Senin, 21 September 2015

Belajar Berbagi Dari Ibu Tercinta

Belajar Berbagi Dari Ibu Tercinta

Khuriyah Masduki,demikian nama ibuku,seorang wanita kelahiran Cirebon tahun 1948 M.Beliau dikenal sebagai seorang wanita yang cerdas,tegas dan pemberani.Bahkan tak sedikit orang yang cenderung mengenalnya sebagai sosok yang keras,termasuk para anak-anaknya.Di balik sifatnya yang demikian,sebenarnya ibuku ini adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang.

Sebagai seorang perempuan,ibuku ini memang terbilang pemberani dan tidak takut terhadap aneka tantangan yang dihadapinya.Beliau tak pernah mau mundur terhadap masalah yang dihadapinya,meskipun nyawa sebagai taruhannya.Beliau dikenal sangat berpegang teguh pada prinsip yang menjadi keyakinannya.Hal inilah yang menyebabkan ibuku dikenal sebagai wanita dengan Sifat yang tegas dan cenderung keras.Walau demikian,tak sedikit orang yang suka meminta bantuan padanya dan merasa tertolong karenanya.

Salah satu sifat baik dari ibuku yang aku sukai adalah sifatnya yang suka berbagi kepada siapapun.Tak hanya berbagi harta yang yang dimiliki,tapi juga berbagi ilmu,perhatian dan kasih sayang.Sifat inilah yang menginspirasiku untuk ikut berbagi terhadap apa yang aku miliki.

Ilmu yang dimiliki ibuku tidaklah terlalu banyak.Beliau hanya lulusan smp (lulus smp sekitar tahun 1963),dan sempat mondok di Buntet pesantren selama beberapa bulan.Untuk mengejar ilmu yang tidak sempat didapatnya di tempat lain,beliau ganti dengan banyak membaca dan selalu belajar dan belajar.Guru terbaiknya adalah ayahnya sendiri,yang tak lain adalah kakekku sendiri yang bernama R.Masduki.Setelah menikah,guru terbaiknya selanjutnya adalah suaminya sendiri,alias ayahku yang bernama R.Djunaedi Kalyubi.

Walau tak banyak ilmu yang dimilikinya,semangat belajar dan berbagi ilmu tidak pernah surut dari benak ibuku.Sehari-hari beliau mengajar Al Quran di mushola keluarga di samping rumah.Seiring bertambahnya usia dan pengalaman,ibuku juga memberikan ceramah di majlis-majlis taklim juga di acara-acara yang bersifat keagamaan.Untuk kegiatan mengajar dan ceramah tersebut,ibuku tidak pernah mematok tarif bahkan sering kali tidak meminta bayaran.Semua dilakukan dengan niat berbagi ilmu karena Allah swt.

Selain berbagi ilmu,ibuku juga sangat suka berbagi harta yang dimiliki.Walau tidak banyak harta yang dimiliki,ibuku tidak takut untuk berbagi.Setiap kali ayahku mendapat gaji,beliau selalu sisihkan untuk fakir miskin dan anak yatim.Ketika berbagi,kami anak-anaknya yang diminta untuk mengantarkan beras,uang atau barang lainnya kepada yang berhak.Hal inilah yang mengajarkan kami anak-anaknya untuk suka berbagi.