Sabtu, 17 Agustus 2019

Kisah Unik Seputar Ardisela

Kisah Unik Seputar Ardisela

Penulis yang lahir dan besar di Tuk Karangsuwung,di mana ada makam Mbah Raden Ardisela dan makam Mbah Muqoyim berada,seringkali mendapati hal-hal unik berkaitan dengan kisah Ardisela.Ketika berkunjung ke beberapa pesantren atau tempat lainnya yang ada kaitannya dengan kedua tokoh tersebut,hal yang didapati juga tak jauh berbeda.Beberapa hal yang menarik adalah cerita beserta aneka perdebatan karena berbedanya kisah dan pendapat tentang siapa sebenarnya Ardisela ini.Hal ini terjadi sebelum penulis dan banyak orang tahu jika Ardisela adalah nama sekelompok pejuang,sama seperti orang-orang yang bercerita dan berdebat tersebut.Beberapa hal unik yang seeing diceritakan atau menjadi perdebatan di antaranya adalah :

1.Mengenai asal-usulnya

Asal-usul Ardisela ini seringkali jadi perdebatan panjang.Karena di Tuk Karangsuwung dan beberapa pesantren lainnya itu memang terdiri dari banyak keturunan para Ardisela yang berbeda,maka perdebatan itu tak bisa dihindarkan.Yang satu bilang berasal dari Indramayu,yang lain bilang berasal dari Cirebon,sementara yang lain bilang berasal dari Arab alias Timur Tengah.Perdebatan panjang yang tak ada habisnya,bahkan hingga penulis dewasa.Ternyata semuanya benar,karena Ardisela adalah sekelompok pejuang yang berasal dari wilayah berbeda namun mempunyai kesamaan visi dan misi dalam berjuang.

2.Mengenai pekerjaannya

Apasih profesi atau pekerjaan Ardisela?.Mengenai hal ini juga selalu dibahas hingga tak selesai-selesai.Ada yang bilang ulama atau kiai,ada yang bilang pemangku wilayah atau demang,atau lainnya.Profesi para Arsisela itu nyatanya bermacam-macam,ada yang pemangku wilayah,ulama atau kiai,ahli senjata,ahli pengobatan atau ahli hikmah,dan profesi lainnya.

3.Mengenai istrinya

Hal lain yang sering diperdebatkan adalah nama istri Ardisela.Siapakah istri Ardisela itu?,ada yang bilang adik Mbah Muqoyim,ada yang bilang keponakannya,ada yang bilang anaknya,ada yang bilang bukan ketiganya.Ternyata semuanya benar.Yang menikah dengan adik Mbah Muqoyim adalah Kiai Ardisela yang menikah dengan adik Mbah Muqoyim yang bernama Nyai Alfan.Yang menikah dengan keponakannya adalah Ardisela Jaha atau Buyut Jaha,beliau menikah dengan keponakan Mbah Muqoyim,yaitu Nyai Khafiun binti Kiai Ardisela.Yang menikah dengan anak Mbah Muqoyim adalah Kiai Gozali yang biasa disebut Kiai Ardisela Gozali.Beliau menikah dengan Nyai Fatimah,putri Mbah Muqoyim dari istri yang tinggal di Tuk Karangsuwung.Sementara yang menikah dengan wanita yang tidak ada kaitannya dengan Mbah Muqoyim adalah Mbah Raden Ardisela,dan Ardisela lainnya.

4.Mengenai silsilahnya

Ada yang bilang Ardisela itu satu,tapi banyak kiai atau keturunan para Ardisela yang mempunyai silsilah yang berbeda.Di sebuah catatan milik kiai dari Losari,Kiai Ardisela adalah keturunan Sunan Kalijaga dan Ardisela yang satunya tertulis sebagai menantu Kiai  Ardisela.Sementara kiai lain memegang silsilah jika Kiai Ardisela adalah keturunan Sunan Gunung Jati.Hal ini tentu saja menimbulkan kebingungan.Mengapa satu orang tapi ayah atau silsilah jalur laki-lakinya berbeda-beda.Setelah diketahui jika Ardisela yang sezaman dengan Mbah Muqoyim adalah nama sekelompok pejuang,barulah orang-orang sadar jika silsilah yang dipegang oleh masing-masing keturunan adalah benar.Kalau ada yang mempunyai silsilah yang berbeda dalam satu keluarga,itu karena antara keturunan para Ardisela satu sama lain saling menikah.

5.Mengenai keluarga dan anak keturunannya

Setiap keturunan Ardisela yang berbeda mencatat nama istri,anak,dan keturunan yang berbeda.Nama anak keturunan Ardisela yang satu dengan nama keturunan Ardisela yang lainnya tentu saja berbeda-beda.Yang satu mencatat istri dengan dua anak,sementara yang lainnya lebih dari dua.Yang satu mencatat satu laki-laki dan satu perempuan,yang satu lagi mencatat semua anaknya perempuan,yang lain mencatat anaknya laki-laki saja,sementara yang lainnya mencatat anaknya berbeda lagi.Karena hal ini,anak keturunan Ardisela yang satu dengan Ardisela yang lainnya sering saling klaim dan saling menghina.Sungguh sangat disayangkan,karena hal yang tidak terpuji terjadi karena ketidaktahuan akan sejarah.Karena tidak ingin ada saling klaim dan saling  menghina itulah yang akhirnya memutuskan penulis meneliti Ardisela secara mendalam selama bertahun-tahun hingga akhirnya tahu jika 'Ardisela di era Mbah Muqoyim adalah sekelompok pejuang dengan orang yang berbeda'.

6.Mengenai kisah hidupnya

Karena berbeda asal usul,pekerjaan,silsilah,istri,anak keturunan dan beberapa hal lainnya,tentu saja kisah hidupnyapun berbeda-beda.Hal inilah yang sering membuat banyak orang menjadi bingung.Kisah hidup yang berbeda ini sering diceritakan oleh para orangtua,bahkan oleh para kiai ketika sedang berceramah.Hal ini terjadi selama puluhan tahun.Contohnya yang dikhauli adalah Ardisela Tuk,yang diceritakan Ardisela lainnya.Yang jadi panitia,anak keturunan,jamaah hanya bisa manggut-manggut sambil merasa kebingungan.Ketika yang diceritakan tentang perjuangannya hampir semua tak terlalu masalah,karena semuanya adalah pejuang,tapi ketika bercerita mengenai anak keturunannya,barulah banyak yang bertanya-tanya.Mau interupsipun tidak bisa,karena dalam ceramah atau tabligh biasanya tak ada tanya jawab.

7.Mengenai makamnya

Ada banyak makam Ardisela dan tersebar di banyak tempat atau wilayah berbeda.Di Tuk Karangsuwung saja ada beberapa makam Ardisela.Ada yang di Muara Bengkeng,ada juga yang dekat Mbah Muqoyim.Sementara yang lainnya ada yang di Sleman Indramayu,Cirea Kuningan,Sumedang,Banyuwangi, dan lain sebagainya.Karena belum tahu sejarah Ardisela,banyak orang yang mengira jika makam-makam Ardisela yang banyak tersebut adalah petilasan atau tempat persinggahan Kiai Ardisela.Setelah tahu sejarahnya,barulah orang-orang itu tahu jika makam tersebut adalah asli dan benar adanya.
Kalau nama asli Ardisela sudah diketahui dan diberitahukan kepada banyak orang,biasanya sebutan Ardisela ini sudah tidak terlalu sering diucapkan lagi,bahkan seringkali sudah dilupakan.Sebutan makamnya hanya disebut dengan nama makam tokohnya langsung tanpa tambahan Ardisela,baik itu di depan ataupun di belakangnya.Contohnya adalah makam Ardisela yang berada di Keradenan,Dukuh Puntang Cirebon.