Depok,Tqquk Karangsuwung Tempo Dulu
Tuk,begitu nama daerah yang dulu menjadi bagian dari Desa Karangsuwung ini.Setelah dimekarkan dan terpisah dari Desa Karangsuwung,nama wilayah ini berganti nama menjadi Tuk Karangsuwung.Nama Tuk merujuk pada sebuah sumber mata air yang keluar dari celah-celah tanah dan bebatuan yang biasa disebut Tuk,sebuah sumber mata air yang dibuat oleh Mbah Raden Ardisela sekitar tahun 1800 an Masehi.
Sebelum dikenal sebagai Desa Tuk Karangsuwung,wilayah ini juga biasa disebut Depok.Nama Depok diambil dari singkatan yang berarti orang gede (de) berkelompok (pok),dan dari sinilah nama Depok muncul.Orang-orang gede atau besar di sini dikenal sebagai para pejabat kesultanan,pemangku wilayah,ulama dan para pejuang,yang menjadi motor penggerak dakwah dan perjuangan.Mereka berkelompok untuk membicarakan strategi dakwah Islam agar tetap bisa berkembang di era penjajahan Belanda,sekaligus berusaha mengadakan perlawanan terhadap penjajah yang suka berbuat semena-mena.
Orang-orang gede yang dimaksud adalah Mbah Raden Ardisela,Mbah Muqoyim,keluarga dan teman-teman mereka berdua.Di bawah komando kedua tokoh inilah pendidikan Islam terus berlanjut di tengah-tengah penjajahan yang begitu melarang pendidikan yang berbau agama.Aneka perlawanan terhadap penjajah juga disusun di sini dan dilakukan di seputar wilayah tiga Cirebon.Berbagai perang kecil dan besar demi membela rakyat yang tertindas terjadi berulang kali.
Setelah era Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim berakhir,berlanjut ke generasi selanjutnya yang masih merupakan orang-orang terdekat Mbah Raden Ardisela dan Mbah Muqoyim,sebut saja Raden Rangga Nitipraja (keponakan sekaligus menantu Mbah Raden Ardisela),Raden Muhamad dan Kiai Gozali (menantu Mbah Muqoyim),Mbah Muta'ad (cucu mantu Mbah Muqoyim),Mbah Takrifudin Pemijen (menantu Kiai Mas Khanafi Jaha / cucu mantu Kiai Ardisela Buntet),dan lain sebagainya.
Nama Depok memang nama sebutan yang diberikan untuk Desa Tuk Karangsuwung tempo dulu.Selain berarti singkatan dari kata wong gede ngelompok atau berkumpulnya orang-orang besar,ada juga yang berpendapat jika nama depok ini disematkan karena di Tuk ini dulunya ada padepokan yang dijadikan tempat menggembleng para santri untuk berjuang.Lambat laun nama Depok sudah tidak dikenal lagi dan hanya beberapa orang saja yang masih menyebutnya sebagai Depok,itupun hanya orang-orang tua saja.Masyarakat umum sekarang ini lebih mengenal Depok sebagai Tuk Karangsuwung,sesuai nama resmi desa setelah berdiri menjadi desa sendiri dan terpisah dari Desa Karangsuwung,yaitu menjadi Desa Tuk Karangsuwung.