Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (5)
Asal Mula Nama Kiai Ardisela
Kiai Ardisela bukanlah nama asli,melainkan nama julukan.Namun sayang,hingga kini nama aslinya tidak diketahui,bahkan oleh para keturunannya sendiri.Nama Kiai Ardisela ini bermula dari sebuah kejadian,di mana saat itu di Dawuan Sela tempatnya menetap ada sebuah prosesi pemakaman.Kiai Ardisela yang sedang memimpin prosesi pemakaman tersebut memerintahkan kepada santrinya untuk membuat lubang yang digunakan untuk mengubur jenazah.Setelah jenazah di kubur,di atasnya diberi batu sebagai penanda bila ada makam di bawahnya.
Suatu hari Kiai Ardisela sedang diburu oleh penjajah Belanda dan antek-anteknya.Karena tahu dirinya sedang diburu,Kiai Ardisela pun membuat rencana agar tak tertangkap oleh pihak musuh.Prosesi pemakaman yang telah dilakukannya beberapa waktu lalu membuahkan ide di benaknya.Beliaupun akhirnya membuat lubang berbentuk dengan ukuran dua kali satu setengah meter.Lubang tersebut digunakannya untuk mengelabui orang-orang yang sedang mengejarnya.
Setelah jadi Kiai Ardisela masuk ke dalam lubang tersebut.Di dalam lubang itu beliau memasukkan sebuah batu untuk tempat duduknya.Beliaupun segera memerintahkan para santrinya untuk menutup lubang tersebut sebelum pihak musuh mengetahuinya.Agar beliau tetap bisa bernafas,lubang tersebut diberi bambu untuk jalannya udara.
Ketika pihak penjajah Belanda datang,mereka tidak menemukan Kiai Ardisela.Semua penjuru tempat mereka periksa dengan seksama,namun tak juga diketemukan keberadaannya.Yang mereka temukan hanya gundukan tanah seperti kuburan yang tentu saja tidak dihiraukan oleh mereka.Para serdadu itu mengira jika gundukan tanah tersebut adalah kuburan dan mereka kembali dengan tangan hampa.
Dari kedua kejadian tersebut,Kiai Ardisela selalu saja berhubungan dengan tanah dan batu.Dari sinilah nama beliau berasal.Ardhi atau Ardi berarti bumi dalam Bahasa Arab,dan Sela yang berarti batu dalam bahasa Cirebon atau Jawa tempo dulu.Sejak saat itu para santri dan masyarakat sekitar selalu memanggilnya Kiai Ardisela.