Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim,Bersahabat Hingga Akhir Hayat
Berteman karena Allah swt,itulah yang dilakukan oleh Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim.Keduanya dipertemukan bukan hanya karena leluhur yang sama,yaitu Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati,tapi juga oleh kesamaan tujuan,yaitu mencari ridho Allah swt.Hubungan murid dan guru,berteman lalu akhirnya bersahabat dan berjuang bersama-sama,bahkan hingga akhir hayat keduanya.
Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim adalah dua kerabat sekaligus sahabat yang sangat setia satu sama lain.Keduanya saling membantu,saling menolong,saling menjaga,saling memberi dan menerima,juga saling melindungi.Keduanya saling bahu membahu demi tujuan yang mulia,benar-benar sebuah persahabatan yang indah.
Berbagai persoalan mereka hadapi bersama,sehingga aneka masalah dapat terpecahkan dan terselesaikan dengan baik.Suka dan duka keduanya lalui bersama dan keduanya bisa saling menguatkan satu sama lain,sehingga aneka masalah dan persoalan dapat diselesaikan dengan benar.
Banyak kisah atau cerita yang menjelaskan tentang persahabatan keduanya.Mulai kisah tentang perjuangan keduanya dalam melawan penjajah,tentang upaya penyelamatan diri dan masyarakat dari kekejaman penjajah,tentang pendirian Pesantren Buntet,Pesantren Tuk Karangsuwung dan segala permasalahannya,dan lain sebagainya.
Persahabatan Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim berlangsung lama,mulai usia muda hingga lanjut usia.Keduanya hidup bersahabat,berjuang bersama-sama,hingga matipun tak ingin jauh terpisah.Keduanya bersahabat dan mengisi persahabatan itu karena Allah swt,sebuah persahabatan yang indah,persahabatan yang penuh berkah.
Makam Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim yang terletak di Desa Tuk Karangsuwung,Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon adalah saksi bisu persahabatan keduanya.Dimakamkan di pemakaman yang terpisah,namun tak berjauhan dan masih di wilayah yang sama.Dimakamkan di tanah yang dulu menjadi tempat untuk menyusun aneka strategi dakwah Islam dan perang melawan Penajajah.