

Mau terus mengajar atau berhenti?.Pertanyaan ini sering sekali terjadi pada diri saya saat saya berprofesi sebagai guru.Berulang dan terus berulang.Ya,mau terus mengajar atau berhenri saja?.

Saat menulis tulisan ini saya juga dalam keadaan sedikit bingung.Mau terus mengajar rasanya sungkan sekali,karena memang dari dulu saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru.Mau berhenti juga rasanya tak mungkin,karena teringat amanat ayah yang meminta saya untuk terus mengajar.Selain itu juga saya sudah mulai cinta sama anak-anak didik saya.

Ketika bingung saya hanya bisa merenung.Saya mengingat kembali wajah ayah yang begitu sumringah ketika mendengar saya sudah jadi guru,sebuah profesi yang sangat dibanggakan olehnya.Bagaimana mungkin saya mau mengecewakannya?.Hanya itu yang sempat saya lakukan untuk membuat ayah bahagia selama masa hidupnya.

Ketika bingung saya kembali mengingat apa yang sudah saya dapatkan dengan profesi sebagai guru ini.Tak banyak orang yang mendapatkan kesempatan dan kepercayaan seperti yang saya dapatkan.Bagaimana mungkin,saya yang hanya berbekal kemampuan yang saya miliki ini mengajar di banyak sekolah tanpa harus melamar atau mencari-cari lowongan seperti calon guru lainnya.Ketika mengajar di sekolah negri juga saya tak harus menggunakan koneksi atau menggunakan surat sakti,semua datang begitu saja tanpa pernah saya rencanakan.

Ternyata banyak sekali kemudahan yang saya dapatkan saat saya menjadi guru.Saya mendapatkan kesempatan dan kepercayaan yang begitu besar,jadi saya harus menjalaninya dengan baik dan benar.Di pundak saya ada tanggung jawab yang begitu besar,yaitu anak-anak didik yang telah dipercayakan kepada saya untuk diajar dan dididik dengan ilmu dan pengalaman yang saya miliki.

Bingung,pergilah kau,agar saya bisa menjalani profesi sebagai guru ini dengan tenang.Bingung,enyahlah kau,agar saya bisa menebarkan ilmu yang saya miliki ini tanpa rasa ragu lagi.Bingung,pergilah kau,agar saya tak pergi meninggalkan anak-anak yang mulai saya cintai.