Jumat, 09 Agustus 2019

Sujud Terakhir Kiai Ilyas Abdussalam

Sujud Terakhir Kiai Ilyas Abdussalam

Kiai Ilyas bin Kiai Abdussalam adalah putra dari Kiai Abdussalam dan Nyai .....Beliau adalah menantu dari Kiai Mu'thi bin Mbah Mutaad,suami dari putrinya yang bernama Nyai Fatonah.Dari pernikahannya dengan Nyai Fatonah ini Kiai Ilyas Abdussalam dikarunia sembilan anak,yaitu Kiai Arsyad,Nyai Naimah,Nyai Siti Aminah,Kiai Aqib,Kiai Abdullah,Nyai Aisyah,Nyai Khodijah,Nyai Saodah dan Nyai Fatimah.Masa hidup Kiai Ilyas Abdussalam banyak dihabiskan di Pesantren Buntet bersama istri dan anak-anaknya,dekat dengan keluarga besar Mbah Mutaad dan Mbah Muqoyim lainnya.

Saat usianya tak lagi muda,ada beberapa masalah yang berkaitan dengan prinsip hidupnya,baik itu berkaitan dengan masalah keluarga maupun dengan lingkungan sekitarnya,terutama kaitannya dengan masalah tarekat.Sepupu istrinya yang bernama Kiai Abas Abdul Jamil yang dikenal sebagai sesepuh Pesantren Buntet sempat menasihatinya agar Kiai Ilyas Abdussalam lebih lunak dan fleksibel dalam menghadapi aneka masalah,namun Kiai Ilyas Abdussalam yang dikenal tegas ini tetap pada pendiriannya.

Suatu hari Kiai Ilyas Abdussalam pergi ke Pesantren Benda Kerep guna menemui saudaranya yang tak lain adalah putra dan putri dari Mbah Soleh.Setelah selesai silaturohim,Kiai Abdussalam yang pergi bersama istri dan putri bungsunya itupun berpamitan pulang.Perjalanan dari Pesantren Buntet ke Benda Kerep dan sebaliknya ditempuh dengan cara berjalan kaki melewati Kanggraksan.Sebuah perjalanan yang melelahkan namun umum dilakukan oleh orang yang hidup di awal tahun 1900 an hingga masa kemerdekaan.

Ketika sampai di Kanggraksan beliau mampir di rumah saudaranya di Kanggraksan selama beberapa jam.Ketika hendak melanjutkan perjalanan pulang,entah mengapa beliau memutuskan untuk tak pulang ke Pesantren Buntet tapi pergi ke Tuk Karangsuwung,ke rumah anak dan menantunya yang tinggal di Blok Muara Bengkeng.Setelah mengantarkan anak dan istrinya pulang ke Pesantren Buntet,beliau melanjutkan perjalanan ke Tuk Karangsuwung seorang diri.

Di Tuk Karangsuwung ini Kiai Ilyas tinggal di rumah Nyai Siti Aminah anaknya,yang menikah dengan Raden Kalyubi keponakannya sendiri,putra dari Nyai Ruhilah adiknya yang menikah dengan Raden Abdullah Raksa.Di sini beliau merasa betah karena jauh dari hiruk pikuk aneka masalah,terutama permasalahan tarekat yang sedang memanas di Pesantren Buntet dan Benda Kerep.Selain Nyai Aminah,di dekat Tuk Karangsuwung ini tinggal juga dua putri Kiai Ilyas lainnya,yaitu Nyai Naimah yang menikah dengan Kiai Abu dan tingal di Dongkol Asem,serta Nyai Khodijah yang menikah dengan Kiai Sahid dan tinggal di Lemahabang,dua tempat yang saat itu masih merupakan pesantren dengan banyak santri.

Di Tuk Karangsuwung ini Kiai Ilyas Abdussalam menghabiskan masa tuanya untuk beribadah.Kiai Ilyas Abdussalam sangat gemar berpuasa dan melaksanakan sholat sunah.Selain suka puasa dan sholat sunah,beliau juga dikenal sebagai orang yang suka berbagi kepada fakir miskin.Saat tinggal di Pesantren Buntet atau di Tuk Karangsuwung,kebiasaan ini tak berubah.Ketika hendak makan beliau seringkali mencari atau mendatangi orang yang kemungkinan belum makan.

Saat sakit,Kiai Ilyas Abdussalam tak sedikitpun mau merubah kebiasaannya dalam beribadah.Suatu hari,Kiai Ilyas melaksanakan sholat sendirian.Tak dijelaskan apakah sholat wajib atau sunah,namun yang pasti beliau begitu lama saat bersujud.Ketika anaknya memanggil,Kiai Ilyas tetap diam dalam sujudnya.Setelah beberapa lama,barulah anak menantunya memberanikan diri menghampirinya.Kiai Ilyas tetap tak bergerak.Barulah anak menantunya sadar jika ternyata Kiai Ilyas Abdussalam sudah meninggal,itu adalah sholat sekaligus sujud terakhir Kiai Ilyas Abdussalam.

Ada dua pemakaman  yang terdapat di Tuk Karangsuwung,yaitu pemakaman Tuk Lor dan Tuk Kidul.Walau sebagai keturunan Mbah Muqoyim yang makamnya ada di Tuk Lor,namun anak dan menantu Kiai Ilyas Abdussalam memutuskan untuk memakamkannya di Tuk Kidul.Hal ini karena beliau tinggal bersama anak menantunya di Muara Bengkeng yang tak jauh dari makam Tuk Kidul.Akhirnya beliaupun dimakamkan satu blok dengan keluarga besar Raden Abdullah Raksa yang tak lain adalah adik ipar sekaligus besannya itu.