Guru Bahasa Jepang Yang Jarang
Banyak sekali tawaran mengajar Bahasa Jepang di sekolah-sekolah,karena banyak sekolah yang tadinya mempunyai program atau mata pelajaran Bahasa Jepang yang ditinggalkan oleh gurunya.Kenapa?,semua karena urusan perut.Gaji guru Bahasa Jepang untuk yang honor itu sama dengan gaji guru honorer lainnya,sedikit namun lama-lama tak juga jadi bukit.Makanya banyak guru Bahasa Jepang yang kabur dan lebih memilih bekerja atau berusaha di bidang lain yang gajinya berlipat-lipat dari mengajar di sekolah.
Sudah gaji kecil,tak ada kepastian diangkat jadi pegawai negeri,kebutuhan hidup banyak dan mendesak,diberi janji melulu,terkadang diperlakukan semena-mena,dipandamg sebelah mata,siapa yang mau hal seperti itu?.Bagi orang yang bisa berbahasa Jepang pastilah lebih memilih bekerja atau berusaha di bidang lain dengan penghasilan yamg lebih besar dan masa depan yang lebih terjamin.Karena banyak yang tidak mau menjadi guru honorer Bahasa Jepang di sekolah-sekolah,maka akibatnya banyak sekolah yang kekurangan guru Bahasa Jepang dan pada akhirnya malah meniadakan mata pelajaran yang satu ini.
Dampak akibat tak adanya guru Bahasa Jepang di sekolah tentu saja sangat dirasakan oleh para murid.Mereka jadi tidak bisa belajar bahasa yang satu ini.Dampaknya terasa untuk murid-murid yang memang bercita-cita belajar atau bekerja di negeri matahari terbit tersebut.Kalau untuk murid yang merasa tidak memerlukan bahasa asing lain,mungkin tidak masalah.Tapi bagi yang membutuhkan pelajaran bahasa asing lain selain Bahasa Inghris tentu saja menjadi masalah.Kalau di sekolah tak ada gurunya,kadang akhirnya pelajarannya ditiadakan.Bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya,maka mereka harus belajar di luar dan harus mengeluarkan uang lebih.
Saya saja yang bukan lulusan pendidikan Bahasa Jepang banyak sekali mendapatkan tawaran mengajar mata pelajaran yang satu ini.Tapi karena terbatasnya waktu atau juga karena alasan lainnya,maka akhirnya dengan terpaksa saya menolaknya.Sebenarnya saya kasihan juga pada anak-anak,terutama pada anak-anak yang benar-benar membutuhkan mata pelajaran ini.Tapi apalah daya,semua tak bisa saya penuhi karena keterbatasan saya sebagai manusia.