Kiai Barowi (Barwi)
Belakangan ini di medsos banyak sekali keluarga besar saya dari pihak ibu yang menggunakan nama belakang Barowi atau Barwi Khon.Barowi,siapakah gerangan?,nama tersebut menggugah saya untuk mencari tahu asal-usulnya.Maklum saja,saya memang termasuk orang yang ingin banyak tahu,termasuk dengan nama yang satu ini.
Ketika ada acara keluarga besar saya mempunyai kesempatan untuk bertanya langsung kepada Mang Wawang atau Mang Anwar paman saya.Siapakah Kiai Barowi tersebut?.Dari paman saya tersebut akhirnya saya tahu rekam jejak asal-usul nama Barowi tersebut.Ternyata nama Barowi adalah nama leluhur kami yang giat berdakwah selama hidupnya.Beliau sendiri adalah anak dari Raden Abdullah bin Raden Soleh dan seterusnya,yang merupakan keturunan dari Pangeran Losari dari nenek buyutnya.Kalau jalur lelaki lurus,katanya keturunan Sultan Hasanudin Banten.Tak memakai gelar tubagus karena sudah turun menurun tinggal di Cirebon.Kalau ditanya silsilah,semua diam,karena katanya tak penting,yang penting jadi orang baik dan benar.
Paman saya berkisah bahwa Kiai Raden Barowi adalah seorang ulama keturunan Banten dan Cirebon namun menghabiskan banyak usianya di beberapa tempat seperti Banten,Karawang dan Cirebon.Beliau hidup sekitar akhir 1700 hingga awal 1800an.Kemungkinan beliau hidup sejaman dengan Mbah Muqoyim,Kiai Ardisela Dawuan,dan Mbah Ardisela Tuk.Hal ini saya perkirakan bila dirunut dari keturunannya hingga sekarang.Kemungkinan besar beliau adalah teman seperjuangan sekaligus kerabat dekat dari Mbah Raden Mutaad.Hal ini dapat dilihat dari perkawinan salah satu cucunya yang bernama Kiai Bakri Bin Kiai Bakir bin Kiai Barowi/Barwi yang menikah dengan cucu Mbah Raden Mutaad yang bernama Nyai Mukminah binti Kiai Abdul Jamil bin Mbah Raden Mutaad.
Hingga sekarang keturunan beliau banyak juga yang berkecimpung di dunia dakwah dan tak sedikit pula keturunan Kia Raden Barowi ini yang menikah dengan keturunan Kiai Ardisela,Mbah Raden Ardisela,atau Mbah Muqoyim.
Saat hidupnya Kiai Raden Barowi berdakwah di Cirebon sampai ke Karawang.Hingga beberapa generasi,dakwah di kawasan Karawang ini masih dilanjutkan oleh keturunangnya hingga masa kemerdekaan Indonesia.Di daerah Karawang ini beliau lebih dikenal dengan sebutan Mbah atau Kiai Jawi.Mungkin karena di Karawang penduduknya menggunakan bahasa Sunda sementara Kiai Raden Barowi yang berasal dari Banten dan Cirebon ini biasa berbahasa Cirebon atau Jawa.
Beberapa generasi penerus Kiai Raden Barowi yang hidup sekarang dan aktif dalam dunia dakwah sebut saja adalah seperti Alm Kiai Haji Mahfudz Bakri (seorang ulama yang juga mantan ketua MUI dan NU Kota Cirebon,mantan anggota DPRD Kota Cirebon),Kiai Jumhur (seorang ulama yang aktif di banyak organisasi yang sekarang sebagai ketua ulama Keraton Kasepuhan) dan keturunannya yang lain yang banyak berkecimpung di dunia dakwah baik di Cirebon maupun kota-kota lainnya di Indonesia.
Itulah sekilas cerita tentang Kiai Raden Barowi atau ada juga yang menyebutnya dengan nama Kiai Raden Barwi Khon beserta beberapa keturunanya yang sebagian tetap setia di jalur dakwah seperti leluhurnya terdahulu.Mengapa banyak saudara saya dari jalur lelaki yang pada akhirnya menambahkan nama Barowi atau Barwi Khon di belakang namanya?.Semua tak lebih karena ingin mendapatkan spirit perjuangannya dan juga demi menyambung tali silaturohim antar keturunan Kiai Barowi di manapun berada.Oh ya,gelar radennya tak pernah dipakai oleh anak cucunya,lagi-lagi katanya yang penting jadi orang baik dan benar.Bawa-bawa gelar Raden atau tubagus itu berat,tanggung jawabnya besar sekali.
Lalu kenapa saya tak memakai nama Barowi atau Barwi Khon di belakang nama saya?,semua karena saya dari keturunan perempuan yaitu ibu saya,maka saya tidak memakai nama tersebut di belakang nama saya.Tapi yang terpenting adalah setelah saya mengetahui cerita tentang beliau,semoga saya mendapatkan spirit dalam berjuang dan juga bisa meniru semangatnya dalam berdakwah.Amin.