Rabu, 09 Maret 2016

Guru Yang Mengajar Mata Pelajaran "terlarang"

Guru Yang Mengajar Mata Pelajaran "Terlarang"

Ayah saya itu sangat fanatik terhadap yang namanya agama.Sekali menurutnya salah ya salah,tak bisa lagi diganggu gugat.Kalau berani mengganggu dan menggugat ya akibatnya kualat atau kena damprat.Itulah ayah saya,yang mengajarkan saya untuk memegang teguh prinsip dalam kehidupan,seperti yang menjadi pegangannya selama ini.

Dari kecil hingga remaja,saya itu tak pernah diberi kebebasan dalam hal kesukaan,lebih-lebih yang berkaitan dengan seni dan hiburan.Menurut ayah saya seni hiburan adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam ajaran Islam karena akan menjauhkan diri dari Tuhan.Makanya sejak kecil saya tak pernah dikenalkan dengan yang namanya dunia seni,kecuali seni yang bernafaskan Islam.Maklum saja,ayah saya adalah seorang ulama salafi yang memegang teguh ajaran yang sangat diyakininya benar tersebut.

Walau tak pernah dikenalkan dengan dunia seni dan bahkan cenderung dijauhkan dari dunia seni hiburan,entah mengapa sebagai anaknya saya itu termasuk ke dalam penggemar seni yang sudah dalam taraf "gila seni",termasuk seni hiburan yang biasa dinikmati untuk dinikmati sebagai hiburan atau kesenangan.Saya merasa sayantidak bisa hidup sehari saja dari yang namanya seni.

Walau dari kecil di rumah tak ada tv,tape,radio atau alat hiburan lainnya,saya tetap bisa menikmati aneka seni hiburan tersebut.Salah satu caranya adalah dengan cara menonton atau mendengarkan aneka media elektronik tersebut di rumah tetangga atau di rumah teman terdekat.Selain melaui media elektronik,terkadang saya juga mencuri kesempatan untuk menyaksikan aneka hiburan secara langsung baik di acara teetentu yang diadakan oleh pemerintah,instansi,atau masyarakat.Tapi tentu saja dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan.

Walau saya lahir dari keluarga ulama,entah mengapa bakat seni ini serasa begitu mengalir dengan deras di tubuh saya ini.Sampai-sampai sayapun sempat berkeinginan untuk menjadi seniman atau pekerja seni.Beberapa kursus dan pelatihan juga pernah saya ikuti agar kemampuan seni saya semakin mumpuni.Tak jarang saya juga sering melihat para seniman berlatih agar saya bisa menyerap ilmu mereka.Dari segala kegiatan inilah yang akhirnya membuat saya jadi bisa beraneka macam bidang seni.

Saat kecil dilarang berdekatan dengan seni hiburan,saat besar saya justru begitu akrab dengan aktifitas yang satu ini.Karena akrabnya saya  dengan seni dan hiburan,maka hal ini membuat saya berkeinginan untuk bekerja di dunia seni hiburan walau akhirnya saya urungkan karena beberapa alasan.

Walau tak bekerja di dunia seni hiburan,namun lambat laun akhirnya saya bekerja juga dengan pekerjaan yang ada kaitannya dengan seni dan hiburan.Saya akhirnya bekerja sebagai seorang yang begitu dekat dengan dunia seni,termasuk seni hiburan.Saya tidak bekerja sebagai seniman atau pekerja seni,melainkan sebagai seorang guru seni dan budaya,