Sabtu, 19 Januari 2019

Kematian,Bukan Kekalahan

Kematian,Bukan Kekalahan

Saat masih muda,kira-kira ketika saya berusia 20 an,kematian adalah sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan.Baik kematian yang menimpa keluarga besar saya,apalagi saya.Baik yang menimpa pada yang tua,maupun yang muda.Tapi ternyata kematian itu ada,dekat dan nyata.Walau tak mau membayangkannya,cepat atau lambat kematian akan datang juga.

Hal ini terjadi pada keponakan saya.Dia yang begitu saya sayangi,pergi mendahului saya.Dia meninggal ketika usianya masih begitu muda,sekitar usia 13 tahun saat dia duduk di bangku sekolah setingkat smp.Masih begitu muda,jauh lebih muda dari saya yang berumur 10 tahun lebih tua darinya.

Masih teringat begitu kuat,saat itu saya yang sedang berada di Jakarta sedang begitu lupa dengan yang namanya kematian.Ketika suatu malam seseorang menelepon saya di rumah teman yang saya tinggali tentang dekatnya kematian,saya masih yakin bila kematian itu masih jauh.'Keponakanmu sedang koma,kamu disuruh pulang'.Begitu isi percakapan telpon malam itu.

Esoknya saya langsung bergegas pulang kampung di Cirebon tercinta.Begitu saya tiba,saya langsung mendatangi rumah sakit tempat keponakan saya dirawat.Tak ada dialog di sana,hanya ada pemamdangan memilukan di ruang rawat.Badan yang kaku,nafas yang tersengal,mata yang terpejam,dan lantunan suara Al Quran.Tapi saya masih tetap berfikir dan yakin jika kematian itu masih jauh.

Setelah melalui serangkaian pengobatan yang tak membuat baik keadaan keponakan saya,dokter menyarankan agar keponakan dibawa ke Jakarta,di mana rumah sakit dengan fasilitas lengkap dan memadai tersedia.Masih ada asa.Harapannya,walaupun tak ada obatnya paling tidak ada keajaiban di sana.Lebih-lebih ketika mengetahui usaha kedua orangtuanya,dan juga lantunan banyak doa dari orang-orang yang menengoknya.

Membawa seseorang yang dicintai ke rumah sakit itu rasanya seperti berperang,dan berharap kita yang akan memenangkan peperangan tersebut.Usaha dan doa tak pernah berhenti,semua dijalani tanpa lelah dan keluh.Menunggu berhari-hari di rumah sakitpun tak apa-apa,karena berharap kesembuhan itu masih ada.Hingga pada akhirnya dokter memberitahu jika keponakan saya telah tiada.Saat itu saya benar-benar seperti kalah perang.Entahlah keluarga yang lainnya,yang pasti sedih dan kecewa jadi satu.

Setelah beberapa waltu,akhirnya saya tersadar juga,walau segala usaha seperti sia-sia dan doa serasa tiada guna,kematian tetap bukan kekalahan.Kematian adalah takdir Yang Maha Kuasa,yang cepat atau lambat akan datang kepada kita semua.Teruslah berusaha dan berdoa,karena usaha dan doa yang dilakukan secara maksimal adalah wujud rasa cinta.Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita semua,kalau tidak untuk kitaaling tidak yang terbaik untuk seseorang yang telah pergi meninggalkan kita.

Ya,bila kematian datang menjelang pada siapapun,tak perlu merasa kalah,karena sejatinya kematian adalah teman kita sehari-hari,yang akan datang tepat pada waktunya,seberapapun kita berusaha dan berdoa.