Minggu, 18 Juni 2023

Ribut-ribut Masalah Habib di Indonesia

Sedang ramai dibicarakan masalah keabsahan Bani Alawi atau Baalawi yang biasa disebut habib,yang selama ini mengklaim sebagai keturunan Rasulullah Mihammada SAW.Hal ini bermula dari buku buah karya K.H. Imaduddin Al Bantani,yang mana di dalam tulisannya menjelaskan jika Baalawi itu bukan keturunan Rasulullah.Untuk lebih lanjut,silahkan baca saja sendiri buku atau kitabnya,di mana linknya bisa diakses di website resminya,dan beberapa sosial media yang turut membagikannya.

Pro dan kontra terhadap kitab karya K.H. Imaduddin tersebut akhirnya tak terelakkan.Pembahasan,diskusi,perdebatan,gontok-gontokan,saling caci maki,dan entah namanya apalagi,baik yang tatap muka langsung atau online juga bermuculan di mana-mana dan berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.Melelahkan,menjemukan,memuakkan,membingungkan,dan entah apalagi efek yang ditimbulkannya.

Orang-orang yang pro K.H. Imaduddin ada yang pro karena meyakini jika tulisan hasil karya kiai muda tersebut ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan,ada juga yang pro karena orang-orang tersebut sudah muak dengan para oknum-oknum Baalawi yang selalu membanggakan diri dengan nasabnya,oknum-oknum yang memberikan doktrin jika tak mencintai atau membenci mereka akan masuk neraka,oknum-oknum Baalawi yang suka menghina,mencela,meminta-minta,tidak mau dikritik,merasa suci,merasa terjaga dari dosa,dan beberapa perangai buruk lainnya.Sementara sebagian lain pro karena perpaduan dua sebab tersebut.

Sama seperti yang pro,orang-orang yang kontra dengan tulisan Kiai Imaduddin juga ada beberapa sebabnya,ada yang berpendapat jika tulisan karyanya tersebut tidak ilmiah,ada juga yang berpendapat jika Kiai Imaduddin hanya mengada-ada,memfitnah,iri dengki,dan lain-lain.Atau juga karena perpaduan dua sebab tersebut.

Lalu bagaimana dengan saya?.Saya yang bukan siapa-siapa awalnya cenderung ke yang pro dengan karya Kiai Imaduddin,hal ini dikarenakan saya terbiasa melihat sepak terjang beberapa oknum Baalawi yang berperilaku negatif di sekitar saya,yang sudah berlangsung cukup lama,dari saya kecil hingga dewasa.Tapi saya pada akhirnya sampai pada titik tidak ikut yang pro atau yang kontra,karena saya memposisikan diri sebagai orang 'merdeka dan bertanggung jawab'.Saya memposisikan diri sebagai orang yang tidak cinta atau benci kepada Baalawi atau dzuriah Rosul lainnya.Saya memposisikan diri sebagai orang yang tidak terlalu mempermasalahkan apakah Baalawi atau habib adalah dzuriah Raulullah atau bukan.Saya memposisikan diri debagai makhluk yang sama-sama ciptaan Allah SWT,sama dan tiada beda di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kiai Imaduddin tentu sudah tahu konsekwensinya dalam menulis kitab tersebut,apa manfaatnya,apa untung ruginya,juga apa dampak-dampak lainnya.Pihak Baalawi tinggal menjawab saja dengan karya tulis lainnya,yang bisa mematahkan isi buku karya ulama yang masih terbilang keturunan Sultan Hasanuddin Banten tersebut.Lanjutkan dialog,lanjutkan berdiskusi,lanjutkan adu data dan argumen,kalau mau lanjut 'gontok-gantokkan' juga silahkan.Karena dari cara menyelesaikan masalah,akan terlihat seberapa jauh dan dalamnya keilmuan dan adab seseorang.

Berkaitan dengan pro kontra tersebut,saya,sebagai orang yang memposisikan diri sebagai orang yang merdeka dan bertanggungjawab,hanya sesekali ikut nimbrung,untuk menambah ilmu pengetahuan,yang sesekali ikutan 'nyemprot' kalau ada orang yang sudah mulai menghina,mengadu domba,memfitnah,atau perilaku buruk lainnya.Mau pro atau kontra,semua ada pertanggungjawbannya.

Berkaitan dengan Baalawi atau keturunan Rasulullah lainnya ini,saya sudah mempunyai sikap sedari dulu,bahwa manusia adalah sama,tidak ada yang lebih mulia atau hina di hadapan Yang Maha Kuasa.Tidak ada yang perlu ditinggikan,dan tak ada yang perlu direndahkan.Tak perlu dicinta atau dibenci secara berlebihan.Sikap ini sesuai berdasarkan ilmu yang saya perolah saat saya sekolah dan dan ngaji di pesantren.Jadi bukan asal jeplak atau asal bersikap,tapi semua ada dasarnya.

Allah tidak melihat orang dari rupa,suku,ras,harta,tahta atau nasabnya,melainkan karena taqwanya.Itu ilmu yang saya dapat ketika belajar Al Quran hadist saat saya sekolah dan mondok dulu.Nabi Muhammad bersabda jika manusia yang paling baik adalah manusia yang bagus akhlaknya,dan manusia yang bisa memberikan manfaat bagi sesama Makhluk ciptaanNya.Nabi Muhammad juga tak membedakan orang dalam hukum,hal ini juga dikatakannya dalam sebuah hadis dengan ucapan 'Jika Fatimah mencuri,maka dia juga akan aku hukum'.Dari Quran dan hadist itu sebenarnya sudah jelas,jika semua manusia itu sama di hadapan Sang Pencipta.Dan di hadapan hukum,sama juga seharusnya.

Semoga akibat dari sikap pro dan kontra tersebut pada akhirnya bisa membawa kebaikan bagi semuanya.Semoga akibat dari sikap pro dan kontra tersebut pada akhirnya menjadikan peringatan bagi oknum-oknum yang selama ini sudah arogan dan berbuat menyalahi aturan.Sebagai manusia merdeka dan bertanggung jawab,saya yang bukan siapa-siapa ini lebih memilih bersikap netral.Untuk yang pro silahkan,untuk yang kontra silahkan.Yang terpenting selesaikan masalah dengan cara elegan.

Dari dulu saya sudah bergaul dengan para habib atau keturunan  Baalawi,juga orang-orang yang mengaku dzuriah Rasulullah lainnya.Saya perlakukan mereka sama dengan cara saya memperlakukan orang-orang lain pada umumnya.Saya memperlakukan mereka sama seperti mereka memperlakukan saya.Tidak mengistimewakan,tidak juga menyepelekan.Karena pada hakikatnya kita adalah sama di hadapan Sang Pencipta Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.