Guru Yang Galak
Waktu sekolah dulu saya bukan termasuk anak yang rajin tapi juga tidak termasuk anak yang malas.Sebagai seorang guru,saya itu paling malas melihat murid yang malas.Lebih baik saya mengajar anak yang tidak pintar tetapi rajin daripada mengajar anak pintar tapi malas,lebih-lebih sudah tidak pintar ditambah malas juga.
Karena tidak ingin mempunyai murid yang malas,mau tidak mau membuat saya menjadi guru tega.Bahkan tak sesikit pula murid yang bilang bila saya ini termasuk murid yang galak dan cerewt.Hal itu dikatakan oleh beberapa anak yang malas loh,kalau murid yang rajin tak memberi label seperti itu pada saya.
Sebagai guru memang harus tegas,karena kalau tidak tegas murid-murid yang malas akan tetap dengan kemalasannya dan tidak mau berubah menjadi rajin.Biar saja dibilang galak dan cerewet,yang penting ada perubahan ke arah yang lebih baik untuk anak-anak tersebut.
Bukan hanya satu atau dua murid yang bilang saya galak,tetapi banyak sekali.Bahkan,ternyata ada juga yang bilang kalau saya ini selain galak juga cerewet,karena saya sering sekali mengingatkan mereka yang malas untuk rajin.
Sebenarnya saya ini tidak galak dan cerewet.Semua tergantung muridnya.Kalau muridnya baik ya saya pasti jadi guru yang asyik.Kalau muridnya nakal ya saya pasti jadi guru yang galak dan sering membuat mereka yang berulah menjadi kesal.Semua kembali ke murid-murid,yang jelas aslinya saya itu baik dan asyik.
Guru itu mengajar agar murid menjadi pintar,dari malas menjadi rajin,dari tidak tahu menjadi tahu.Semua demi kebaikan anak.Seperti saya,walau ada beberapa yang bilang saya galak saya tak menjadikannya masalah,karena yang bilang saya baik juga tidak sedikit.