Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (2)
Keluarga dan Keturunan Kiai Ardisela
Kiai Ardisela diketahui menikah dengan Nyai Alfan Putri dari Kiai Abdul Hadi dan Nyai Anjasmara.Nyai Alfan sendiri tak lain adalah adik bungsu Mbah Muqoyim,jadi hubungan antara Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim adalah hubungan kakak dan adik ipar.Dari perkawinan ini Kiai Ardisela dan Nyai Alfan dikaruniai dua orang anak,yaitu Kiai Muhamad Imam dan Nyai Kapiun (Khafiun).
Kiai Muhamad Imam tidak diketahui menikah dengan siapa,tetapi dalam sebuah catatan silsilah ditulis jika beliau mempunyai putra yang bernama Kiai Jalalen (Jaelan).Kiai Jaelan menikah dengan dua orang istri yang bernama Nyai Asiyah (cucu Mbah Muqoyim) dan Nyai Sarpiah.Di kemudian hari,dari pernikahan keduanya dengan Nyai Sarpiah ini beliau dikaruniai empat orang anak laki-laki yaitu Kyai Anwarudin (Kiai Kriyan),Kiai Kilir,Kiai Abror dan Kiai Muntahar.
Putri Kiai Ardisela yang bernama Nyai Kapiun menikah dengan Kiai Mas Khanafi Jaha atau yang lebih dikenal dengan nama Buyut Jaha.Buyut Jaha dan Nyai Kapiun dikaruniai beberapa anak yang seorang laki-laki dan toga orang perempuan,yaitu Kiai Idris,Nyai Latifah,Nyai Qonaah,dan Nyai ....Keturunan keduanya ini banyak juga yang terdapat di pesantren-pesantren,seperti Pesantren Buntet,Benda Kerep,Pemijen Asem,Dongkol,Gedongan dan beberapa pesantren lainnya.
Anak cucu Kiai Ardisela banyak yang melanjutkan kiprahnya dalam berdakwah dan berjuang.Di kemudian hari banyak dari keturunannya yang menjadi ulama dan mendirikan pesantren.Salah satu keturunan Kiai Ardisela yang paling dikenal dan makamnya banyak diziarahi oleh banyak orang adalah Kiai Anwarudin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai Krian.Julukan Krian ini disematkan padanya karena beliau dianggap sebagai wali Karian atau wali belakangan.
Kia Ardisela yang seusia dengan Mbah Muqoyim mempunyai anak yang sebagian usianya tidak terlalu berjauhan dengan anak-anak Mbah Muqoyim.Di kemudian hari anak cucu Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim ada yang menikah,seperti antara Kiai Jaelan dan Nyai Ratu Asiyah.Selanjutnya keturunan Kiai Ardisela banyak yang menikah dengan keturunan Mbah Muqoyim,yang sebagian besar di antaranya banyak yang melanjutkan jejak keduanya.
Selain di pesantren-pesantren,tak sedikit pula keturunan Kiai Ardisela yang tinggal di luar pesantren namun tetap melanjutkan jejak beliau dengan ikut berdakwah dengan cara membuka musholla atau tajug dan membuka pengajian-pengajian yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
* Untuk keturunan Kiai Ardisela,terutama yang berada di Tuk Karangsuwung sebagian ada yang merupakan keturunan Kiai Ardisela dan juga Mbah Raden Ardisela,dua orang berbeda dengan nama Ardisela yang sering dikira satu orang yang sama.Karena ketidaktahuan inilah yang pada akhirnya banyak menimbulkan kesalahpahaman di antara keturunan keduanya.Selain itu,karena ketidaktahuan ini akhirnya juga menimbulkan kesimpangsiuran mengenai kisah hidup dan perjuangan Kiai Ardisela dan Mbah Raden Ardisela.