Sabtu, 16 September 2017

Raden Rustam Mencari Jati Diri

Mbah Rasen Ardisela (5)

Masa kecil Raden Rustam atau Mbah Raden Ardisela dilalui seperti masa kecil anak-anak keturunan keraton lainnya pada masa  itu.Hari-harinya dilalui dengan bermain dan belajar,baik di lingkungan keluarga,lingkungan keraton (kademangan) maupun di lingkungan pengajian atau perguruan Islam.Menurut beberapa sumber,Raden Rustam kecil ini termasuk anak yang nakal dan suka protes atau memberontak jika ada sesuatu hal yang tidak berkenan di hatinya.

Saat menginjak remaja kenakalan Raden Rustam semakin bertambah dengan kebiasaannya yang suka melawan atau protes terhadap apa-apa yang tidak disukainya.Para orang tua yang biasa mendidik anak-anaknya untuk menjaga sopan santun dan tidak suka protes menilai kelakuan Raden Rustam ini sebagai kelakuan anak yang benar-benar nakal dan tidak menghormati orangtua.Lebih-lebih di masa itu.Hal ini tentu saja membuat Raden Demang Bratanata ayahnya dan juga ibunya semakin bingung dibuatnya.Kedua orangtuanya ini menjadi sedih dan marah dibuatnya.

Semakin lama semakin banyak saja hal yang menjadi suatu masalah dan menimbulkan perselisihan dengan orangtuanya,terutama sang ayah.Hal ini akhirnya membuat Raden Rustam berfikir mengapa berlaku seperti itu, yang seringkali membuat kedua orangtuanya menjadi marah dan malu karenanya.Beliau ingin merubah diri,tapi entah harus dimulai dari mana.

Karena banyak hal yang membuatnya tidak nyaman berada di kediamannya,Raden Rustampun kemudian memutuskan untuk keluar dari kediaman ayahnya.Beliau memutuskan untuk mengembara,pergi dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari jati diri dan mengetahui tujuan dan hakekat kehidupan.Keputusan ini dengan berat hati diterima oleh kedua orangtuanya,semua demi kebaikan Raden Rustam.

Dalam pengembaraannya itu banyak orang yang Raden Rustam  datangi untuk belajar aneka ilmu.Berbagai daerah,baik itu daerah yang sudah ramai ataupun masih sepi tak lupa beliau kunjungi.Jika daerah yang dihuni oleh orang,biasanya karena beliau berguru pada seorang ulama atau orang pintar lainnya.Bila daerah yang tidak berpenghuni biasanya beliau datangi untuk beruzlah atau mengasingkan diri.Pengembaraan itu beliau lakukan hingga bertahun-tahun lamanya,hingga beliau tumbuh menjadi seorang yang semakin dewasa dalam hal usia maupun dalam hal pemikiran.

Setelah pencarian jati diri yang berlangsung lama dengan aneka suka dan dukanya tersebut,di kemudian hari Raden Rustam akhirnya berubah menjadi seorang yang baik,gagah berani,dan penuh tanggung jawab.Pengembaraan itu telah membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.Hal ini tentu saja membuat kedua orangtuanya menjadi senang.Perubahan yang sangat besar dalam kehidupan Raden Rustam telah membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik.Bahkan,di kemudian hari beliau dikenal sebagai seorang pemimpin wilayah dan pejuang yang disegani.