Sabtu, 16 September 2017

Kiai Ardisela (4)

Kiai Ardisela,Guru Para 'Laskar Ardisela' (4)

Kiai Ardisela dan Dawuan Sela

Suatu hari Kiai Ardisela yang merupakan seorang ulama keraton ini pergi dari Cirebon ke arah timur.Beliau pergi dari Keraton karena merasa tidak cocok lagi dengan keadaan keraton.Pada saat itu keraton sudah tak sesuai lagi dengan aneka hukum Islam dan tradisi baru yang berkembang di keraton juga semakin jauh dari nilai-nilai keislaman.

Penjajah Belanda memang semakin menancapkan kukunya di lingkungan keraton dan membuat para keluarga keraton tak betah dibuatnya.Para ulama atau kiai juga banyak yang dibuat tidak kerasan berada di lingkungan keraton,terutama para ulama yang sangat menentang keberadaan penjajah Belanda di Cirebon.Salah satu ulama yang begitu membenci penjajah Belanda tersebut adalah Kiai Ardisela.

Kepergian Kiai Ardisela dari lingkungan keraton ini sangat disayangkan oleh berbagai pihak,tapi Kiai Ardisela tetap bertahan pada pendiriannya untuk meninggalkan Keraton.Ketika sampai di sebuah daerah yang tidak terlalu jauh dari Desa  Kanci,beliau berhenti untuk melaksanakan sholat.Karena air sungai tidak terlalu banyak,maka beliau membuat sebuah bendungan kecil dari bebatuan untuk mengumpulkan air untuk berwudu.Di kemudian hari tempat tersebut dikenal dengan nama Dawuan Sela yang berarti bendungan batu.Selain cerita di atas,sebagian orang ada yang meyakini jika nama Dawuan sudah ada sejak dulu,sementara Kiai Ardisela hanya singgah saja.Semenjak kedatangan Kiai Ardisela itulah maka di akhir kata nama Dawuan ditambahkan nama Sela,hingga akhirnya bernama Dawuan Sela.

Karena merasa cocok dengan tempat tersebut,akhirnya Kiai Ardisela memutuskan untuk tinggal dan membuka sebuah padepokan atau pesantren.Di pesantren ini beliau tidak hanya berniat untuk menjauh dari keraton,tapi juga berniat untuk mengabdikan dirinya untuk mengajarkan bermacam ilmu agama.Selain untuk belajar ilmu agama,beliau juga mengajarkan ilmu kanuragan.Hal ini beliau lakukan guna mempersiapkan para santri yang tangguh dan siap untuk melakukan perjuangan dalam membela negeri.

Pesantren Kiai Ardisela ini diperuntukkan untuk siapa saja dan menerima semua santri dari berbagai macam kalangan.Walau tak lagi menjadi ulama keraton,para pemuda keturunan keraton tetap banyak yang belajar padanya.