Sabtu, 23 September 2017

Kiai Ardisela (7)

Kiai Ardisela,Guru Para ' Laskar Ardisela' (7)

Perjuangan Kiai Ardisela Dan Mbah Muqoyim

Karena sudah tidak cocok lagi dengan lingkungan keraton,Mbah Muqoyim memutuskan untuk keluar dari Keraton dan memilih hidup di luar keraton.Bersama keluarganya beliau pergi ke arah timur Cirebon,mengikuti jejak Kiai Ardisela adik iparnya yang sudah terlebih dulu keluar dari keraton.Orang yang pertama didatanginya adalah Kiai Ardisela.

Bila Kiai Ardisela membuka pesantren di Dawuan Sela,maka Mbah Muqoyim membuka pesantren yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan Desa Buntet,di tempat yang tidak terlalu jauh dari kediaman Kiai Ardisela di Dawuan Sela.Jarak yang berdekatan membuat kakak dan adik ipar tersebut semakin dekat satu sama lain.Keduanyapun akhirnya bersama-sama mengajar dan berdakwah menyebarkan ajaran Islam di daerah yang sekarang ini  masuk wilayah Kecamatan Astana Japura.

Kebersamaan Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim semakin membuat dakwah dan pendidikan Islam di kawasan Sindang Laut ini semakin maju.Lambat laun santri yang datangpun semakin banyak.Tak hanya kalangan masyarakat umum,masyarakat dari keluarga keratonpun banyak yang ikut belajar pada keduanya.

Karena semakin banyak santri yang belajar pada keduanya,Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyimpun semakin mendapat pengawasan dari pihak penjajah Belanda.Lebih-lebih ketika semakin banyak saja keluarga keturunan keraton yang belajar pada keduanya.Tanpa sepengetahuan keduanya,rupanya pihak penjajah Belanda mengetahui tentang kiprah keduanya tersebut,sehingga mereka semakin gencar memata-matai keduanya.Mereka khawatir jika kedua ulama kharismatik tersebut mampu menggalang kekuatan baru untuk melawan mereka.

Perjuangan Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim dalam membuka dan menjalankan pesantren memang tidaklah mudah. Keduanya mendapatkan aneka tantangan dan rintangan yang selalu menghadang.Namun dengan kebulatan tekad,keduanya tetap gigih berjuang dan menghadapinya dengan segenap usaha dan doa.

Dari tangan dingin keduanya,saat itu banyak melahirkan ulama dan juga pejuang.Beberapa keluarga keturunan keraton baik dari Cirebon atau luar Cirebon yang menjadi murid keduanya antara lain putra Sultan Kanoman yang di kemudian hari menjadi Sultan Kacirebonan I,Raden Rustam atau yang di kemudian hari lebih dikenal dengan nama Raden Ardisela Tuk,Kiai Mas Khanafi atau yang lebih dikenal dengan nama Ardisela Jaha (Buyut Jaha) yang juga menjadi menantu Kiai Ardisela,dan lain-lain.

Perjuangan Kiai Ardisela dan Mbah Muqoyim dalam melawan penjajah Belanda dan juga dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam berlangsung cukup lama,dari keduanya berusia muda hingga akhir hayat keduanya.