Rabu, 14 Agustus 2019

Kiai Hasan,Sang Kiai Penyabar

Kiai Hasan,Sang Kiai Penyabar

Kiai Hasan adalah anak pertama dari dua bersaudara,putra dari Kiai Muhammad dan Nyai Ning.Adiknya bernama Kiai Husain.Hasan dan Husain,dua nama yang diambil dari nama cucu Nabi Muhammada SAW.Tak banyak informasi tentang ayah atau ibu dari Kiai Hasan ini,namun yang pasti ayah Kiai Hasan ini termasuk kiai dan ibunya juga putri seorang kiai atau ulama juga.

Kiai Hasan kecil berguru kepada beberapa guru mengaji,salah satu guru yang diketahui secara pasti adalah Kiai Anwarudin atau yang lebih dikenal dengan nama Kiai Krian,ulama Keraton Kasepuhan yang paling dikenal saat itu.Tak diketahui di mana Kiai Hasan belajar pada Kiai Krian,apakah di sekitar Kasepuhan di dekat Kiai Krian tinggal,Pesantren Benda Kerep,ataukah di Pesantren  Buntet,karena selain dikenal sebagai ulama Keraton Kasepuhan,Kiai Krian juga diketahui turut mengajar para santri di kedua pesantren tersebut.

Setelah dewasa Kiai Hasan menikah dengan Nyai Nurhanid dan dikarunia seorang putri bernama Nyai Mukhsinah.Beliaupun memulai langkahnya sebagai guru mengaji di sekitar rumahnya di Jati Sari Plered.Di sini beliau mendirikan Pesantren yang biasa disebut Pesantren Jati Sari,sebuah pesantren yang hingga kini masih berdiri dan diteruskan oleh anak keturunanya.Saat mengajar santrinya inilah akhirnya Kiai Hasan diminta menikah lagi dengan adik dari Kiai Maksum,santri senior yang diajarnya.Dari istri keduanya ini Kiai Hasan dikaruniai seorang putra bernama Kiai Ibrohim.

Seiring bertambahnya usia dan pengalaman dalam mengajar,Kiai Hasanpun semakin dikenal oleh berbagai kalangan saat itu.Semakin lama akhirnya semakin banyak pula ulama Cirebon dan sekitarnya yang mempercayai dan menitipkan anaknya untuk dididik oleh Kiai Hasan.Beberapa santrinya yang di kemudian hari dikenal sebagai ulama di Cirebon di antaranya adalah Kiai Jauhari (Pesantren Balerante),Kiai Harun (pendiri Pesantren Kempek),Kiai Hanan (Pesantren Babakan),Kiai Abas (putra Kiai Abdul Jamil Pesantren Buntet),Habib Syekh (Pesantren Jagasatru),dan beberapa ulama lainnya.Setelah wafatnya Kiai Krian,Kiai Hasanlah yang sering menjadi rujukan para ulama Cirebon pada saat ada masalah dalam urusan agama yang tidak terpecahkan.

Selain dikenal sebagai ulama yang pandai,Kiai Hasan juga dikenal sebagai ulama yang penyabar.Hampir tak pernah ada orang yang  melihat bila beliau pernah marah atau menunjukkan rasa kesalnya di hadapan orang lain.Karena kesabarannya yang sangat kuat itulah yang membuat beberapa orang penasaran dan ingin sekali melihat Kiai Hasan marah.Berbagai carapun dilakukan.Suatu saat seorang santrinya berulah dengan maksud agar Kiai Hasan marah,namun ulah santrinya itu tak membuahkan hasil juga.Di lain waktu seorang penjahit dengan sengaja membuat baju pesanan Kiai Hasan yang tak sesuai dengan keinginanya,namun bukannya marah tetapi beliau malah tetap memakai baju tersebut tanpa sedikitpun menunjukkan ekspresi kesalnya.

Kiai Hasan Sang Kiai Penyabar,begitulah kesan yang diberikan oleh para santri dan orang-orang yang pernah berhubungan langsung dengannya.