Jumat, 19 Februari 2016

Guru Yang Suka Menghukum Murid Yang Telat

Guru Yang Suka Menghukum Murid Yang Telat

He he,sebagai guru saya itu memang termasuk guru yang susah diajak kompromi,begitu kata murid-murid saya.Ada yang bicara demikian di belakang,tapi ada juga yang berani bicara di depan saya langsung.Semua saya terima dengan senang hati karena inilah saya.Saya memang paling tidak bisa diajak kompromi untuk hal-hal yang menurut saya tidak benar.

Salah satu hal yang tidak bisa diajak kompromi dari saya adalah ketika ada murid yang telat terlalu lama karena alasan yang tidak terlalu penting,dibuat-buat atau sepele.Kalau menemui murid yang seperti ini pasti saya akan langsung memberi hukuman pada mereka.Bukan apa-apa,semua demi kebaikan mereka.Oleh karena itulah saya disebut sebagai guru yang suka menghukum murid yang telat.

Sebenarnya kalau terlambat cuma lima menit mungkin saya akan memaafkannya tanpa syarat tertentu,tapi kalau lebih dari itu saya akan memaafkan tapi dengan syarat tertentu.Kalau terlambat karena alasan yang masuk akal dan tidak sering saya juga pasti akan memaafkannya,tapi kalau alasannya tidak masuk akal,dibuat-buat serta terjadi berulang kali,saya  akan memaafkannya tapi dengan syarat tertentu.Semua saya lakukan agar mereka sadar.

Syarat yang saya berikan pada yang telat adalah dengan cara mereka menulis di kertas bahwa mereka berjanji tidak akan telat atau berjanji tak akan mengulanginya lagi.Jumlah tulisannya tergantung berapa lama dan berapa sering mereka terlambat.Kalau masih mengulangi lagi biasanya mereka akan mendapatkan jumlah tulisan yang semakin banyak.Dengan cara ini lumayan efektif dan membuat mereka berpikir beberapa kali jika terlambat saat mata pelajaran yang saya ajar.

Dengan cara membuat perjanjian tertulis tersebut saya tak perlu memarahi mereka,karena marah itu membutuhkan tenaga yang tidak sedikit.Lebih baik mereka harus membuat perjanjian tersebut sehingga  membuat mereka lelah dan kapok dibuatnya.Dengan cara ini sebagian besar dari mereka menjadi tak berani mengulanginya lagi.